Wihelmina Park, Taman Bernilai Sejarah yang Wajib Dikunjungi Pelancong

oleh -386 Dilihat

Pangkalpinang – Kilas Babel – Wihelmina Park atau biasa disebut Taman Sari merupakan salah satu ruang terbuka hijau (RTH) yang ada di Kota Pangkalpinang. Taman dengan pepohonan tinggi menjulang ini mudah untuk dikunjungi karena lokasinya yang strategis di pusat kota.

Taman ini posisinya bersebelahan dengan alun-alun Taman Merdeka (ATM) dan rumah dinas wali Kota Pangkalpinang. Jika Anda dari Bandara Depati Amir, maka dibutuhkan waktu lebih kurang 20 menit berkendara untuk mencapai lokasi ini.

Tugu berundak yang ada di kawasan Wihelmina Park. (foto : istimewa)

Nilai sejarah menjadi salah satu faktor mengapa taman ini wajib dikunjungi pelancong. Selain menghadirkan suasana yang teduh dengan semilir angin, taman ini juga dilengkapi fasilitas yang cukup lengkap, mulai dari kuliner, fasum publik dan arena permainan anak.

Sejarawan Pangkalpinang, Akhmad Elvian mengungkapkan, Wilhelmina Park, dirancang oleh Van Ben Benzenhorn, dan dibangun sejak 3 September 1913 ketika ibu kota Keresidenan Bangka dipindahkan dari Kota Mentok ke Kota Pangkalpinang.

Kawasan ini merupakan fasilitas pendukung dari rumah Residen yang berfungsi sebagai taman, konservasi tanaman, tempat berolahraga ringan dan tempat berangin-angin (zich onspannen). Wilhelmina merujuk pada nama Ratu Kerajaan Belanda yang digunakan sebagai penghormatan dari para pejabat di daerah koloni ketika itu.

“Awalnya Rumah Dinas Residen Bangka merupakan rumah Dinas Kepala Administratur Distrik Pangkalpinang atau rumah Controleur Pangkalpinang. Karena rumahnya digunakan sebagai kediaman residen, maka dibangunlah rumah dinas baru yang sekarang dikenal sebagai Woonhuis te di sisi utara,” ujar Akhmad yang juga mantan kepala Dinas Pariwisata Pangkalpinang.

Aktivitas Masyarakat menikmati suasana Wihelmina Park (Foto : merahputih)

Kemudian Wilhelmina Park berganti nama menjadi Tamansari setelah masyarakat Bangka Belitung menyambut berita kemerdekaan Indonesia.

“Pekik merdeka kemudian menggema di mana-mana dan oleh masyarakat Bangka dan Belitung tidak hanya diucapkan sebagai salam nasional melainkan kemudian dimanifestasikan atau disimbolkan dalam pemberian nama-nama tempat atau nama geografis,” sebut Akhmad.

Jalan yang dibangun antara alun-alun Selatan dengan Rumah Residen, diubah namanya dari Resident straat menjadi “jalan Merdeka”, kemudian wilhelmina park juga diubah namanya menjadi “Tamansari”.

Selanjutnya di lokasi Tamansari juga dibangun satu Tugu yang diberi nama Tugu Merdeka. Sejak beberapa tahun lalu, tugu nama Wilhelmina Park kembali dibangun di bagian sisi kiri Tamansari. Sayangnya papan nama tersebut terhalang dengan lapak pedagang dan parkiran kendaraan. (ge2)

Sumber : berbagai sumber

Foto : terkutip

Editor : Leona

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.