Pangkalpinang – Kilas Babel – Hasil visum jenazah Raju (17), yang beberapa hari lalu ditemukan mengapung di alur Sungai Jembatan Emas Pangkalpinang, Rabu (8/12) lalu mengejutkan banyak pihak.
Informasi yang dihimpun kb.com, hasil visum yang dilakukan pihak RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang, di tubuh jenazah warga Desa Belilik Kecamatan Namang Kabupaten Bangka Tengah itu ditemukan luka sobek horizontal sebelah kiri pada kulit kepala sepanjang kurang lebih 15 cm. dan lebar 2 cm.
Selain itu, terdapat luka remuk berlubang pada tengkorak kepala sebelah kiri dan mengeluarkan darah diduga akibat hantaman benda tumpul. Kemudian terdapat luka sayatan di bagian kening atas, dengan panjang kurang lebih 2 cm akibat goresan benda tajam.
Hasil visum ini juga dibenarkan Kapolres Pangkalpinang, AKBP Dwi Budi Murtiono. Namun, katanya, pihak kepolisian belum bisa menyimpulkan apakah korban merupakan korban pembunuhan atau lainnya.
“Kalau sesuai visum demikian, tetapi dengan belum jelasnya penyebab kematiannya apakah akibat itu (dibunuh*red) atau hal yang lainnya, maka kita melakukan penyelidikan agar nantinya kita tidak salah dalam menentukan penyebab kematiaanya dan proses berikutnya,” ujar Kapolres kepada kb.com, Kamis (9/12).
Kasat Reskrim Polres Pangkalpinang, AKP Adi Putra menambahkan, sebelumnya korban ditemukan tewas mengapung di alur sungai Jembatan Emas Jalan Jembatan Emas Kelurahan Ketapang Kecamatan Pangkalbalam Kota Pangkalpinang.
Sebelum ditemukan tewas, kata Adi Putra, berdasarkan keterangan saksi Fadlin yang masih keluarga korban, pada Minggu (5/12) sore, korban pergi main bersama temannya yakni Syawal dan Sulung dari Desa Belilik menuju Pangkalpinang menggunakan sepeda motor dan nongkrong di Jembatan Emas sambil minum arak.
Tidak lama kemudian, lanjut Adi Putra, korban pergi meninggalkan teman-temannya yang lagi nongkrong di Jembatan Emas dengan alasan mau membantu teman korban yang sepeda motornya lagi rusak, yang mana lokasinya tidak jauh dari Jembatan Emas.
Namun tak beberapa lama setelah itu Syawal dan Sulung pun menyusul korban dengan maksud mau mengajak bermain billyard. Setelah bertemu dan mengajak korban untuk pergi main billyard, namun korban menolak dengan alasan tidak bisa meninggalkan sepeda motor teman korban yang sedang rusak.
“Kemudian Syawal dan Sulung sempat menyarankan agar sepeda motor tersebut ditinggal saja, namun korban kembali menolak karena takut kalau motor tersebut hilang, akhirnya Syawal dan Sulung bersepakat dengan korban agar korban menyusul saja ketempat main billyard Kobra Pasir Putih, kemudian Syawal dan Sulung meninggalkan korban. Setelah itu, Syawal dan Sulung pun menunggu di billyard Kobra, namun korban tidak kunjung datang, setelah lama menunggu, Syawal dan Sulung sepakat untuk kembali lagi ke jalan Jembatan Emas untuk menyusul korban, namun korban sudah tidak ada lagi di Jalan jembatan emas, dimana korban sedang menunggu sepeda motor teman korban yang sedang rusak. Setelahnya, rekan korban pun kembali ke Desa Belilik dan pulang kerumah,” bebernya.
Kemudian, lanjut Adi Putra, pada Selasa (7/12), Syawal dan Sulung kembali ke Jalan Jembatan Emas untuk mencari korban, karena korban tidak kunjung pulang. Hanya saja, keduanya tetap tidak menemukan korban, kemudian mereka pun kembali lagi ke Desa Belilik dan memberitahu keluarga korban bahwa korban belum kembali selama dua hari.
Kemudian keesokan harinya Rabu (8/12), tambah Adi Putra, keluarga korban Fadlin dan Naili pergi untuk mencari korban ke Jalan Jembatan Emas untuk mencari korban dan akhirnya keduanya menemukan korban di alur sungai Jembatan Emas dalam keadaan terapung dan sudah tidak bernyawa.
“Setelah itu jenazah Raju pun dibawa ke RSUD Depati Hamzah untuk dilakukan pemeriksaan. Setelah itu, korban dikembalikan ke keluarganya karena keluarga menolak untuk dilakukan otopsi,” tukas Adi Putra. (dom007)