Jakarta – Kilas Babel – Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCP-PEN) Airlangga Hartarto menargetkan program vaksinasi Covid-19 yang menyasar anak usia 6-11 tahun rampung pada kuartal pertama tahun depan atau sekitar Maret 2022.
Mengutip dari cnnindonesia.com, pemerintah telah memberikan lampu hijau bagi pemerintah daerah untuk vaksinasi Covid-19 yang menyasar sekitar 26,5 juta anak-anak usia 6 sampai 11 tahun. Vaksinasi anak telah dilakukan sejak 14 Desember lalu.
“Kita memulai vaksinasi anak beberapa hari lalu, dan ditargetkan di kuartal pertama, [vaksinasi] anak-anak bisa diselesaikan karena ini merupakan dosis pertama,” kata Airlangga saat mengunjungi sentra vaksinasi anak di SDN Kemanggisan 05 Pagi, Jakarta Barat, Jumat (31/12).
Airlangga menyebut program vaksinasi pada anak ini sebuah keharusan, mengingat sektor pendidikan sudah mulai membuka program pembelajaran tatap muka (PTM).
Terlebih saat ini Indonesia telah mengidentifikasi 68 kasus Covid-19 varian Omicron. Puluhan kasus Omicron di Indonesia itu mayoritas imported case dari 60 WNI pelaku perjalanan luar negeri, 7 WNA, dan satu kasus transmisi lokal di DKI Jakarta.
Adapun salah satu daerah yang diberikan izin vaksinasi anak adalah mereka yang telah mencapai target minimal 70 persen dosis pertama pada total sasaran daerah. Serta capaian vaksinasi minimal 60 persen dosis pertama pada sasaran warga lanjut usia.
“Diharapkan bahwa kekebalan kita menghadapi pandemi covid-19 ini bisa teratasi, terutama menghadapi varian baru Omicron. Sehingga vaksinasi itu merupakan suatu keharusan,” ujar Menko Perekonomian itu.
Vaksinasi anak usia 6-11 tahun sudah berjalan di sejumlah daerah, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan sejumlah daerah lainnya.
Sempat terjadi kasus kematian anak usai menjalani vaksinasi. Seorang siswa SDN Gedangan di Mojowarno, Jombang, Jatim Muhammad Bayu Setiawan (12) dilaporkan meninggal dunia usai menerima vaksin Covid-19 jenis Pfizer.
Namun, Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) menyatakan hasil investigasi dan analisis kasus kematian anak tersebut tidak terkait vaksin Covid-19.
Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari menyebut pihaknya telah menerima laporan dari Komisi Daerah KIPI Jombang terkait kronologis dan laporan vaksinator serta penyelidikan klinis kasus ini. Hasilnya, menurutnya belum ada cukup bukti yang menunjukkan bahwa kematian siswa tersebut terkait pemberian vaksin. (bond)
Sumber : cnnindonesia.com
Foto : mediaindonesia.com
Editor : Meta