Fakta Unik Indonesia di Olimpiade 2024, Rekor Susy Susanti Patah

oleh -253 Dilihat
Foto : by Tribunnews.

KILASBABEL.COM – Olimpiade Paris 2024 tentunya memiliki torehan yang cukup positif bagi Indonesia, di mana pada Olimpiade kali ini penyumbang medali emas RI berasal dari luar cabang olah raga (cabor) bulu tangkis.

Adapun medali emas RI pada perhelatan Olimpiade tahun ini disumbang oleh cabor panjat tebing oleh Veddriq Leonardo dan angkat besi oleh Rizki Juniansyah.

Namun, bukan hanya itu saja. Ada beberapa rekor hingga istilah ‘pertama kali’ Indonesia dalam kancah Olimpiade tahun ini. Berikut daftarnya.

1. Pertama Kali Medali Emas dari Panjat Tebing

Medali emas pertama RI pada Olimpiade Paris 2024 disumbang dari cabor panjat tebing oleh Veddriq Leonardo. Veddriq menyumbang medali emas pertama untuk Indonesia melalui cabor panjat tebing nomor speed di Paris pada Kamis (8/8/2024) lalu.

Di babak final, atlet asal Pontianak tersebut mengalahkan andalan China, Wu Peng. Memanjat 15 meter, Veddriq, mencatatkan waktu 4,75 detik untuk mengalahkan Wu Peng.

2. Pertama Kali Medali Emas dari Angkat Besi

Setelah medali pertama Indonesia di Olimpiade Paris 2024 disumbang oleh Veddriq Leonardodari cabor panjat tebing, medali kedua bagi Indonesia disumbang oleh Rizki Juniansyah dari cabor angkat besi pada Olimpiade Paris 2024.

Rizki memenangkan pertandingan angkat besi di kelas 73 kg, dengan total angkatan 354 kg yang terdiri dari 155 kg angkatan snatch dan 199 kg angkatan clean and jerk.

Pada perhelatan olimpiade sebelum-sebelumnya, para atlet angkat besi Indonesia hanya dapat menyumbang medali perunggu hingga perak.

3. Rekor Baru Peraih Emas Termuda di RI

Atlet cabor angkat besi Rizky Juniansyah menjadi atlet Indonesia termuda yang meraih emas di Olimpiade dengan usia 21 tahun 1 bulan. Rizky lsendiri ahir pada 17 Juni 2003.

Rekor ini menggeser Susy Susanti yang sebelumnya meraih emas pada Olimpiade Barcelona 1992 di usia 21 tahun 5 bulan. Kala itu Susy meraih emas di single putri bulu tangkis.

4. Pertama Kalinya Indonesia Mendapat Medali Emas Dari Cabor Berbeda

Pada perhelatan olimpiade sebelum-sebelumnya, Indonesia mendapat medali emas selalu berasal dari cabor bulu tangkis. Namun di olimpiade tahun ini, Indonesia mendapatkan momentum bersejarah karena perolehan dua medali emas dari dua cabang olahraga yang berbeda.

Medali emas pertama disumbang oleh Veddriq Leonardo di cabang panjat tebing dan kedua dari Rizki Juniansyah di cabang angkat besi sukses mempersembahkan medali emas bagi Tanah Air.

5. Pertama Kalinya Atlet Indonesia Mendapat Medali Dari ‘Giveaway’

Pada perhelatan olimpiade tahun ini, ada sedikit kabar mengejutkan, di mana atlet bulu tangkis kategori tunggal putri yakni Gregoria Mariska Tunjung berhasil membawa pulang medali perunggu pada Minggu lalu.

Namun, Gregoria mendapat medali perunggu karena lawannya yakni Carolina Marin dari Spanyol, terpaksa mengundurkan diri karena cedera lutut. Akibatnya, Gregoria dinyatakan menang tanpa bertanding untuk perebutan posisi ketiga.

6. Pertama Kalinya Eko Yuli Irawan Tidak Menyumbang Medali Bagi Indonesia

Atlet angkat besi Eko Yuli Irawan memang sudah lama bertanding di olimpiade yakni sejak 2008 lalu. Eko pertama kali menyumbang medali perunggu pada Olimpiade Beijing 2008. Sejak saat itu Eko selalu menyumbang medali, meski bukan medali emas.

Namun pada olimpiade tahun ini, Eko gagal menyumbang medali untuk Indonesia. Eko gagal membawa pulang medali ke Tanah Air karena gagal dalam melakukan angkatan di Clean and Jerk. Ia mengaku tidak dalom kondisi prima 100% karena masih merasakan cedera.

Pada Rabu lalu, Eko memulai langkahnya di angkatan snatch dengan cukup baik. Dari tiga kali percobaan Eko gagal di angkatan pertama 135 kg, lalu berhasil di angkatan kedua 135 kg.

Di angkatan ketiga, Eko menaikkan angkatan menjadi 139 kg namun kembali gagal. Namun, saat usai angkatan snatch Eko tetap mantap di urutan kedua dan berpeluang merebut medali.

Namun, nasib kurang mujur dialami Eko di angkatan clean and jerk. Eko gagal di tiga kali percobaan angkatan clean and jerk, di mana pertama dan kedua 162 kg, serta yang ketiga 165 kg.

Pada percobaan ketiga angkatan clean and jerk, Eko sempat terjatuh setelah gagal mengangkat beban 165 kg. Bahkan ia langsung memegang paha samping kanannya.

7. Pertama Kali Tunggal Putra Bulu Tangkis Gagal Masuk Perempat Final

Atlet bulu tangkis tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie gagal lolos ke babak perempatfinal atau 16 besar di Olimpiade Paris 2024.

Kegagalan itu didapat Jonatan usai kalah dua pertandingan langsung dari wakil India, Lakshya Sen dengan skor 18-21, 12-21 dalam pertandingan fase grup di Porte De La Chapelle Arena, Rabu, akhir Juli lalu. Terkait kekalahan itu, Jonatan mengaku kecewa dengan penampilannya pada laga penentuan tersebut.

Begitu juga atlet bulu tangkis tunggal putra Indonesia lainnya yakni Anthony Ginting, di mana langkah Ginting harus berakhir di fase grup setelah dikandaskan pemain tuan rumah Toma Junior Popov dalam duel tiga pertandingan.

Ginting menghadapi Popov di laga terakhir Grup H cabor bulutangkis tunggal putra. Bermain di Porte de la Chapelle Arena pada Rabu akhir Juli lalu, Ginting menyerah dengan skor akhir 19-21, 21-17, 15-21.

Dengan kekalahan dari Popov, Ginting berakhir di posisi kedua klasemen grup di bawah Popov usai sekali menang dan sekali kalah. Hanya peringkat teratas yang bisa lolos ke babak selanjutnya.

8. Pertama Kalinya Ganda Putra Bulu Tangkis RI Gagal di Perempat Final

Pada perhelatan olimpiade kali ini, untuk pertama kalinya bulu tangkis kategori ganda putra harus tersingikir dari perempat final. Ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto pun gagal melanjutkan dari perempat final Olimpiade Paris 2024.

9. Catatan Kelam Bulu Tangkis RI di Olimpiade 2024

Pada olimpiade sebelum-sebelumnya, penyumbang medali terbanyak berasal dari cabor bulu tangkis. Namun pada tahun ini, cabor bulu tangkis RI seakan dalam kondisi tidak baik-baik saja.

Bulu tangkis untuk ganda campuran dan ganda putri terpaksa harus tersingkir di fase-fase awal pertandingan. Sedangkan dua tunggal putra juga sudah tersingkir di fase grup. Terakhir ganda putra harus pulang lebih awal sebelum memasuki perempat final.

Hanya tunggal putri yang berhasil menyabet medali perunggu, itu pun karena lawannya cedera sehingga tidak dapat meneruskan pertandingan.

Ini menjadi catatan buruk bagi bulu tangkis Indonesia di Olimpiade Paris 2024.

 

 

Sumber : CNBC INDONESIA RESEARCH

No More Posts Available.

No more pages to load.