KILAS BABEL.COM – “Kaciiiiiipppppp!” Masih ingat dengan kata itu? yah, generasi 80-an sampai 90-an di Bangka sekiranya tak asing dengan istilah tersebut. Sebuah istilah yang identik dengan permainan tradisional Sembilun.
Kalau bicara mengenai permainan tradisional, masyarakat Bangka, dulunya dikenal sangat kreatif dalam menciptakan permainan bagi anak-anak. Tidak ada gedged belum ada internet, fokus anak-anak Bangka jaman dulu hanya sekolah, mengaji atau ibadah, bermain dan tidur. Itulah rutinitas harian yang kerap dilewati generasi anak jaman dulu.
Jenis dan ragam permainan tradisional di Bangka memang cukup dinamis. Hampir keseluruhan permainan tradisional anak-anak jaman itu mengandalkan kreativitas, gerak dan motorik. Mulai dari permainan Sembunyi Gong, Cak Ingking, Sembilun, Enggrang, Gasing, Congklak, Betet (Ketapel) dan sebagainya.
Giapul Prabungga, salah satu peminat permainan tradisional Bangka mengatakan, rata-rata seluruh jenis permainan anak generasi 80-an hingga 90-an memang hampir serupa di seluruh wilayah Nusantara. Ia mencontohkan, beberapa permasinan seperti Enggrang, Ketapel, Gasing, juga ditemui di wilayah lain di luar Bangka.
“Permainan tradisional ini kan sifatnya adaptif. Karakter perkembangan permainan tradisional juga biasanya menyesuaikan dengan kondisi geografis, sosial dan demografi masyarakat. Nah kalau untuk di Bangka sendiri, sebagian besar permainan tradisional lebih mengandalkan gerak dan motorik,” ungkap Giapul saat diskusi ringan dengan kilasbabel.com, Minggu (23/1).
Pria yang akrab disapa Gangga ini menambahkan, masyarakat Bangka Belitung umumnya merupakan masyarakat yang terbuka dengan asimilasi. Berkenaan dengan itu, permainan tradisional yang berkembang di Pulau Timah ini juga banyak berasa dari adaptasi dari luar.
Saat disinggung mengenai keberlangsungan dan pelestarian permainan tradisional ini, Gangga menegaskan, sebenarnya pemerintah daerah sudah memiliki kepedulian. Buktinya di beberapa ajang olahraga tingkat daerah, beberapa permainan tradisional sudah menjadi cabang yang diperlombakan.
“Masalah pelestarian ini sebenarnya tugas kita semua. Bukan hanya pemerintah. orang tua dan guru di sekolah juga punya kewajiban, minimal mengenalkan permainan tradisional kepada anak. Makanya saya mendorong Institusi Pendidikan mulai dari dinas terkait maupun pihak sekolah untuk merilis muatan lokal yang konten isinya mendekatkan anak kepada permainan-permainan tradisional,” ungkap Giapul.
Di lain pihak, lanjutnya, orang tua juga didorong untuk mengenalkan kepada anak. Termasuk misalnya, pihak pemerintahan di wilayah seperti pemerintah desa/kelurahan, bersama karang taruna maupun organisasi lain didorong untuk mengagendakan penyelenggaraan permainan tradisional secara berkelanjutan.
“Jangan hanya turnamen olahraga atau turnamen play station atau game online. Sekali-sekali selenggarakan permainan tradisional kepada anak-anak di wilayah masing-masing. Banyak jenis banyak cara, mudah, murah dan meriah tentunya. Anak-anak kita pasti suka,” pungkas Giapul.
Beberapa jenis permainan tradisional di Bangka :
- Sembunyi Gong
- Sembilun
- Ular Naga
- Congklak
- Enggrang
- Cak Ingking
- Betet (ketapel)
- Senapang bambu peluru kebang jambu
- Lompat Karet
- Bekel
- Setal/kelerang/gundu
- Layang-Layang
- Bakiak
- Gasing
- Gebuk Bantal
- Lipar Kasut Gong
- Tak-Tek
- dll. (roll)
Foto : istimewa
Editor : Ghenies