Rinal Dhuri, Dokter Viral Dengan Hashtag “Bayar Seikhlasnya”

oleh -233 Dilihat

KILAS BABEL.COM – Menjadi seorang dokter merupakan cita-cita yang banyak diinginkan banyak orang. Selain dapat menolong orang, profesi ini juga dikenal menjanjikan secara finansial. Biaya berobat pun saat ini menjadi dirasa semakin mahal, di tengah terpaan pandemi yang berlangsung dua tahun lebih. Namun ada satu dokter di Kota Depok yang rela dibayar seikhlasnya. Bukan hanya dengan uang, tapi dokter ini juga pernah dibayar dengan sayur mayur.

Ya, dokter itu bernama Rinal Dhuri yang membuka praktik di sebuah ruko di kawasan Cilodong, Depok. Dokter asal Aceh itu menuturkan, alasan dirinya membuka praktik dengan bayar seikhlasnya karena semata ingin menolong sesama. Dia menyadari saat ini banyak orang yang tidak mampu untuk berobat.

“Saat saya menjadi dokter itu sebenarnya berniat tidak mau dibayar. Niat dari hati saya ingin membahagiakan orang. Mungkin saya melihat kebahagiaan orang mungkin bahagia bagi saya,” kata Rinal, Minggu (2/1).

Awal mula viralnya dirinya dibayar seikhlasnya bermula ketika Rinal membuat sebuah video, yang isinya jika ada warga yang akan berobat ke kliniknya dengan bayar seikhlasnya. Video tersebut dibuat sekitar bulan November 2021. Kurang dari sepekan, video itu viral dan banyak warga yang datang untuk berobat ke kliniknya. Rinal mulai praktik di kawasan Cilodong sejak tahun 2017.

“Awal saya buka praktik di Cilodong tahun 2017 saya tidak pernah ngambil jasa, paling mereka (pasien) bayar obatnya saja,” ungkapnya.

Sebagai seorang dokter, Rinal mengaku tidak mengejar materi. Melihat pasiennya senang setelah sembuh adalah hal yang membuatnya puas. Rinal menuturkan, menjadi berguna untuk sesama adalah hal terbaik.

“Saya enggak dapat materi tapi dapat pahala dari Allah, mungkin doa mereka (pasien) yang paling penting bagi saya,” akunya.

Selama praktik menjadi dokter, Rinal banyak bertemu orang dengan kemampuan finansial berbeda. Dan dia pun tidak mematok harga kepada seluruh pasiennya. Bahkan jika pasiennya tidak memiliki uang, Rinal pun tidak memaksa untuk membayar dengan uang. Dia bahkan seringakali dibayar dengan buah, sayur dan roti. Niat tulus Rinal pun banyak membawa keberkahan. Dia banyak juga mendapat bantuan berupa alat kesehatan dari orang-orang tak dikenal.

“Itu mungkin rezeki saya itu, saya terima dengan iklas. Atas izin Allah kita enggak pernah kurang. Ada juga yang ngebantuin masker, sarung tangan. Itu semua dari orang yang saya enggak kenal, tapi mereka menghubungi saya mau membantu untuk beramal. Ruko ini juga punya pasien saya,” ceritanya.

Rinal menuturkan, dia tidak pernah bertanya berapa rupiah yang diberikan pasien padanya. Dia percaya jalan rejekinya sudah diatur Yang Maha Kuasa.

“Waktu mereka berobat di sini berapa bayar saya enggak pernah nilai. Saya enggak pernah lihat, saya juga enggak pernah nanya sama asisten saya. Dan itu membeli kembali obat-obatan,” katanya.

Dokter Rinal Dhuri adalah lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama, Aceh angkatan 2007. Orang tuanya adalah Anwar Hasan dan Ukhrawiyah. Dia lahir di Desa Pante Gajah Matang Glumpang Dua, Kabupaten Biren, Aceh.

“Saya anak keempat dari lima bersaudara. Di dalam keluarga, hanya saya dan adik saya yang nomor lima yang berprofesi sebagai dokter,” ungkapnya.

Rinal menempuh pendidikan dokter selama enam tahun. Setelah lulus, dia sempat berpindah beberapa tempat. Kemudian Rinal memilih untuk mengabdi (intrenship) di daerah terpencil.

“Kebetulan saat itu saya dapat di daerah Kepahiang Bengkulu,” katanya.

Saat intrenship, Rinal harus menempuh perjalanan berjam-jam untuk sampai ke permukiman. Jalan yang dilalui pun sangat terjal dan hanya bisa ditempuh dengan motor modifikasi. Tak jarang dia bertemu dengan binatang di perjalanan. Biasanya Rinal berangkat pagi dari tempat tinggalnya dan baru pulang tengah malam.

“Perjalanan yang ditempuh bisa memakan waktu 4-5jam ke daerah pegunungan Bengkulu, dengan menggunakan motor yang sudah dimodifikasi supaya bisa melawati jalan yang rusak karena tidak bisa dilalui oleh motor normal seperti biasa. Biasanya saya berangkat pagi, bisa pulang tengah malam. Banyak binatang buas seperti ular yang saya jumpai,” ungkapnya.

Setelah selesai mengabdi, Rinal pun pindah ke Depok, Jawa Barat. Awalnya dia bekerja di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta.

“Sampai akhirnya saya memilih untuk membuka praktik pribadi,” ucapnya.

Pada masa kecil, Rinal ternyata sempat membantu orang tua dengan berjualan. Dia mengingat saat itu finansial keluarganya masih terbatas.

“Saya dulu waktu SD saya sempat jual jambu di sekolah untuk jajan di waktu istirahat sebelum orang tua saya dapat kerjaan. Jangankan untuk berobat, untuk makan aja kadang saya susah,” kenangnya.

Sejak kecil Rinal memang memiliki cita-cita menjadi seorang dokter. Dia pun sangat bersyukur cita-citanya kini terwujud.

“Dari kecil memang saya ingin jadi dokter. Alhamdulillah terkabul,” ucapnya bersyukur.

Sebagai seorang dokter dia memiliki tujuan sendiri yaitu berbuat baik kepada sesama. Dia akan sangat senang bisa berbagi dengan sesama dan diyakini rejeki pun akan mengalir.

“Berbuat baik kepada sesama tujuan hidup saya. Meningkatkan level ibadah, salah satunya dengan berbagi. Insya Allah akan ditingkatkan level rezeki oleh Allah SWT,” pungkasnya. (i3)

 

 

Sumber : merdeka.com

Foto : detik.com

Editor : Meta

No More Posts Available.

No more pages to load.