KILAS BABEL.COM – Jumlah kasus DBD di Bangka Barat mengalami peningkatan. Pada tahun 2021 kasus DBD Bangka Barat berjumlah 153 kasus, sedangkan tahun 2022 sampai dengan awal Februari kasus DBD sudah mencapai 99 kasus.
Ketua Satgas DBD Bangka Barat, Achmad Nursyandi, S.Far., Apt, MPH., mengatakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3 M masih menjadi senjata ampuh dalam mengendalikan DBD.
“3M, menguras, Menutup, dan Mengubur masih jadi senjata ampuh dalam mengendalan DBD di Bangka Barat. Dalam hal ini memang dibutuhkan sinergi bersama untuk mengendalikan DBD di Bangka Barat,” tuturnya.
Penanganan DBD Kata Achmad butuh perhatian seluruh pihak. Menurutnya, kendati baru berjalan lebih kurang 2 bulan, tapi kasus kejadian DBD di Bangka Barat sudah mencapai 99 kasus.
“Terkhusus masyarakat, secara mandiri pastikan rumahnya bebas dari jentik nyamuk , baik di dalam maupun di luar rumah. Kasus tertinggi di Bangka Barat berada di wilayah Kecamatan Mentok. Dalam hal ini, kami dari satgas DBD Bangka Barat dibentuk untuk aktif mensosialisasikan dan menangani kasus secara masif. Hal-hal yang kami lakukan adalah memaksimalkan pemberdayaan masyarakat dalam advokasi bebas jentik, abatisasi, foging fokus, dan promosi baik secara langsung maupun tidak langsung,” jelas Achmad.
Achmad Nursyandi juga menjelaskan bahwa timnya juga membentuk tim jumantik (juru Pemantau Jentik) sekolah.
“Tim ini beranggotakan anak-anak sekolah. Dan tugasnya adalah memantau jentik-jentik DBD di tempat yang potensial berkembanganya jentik seperti timbunan sampah, genangan air, dan bak mandi di sekolah. Harapannya semoga DBD ini segera berlalu dan tidak menjadi pandemi baru,” tutupnya.
Sumber : portal.bangkabaratkab.go.id
Foto : ilustrasi/NET
Editor : Putra Nalendra