KILAS BABEL.COM – Perkembangan dunia medis Tanah Air di era sekarang menunjukkan fakta yang cukup menggembirakan. Mulai dari layanan yang diberikan hingga sarana prasarana penyelenggaraan. Di sisi lain, hal yang paling urgent untuk diketengahkan adalah bagaimana kita menanti kiprah-kiprah tenaga medis, khususnya dokter, yang saat ini tak hanya piawai dalam cabang keilmuan medik yang ia tekuni, namun kita bisa melihat, beberapa personal dokter yang juga mumpuni di bidang lain sehingga membuat mereka dikenal publik.
Berbicara mengenai kiprah dan peran tenaga kesehatan khususnya dokter, banyak hal menarik untuk kita simak. Jika di kancah nasional, kita tahu beberapa sosok dokter yang multi talenta, di daerah khususnya di Bangka Belitung, ternyata ada beberapa dokter juga yang memiliki skil lain dan bahkan sangat profesional di luar tugasnya sebagai seorang dokter.
Di Kota Pangkalpinang contohnya. Ada satu sosok dokter yang cukup menarik perhatian kilasbabel.com. Selain mengemban tugas sebagai seorang dokter spesialis, sosok dokter perempuan satu ini diam-diam ternyata memiliki lisensi di bidang hipnoterapi.
Yah, drg. Hj. Suniti, Sp.PM, itu nama lengkap dan titelnya. Keseharian aktivitas drg. Suniti memang banyak dihabiskan di RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang. Maklum saja, ibu anak satu ini memang bertugas di rumah sakit tersebut sebagai dokter gigi sekaligus dokter spesialis penyakit mulut. Tak sembarangan spesialis, lulusan Universitas Padjajaran Bandung ini juga aktif sebagai seorang motivator kesehatan dimana ia banyak terlibat di kegiatan-kegiatan seminar kesehatan yang membuat dirinya cukup dikenal di kalangan tenaga medis.
Dokter yang juga mengemban amanah sebagai Ketua Dharmawanita Persatuan (DWP) Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini memiliki banyak pengalaman selama berprofesi sebagai seorang tenaga medis. Kepada kilasbabel.com, Minggu (10/4), drg. Suniti menyampaikan beberapa prespektifnya dalam pelayanan bidang kesehatan di daerah.
Ia mengaku, selama bertugas sebagai seorang dokter gigi maupun sebagai seorang dokter spesialis penyakit mulut, banyak hal-hal yang menjadi catatan dan pertimbangannya sehingga ia mampu berupaya memberikan pelayanan kesehatan secara optimal kepada pasien (masyarakat). Pengalaman puluhan tahun berkecimpung dan dekat dengan masalah kesehatan seolah membuka kesadaran dirinya untuk memberikan alternatif terbaik sehingga dalam pemberian pelayanan kesehatan, pasien merasa nyaman, percaya diri, optimis dan berkeyakinan untuk mencapai kesembuhan.
“Tidak hanya mengobati. Seorang dokter harus mampu menjadi advokat di bidang kesehatan bagi pasien. Dokter menjadi pendamping bagi pasien, memberikan edukasi, menjelaskan dengan detil apa saja yang akan dilakukan oleh dokter terhadap pasien sampai pasien paham, memberikan informasi, memberikan support, memberdayakan pasien, mengajari problem solving skills, pendekatan kepada pasien, keluarga pasien, dan komunitasnya. Selain itu, mampu secara holistik melihat pasien secara keseluruhan biopsikososialculturalspiritual. Tidak hanya memeriksa, memberikan resep dan memberi obat, tetapi juga berinteraksi berbagai faktor munculnya penyakit, dampak penyakit bagi pasien dan keluarganya,” papar istri Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Dr. H. Agus Suryadi, M.Si ini.
Ia melanjutkan, dokter mau tidak mau harus mampu menangani pasien secara komprehensif yaitu promotive, preventive, curative, rehabilitative dan palliative care. Palliative care untuk pasien terminal (yang tidak bisa disembuhkan) bertujuan untuk mempertahankan kualitas hidup dan mencapai good death, hingga memberikan konseling duka cita. Dokter ini berkerja di komunitas dan secara berkesinambungan serta berkelanjutan mengikuti perjalanan kesehatan pasien. Tentunya bekerjasama dengan primary care, secondary care dan tertiary care. Sehingga pasien yang belum sakit bisa dilakukan upaya promotif dan preventif, ketika sudah sakit dapat dirujuk dengan tepat. Pasien menjadi lebih puas dengan layanan kesehatan primer dan biaya kesehatan bisa ditekan.
Namun untuk mencapai apa yang ia jelaskan di atas, terkadang banyak kendala yang dihadapinya. Ia mengaku, kadang ketika berkomunikasi dengan pasien, banyak aspek yang menjadi penghambat, mulai dari sikap pesimis pasien yang terkadang muncul, ketakutan-ketakutan atas tindakan medis, ketidakpercayaan diri pasien dan hal-hal non teknis lainnya menjadi penghalang yang akan menghambat proses medis sehingga pasien dapat bertahan dan sembuh dalam penyakitnya.
“Berangkat dari kegamangan atas kondisi pasien tersebut, serta berkaca pada pengalaman medis yang saya berikan bertahun-tahun, akhirnya saya coba cari alternatif yang sekirnya dapat memudahkan saya memberikan pelayanan kepada pasien secara efektif dan efisien. Nah, di suatu kesempatan, saya `berkenalan` lah dengan hipnoterapi. Singkatnya, saya coba mendalami bidang ini dengan segala sumber daya yang dimiliki hingga saya berhasil mendapatkan lisensi dari BNSP sebagai Juru Hipnoterapi setelah saya mengikuti kursus Indonesia hypnosis center (IHC) Februari 2022 lalu,” urai drg. Suniti.
Pemegang lisensi hipnoterapi satu-satunya di Bangka Belitung ini menjelaskan, pada prinsipnya, hipnoterapi berkerja sebagai alat untuk menghapus aspek negatif dalam pikiran, sekaligus memasang hal-hal positif yang akan membuat seseorang lebih baik dari sebelumnya. Dengan hipnoterapi, seseorang bisa menghilangkan segala hal buruk yang ingin ia hilangkan dari pikiran, perasaan dan perilaku. Dengan hipnoterapi, seseorang juga bisa menanamkan pikiran, perasaan dan perilaku baru yang baik.
“Banyak orang mengatakan bahwa hipnoterapi adalah cara cepat untuk mengatasi masalah pikiran, perasaan dan
perilaku. Namun jangan bayangkan hipnoterapi bisa mengubah Anda dalam waktu sedetik seperti pesulap mengubah merpati menjadi kelinci dalam sekejap mata. Hipnoterapi merupakan metode yang tercepat apabila dibandingkan dengan metode psikoterapi konvensional. Misalnya dalam psikoterapi konvensional membutuhkan paling tidak 12 kali pertemuan untuk menyembuhkan fobia dan trauma, sedangkan dengan hipnoterapi biasanya hipnoterapis hanya membutuhkan 1 sampai 2 kali pertemuan saja untuk mengatasi fobia dan trauma sampai tuntas,” papar drg Suniti.
Saat disinggung apakah hipnoterapi yang telah ia kuasai apakah efektif membantu dalam pelayanan medis yang ia berikan dalam tugasnya sebagai seorang dokter, drg. Suniti mengiyakan dengan penuh keyakinan. Menurutnya, hipnoterapi membantunya dalam berbagai aspek medis.
Untuk itu, ia berharap ke depan, di Bangka Belitung khususnya, ada pihak atau personal yang tertarik dengan bidang hipnoterapi ini. Bahkan untuk menggaungkan hipnoterapi di Negeri Serumpun Sebalai, ia siap mendedikasikan ilmu yang ia miliki dan membantu pihak atau personal tertentu yang tertarik dan berminat mendalami bidang tersebut. semoga! (ge2)
Foto : istimewa
Editor : Rakha