KILAS BABEL.COM – Sosok Ma Otoh, Guru Tunanetra yang Mengajar Alquran dengan Hati. Di balik keterbatasannya yang tidak bisa melihat sedari kecil, sudah 50 tahun Siti Masitoh atau Ma Otoh (65) mengajar ngaji kepada anak-anak. Bagi Ma Otoh, biar saja matanya yang buta, tapi tidak mampu membutakan hatinya.
Dalam kultur masyarakat manapun, biasanya, seorang disabilitas hidupnya sangat tergantung kepada sekitar. Namun, hal tersebut terbantahkan oleh hadirnya sosok perempuan tunanetra di ujung perbukitan nun jauh di sana. Di balik keterbatasannya yang tidak bisa melihat sedari kecil, sudah 50 tahun Siti Masitoh atau Ma Otoh (65) mengajar ngaji kepada anak-anak.
Ma Otoh tinggal di di Kampung Panagan, Desa Mekarjaya, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Dia bukanlah tokoh viral yang pernah atau sering wara-wiri di dunia maya. Namun, kiprahnya ternyata mampu mewarnai dan mengubah kehidupan yang nyata di masyarakat kampungnya.
Ia bercerita bahwa ia menjadi penyandang disabilitas sejak usianya yang masih 3 tahun karena matanya pecah saat menderita cacar.
Ujian hidup seolah menjadi teman setia perjalanan sejarahnya. Berbekal hal tersebut, Ma Otoh tampil menjadi perempuan tangguh yang kelak mampu mengubah masyarakat.
Ma Otoh merupakan sosok perempuan pengubah di masyarakat Desa Sukaresmi. Di tengah kultur pendidikan yang mensubordinasi pendidikan umum di bawah pendidikan agama, Ma Otoh berupaya menyinergikan budaya mengaji dan bersekolah. Tanpa pamrih, dia berjuang memberantas buta aksara Alquran dan memotivasi muridnya belajar ke sekolah umum.
Kini usianya menginjak 65 tahun. Genap sudah 50 tahun pengabdiannya tercatat dalam tinta emas di masyarakat. Tepat tiga generasi telah dibina oleh Ma Otoh. Mulai dari kakeknya, ayahnya, kini cucunya yang dibina.
Prinsip yang menguatkan ia mengabdi secara lama ini adalah dengan kekuatan hati. Biar saja matanya yang buta, tapi tidak mampu membutakan hatinya.
Sumber dan foto : merdeka.com
Editor : Rakha