KILASBABEL.COM – Alquran merupakan petunjuk utama bagi umat Islam yang menjadi pedoman hidup di dunia dan akhirat. Membacanya tidak hanya memberikan ketenangan jiwa, tetapi juga memiliki keutamaan besar di sisi Allah SWT, sebagaimana dijelaskan dalam hadis Nabi Muhammad SAW.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah, beliau bersabda:
الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ وَهُوَ مَاهِرٌ بِهِ مَعَ السَّفَرَةِ الكِرَامِ البَرَرَةِ، وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أجْرَانِ
Artinya : “Orang yang mahir membaca Alquran, dia berada bersama para malaikat yang terhormat dan orang yang terbata-bata di dalam membaca Alquran serta mengalami kesulitan, maka baginya dua pahala.
Hadis ini menunjukkan bahwa siapa pun yang membaca Alquran, baik yang mahir maupun yang masih belajar dengan penuh kesungguhan, mendapatkan keutamaan tersendiri. Orang yang mahir diganjar kedudukan mulia bersama para malaikat, sementara yang membaca dengan susah payah diberikan dua pahala sebagai bentuk penghargaan atas usahanya.
Keutamaan lain pembaca Alquran juga dijelaskan dalam hadis dari Abu Musa al-Asy’ary. Rasulullah SAW bersabda:
وَعَنْ أَبِي مُوْسَى الأَشْعَرِي – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ مَثَلُ الأُتْرُجَّةِ : رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ ،وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ : لاَ رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ ، وَمَثلُ المُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثلِ الرَّيحَانَةِ : رِيْحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ ، وَمَثَلُ المُنَافِقِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثلِ الحَنْظَلَةِ : لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Abu Musa Al-Asy’ary radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Permisalan orang yang membaca Alquran bagaikan buah utrujah, bau dan rasanya enak. Permisalan orang mukmin yang tidak membaca Alquran bagaikan buah kurma, tidak beraroma, tetapi rasanya manis. Permisalan orang munafik yang membaca Alquran bagaikan raihanah, baunya menyenangkan, tetapi rasanya pahit. Permisalan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an bagaikan hanzhalah, rasa dan baunya pahit dan tidak enak” (HR Bukhari-Muslim).
Membaca Alquran tidak hanya menjadi ibadah yang berpahala besar, tetapi juga menjadi ciri keimanan seseorang. Bagi umat Islam, membaca dan memahami Kitabullah secara konsisten adalah bentuk amal yang akan mengangkat derajat di dunia dan akhirat. (*)