Pangkalpinang – Kilas Babel – Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), I Gede Merta Yoga Pratama, berhasil mengembangkan aplikasi yang bermanfaat besar bagi nelayan dan penghobi mancing. Nama aplikasi tersebut adalah FishGo. Aplikasi buatannya memiliki tingkat akurasi hingga 84 persen dan produktivitas tangkapan mencapai 120 kg ikan per harinya.
FishGo merupakan aplikasi pelacak posisi ikan berbasis sistem penginderaan jauh dan navigasi. Aplikasi ini memungkinkan nelayan untuk menemukan daerah tangkapan dengan lebih mudah dan akurat.
Aplikasi ini dirancang untuk membantu nelayan tradisional untuk mengetahui titik kumpul ikan. Lokasi ikan yang telah diketahui turut mengurangi penggunaan bahan bakar untuk melaut menjadi lebih efisien. Sebab, nelayan tidak perlu lagi berkeliling untuk menemukan titik kumpul ikan.
Terinspirasi Game Pokemon Go
Ide pembuatan FishGo sendiri sudah terpikirkan sejak tahun 2016. Pada waktu itu, Yoga, begitu sapaannya, sedang melakukan praktik lapangan di Balai Penelitian dan Observasi Laut, Jembrana saat masa studi S1 Ilmu Kelautan Universitas Udayana, Bali.
Pada saat riset lapangan, Yoga menemukan sebanyak 25 persen masyarakat miskin berasal dari kalangan nelayan, spesifiknya adalah nelayan tradisional. Berangkat dari keresahan terhadap kesenjangan hidup masyarakat Bali tersebut, Yoga berinisiatif untuk membantu para nelayan dalam meningkatkan produktivitasnya.
“Ide awalnya itu memang dari keresahan saya dan teman-teman. Dulu kita di kampus karena kuliahnya kelautan di Bali, lautnya dekat. Bali identitasnya pantai. Kebetulan waktu itu kami lagi riset lapangan dan survei masyarakat pesisir,” cerita Yogya seperti dikutip dari detikEdu, Jumat (24/12).
Pemuda 25 tahun ini melanjutkan, pada saat itu game online Pokemon Go sedang booming-boomingnya. Ia pun berpikir bagaimana jika nelayan mencari ikan menggunakan sistem kerja seperti dalam game Pokemon Go. Di mana titik ikan sudah diketahui sehingga mereka tidak perlu lagi berputar-putar untuk mencari titik kumpul ikan. Lalu muncullah ide FishGo.
Yoga bersama kedua temannya menuangkan ide tersebut dalam karya tulis ilmiah dan diikutsertakan dalam kompetisi.
“Tahun 2017 kami buat karya tulis itu. Akhirnya kami menang di karya tulis ilmiah di Provinsi Bali, kita juara 1 dan ikut pendanaan di sana dan barulah kita membuat prototipe,” kenangnya.
Tak hanya sampai di situ, setahun kemudian, pada tahun 2018, Yoga dan tim ikut serta dalam akademi startup milik salah satu perusahaan operator jaringan seluler dan meraih penghargaan best of the best. Hingga akhirnya mereka dikontrak oleh pemerintah kabupaten Badung, Bali dengan model bisnis B2G atau Business to Government.
Sistem Kerja Alat Pendeteksi Ikan
Yoga yang saat ini menempuh pendidikan magister Oseanografi di Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) ITB ini menjelaskan, sistem kerja FishGo berbasis pada penginderaan jauh dan navigasi berbekal ilmu Oseanografi yang dimilikinya. Biomassa ikan diprediksi dengan memanfaatkan teknologi sonar.
“Kita pakai sensor gelombang akustik, fungsinya seperti sonar, jadi setiap ada ojek terdeteksi oleh sonar akan diterima oleh receiver. Itu nanti diolah menggunakan sistem Internet of Things (IoT),” terangnya.
Sistem pendeteksi ikan tersebut diberi nama Patriot yang merupakan singkatan dari Pendeteksi Area Tangkapan Ikan Berbasis Internet of Things. Patriot yang digunakan saat ini adalah Patriot (NBM-20). Alat berbasis Internet of Things (Iot) ini terhubung ke Aplikasi FishGo dan mampu mendeteksi biomassa ikan. Ikan yang terdeteksi akan ditampilkan pada fitur FishFinder di Aplikasi FishGo sehingga nelayan mengetahui posisi aktual gerombolan ikan.
Sudah Bantu Hampir Dua Ribu Nelayan
Aplikasi FishGo saat ini sudah membantu 1.983 nelayan di Badung, Karang Asem, Buleleng, dan wilayah perairan Bali. Rata-rata hasil tangkapan ikan mencapai 120 kg per harinya. Saat ini sudah ada 1.156 titik koordinat yang dicatat dalam aplikasi FishGo.
Tim yang awalnya dikelola oleh Yoga dan kedua temannya kini sudah dikembangkan bersama 10 orang lainnya. Sehingga ada 13 personil pengelola FishGo yang kini sudah menjadi perseroan terbatas.
Produk inovasi tersebut diharapkan dapat menjangkau seluruh nelayan di Bali dan berbagai nelayan di Indonesia lainnya, khususnya wilayah Indonesia Timur, ujar Yoga. Alat Patriot juga akan dikembangkan lagi terlebih di bagian casing yang saat ini masih menjadi kendala.
Yoga yakin bahwa keinginan untuk berbagi kepada masyarakat dengan tulus pasti akan ada jalannya. Menurutnya, setiap anak muda Indonesia memiliki potensi, hanya saja yang membedakannya dengan yang lain adalah pola pikirnya.
“Saya yakin anak muda Indonesia ini punya keunggulan masing-masing, kreativitas masing-masing, tapi yang menjadi berbeda adalah pola pikir anak muda sekarang. Sangat sedikit yang berani memulai membuat sesuatu yang baru yang bisa dimanfaatkan oleh orang banyak,” ujar Yoga.
Selain tersedia dalam bentuk aplikasi, FishGo juga dapat dilihat melalui website fishgo.id. (i3)
Sumber : detik.com
Foto : fishgo.id
Editor : Ghenies