KILAS BABEL.COM – Bupati Kabupaten Bangka Selatan H. Riza Herdavid terpaksa harus turun lapangan guna bertemu dengan nelayanan yang terang-terangan menolak tambang laut yang sedang panas diperbincangkan. Orang nomor satu di Bangka Selatan tersebut khawatir dan mencium aroma politis dalam aktivitas pertambangan laut yang beroperasi di laut Merbau, Temayeng dan Desa Rias Toboali.
“Ada dua aspirasi yang masuk,keduanya harus ditampung namun sesuai dengan arahan dari Partai kami maka saya turun langsung untuk melihat situasi dan kondisi yang sedang terjadi di lapangan saat ini,”kata Riza Herdavid usai mendatangi Ponton Isap Produksi (PIP) di laut Merbau Toboali, Jumat (3/6).
Riza berharap kedua kelompok yaitu penambang dan nelayan harus tetap menahan diri agar dapat menjaga kondusifitas daerah. Ia juga mengatakan hanya sebatas memberikan aspirasi kepada pemangku kebijakan yang lebih tinggi.
“Alhamdulillah Pak Gubernur, Pak Kapolda dan pihak PT Timah mendengar aspirasi kami, namun kalau situasi rada panas saya akan ngotot berjuang tapi sekali lagi keputusan bukan pada saya,” kata dia.
Menurut orang nomor satu di Bangka Selatan ini mengatakan aspirasi yang disampaikan kepada pemangku kebijakan lebih tinggi mendapat respon yang positif.
“Hari ini beberapa ponton yang masih berada di lokasi akan ditarik selain itu juga ternyata udang yang harganya mencapai ratusan ribu itu ada di sekitar ini, jadi sebaiknya para penambang harus menahan diri,” katanya.
Ia mengatakan memang ada beberapa ponton yang sudah berada di daerah laut Merbau dan sekitarnya namun akan ditarik kembali ke daerah asal yaitu Sukadamai.
“Rencananya hari ini juga akan ditarik kembali tapi karena air masih surut atau tharuk istilah orang sini, maka ditunda beberapa jam lagi sampai kondisi air laut pasang,” ungkap Riza.
Bupati menghimbau kepada aparat pemerintah yang menikmati gaji dan fasilitas dari Anggaran dan Pendapatan Daerah (APBD) sebaiknya bersikap netral.
“Seperti saya saat ini sebagai kepala daerah harus berada di tengah-tengah, terkait dengan aparat tadi akan kita konsultasikan kepada dinas terkait,” katanya.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bangka Selatan Erwin Asmadi mengatakan tidak akan tinggal diam melihat situasi dan kondisi saat ini.
“Kami bersama dari pihak legislatif dan eksekutif siap berjuang untuk rakyat, intinya kedua belah pihak harus menahan diri,” harapnya.
Ketua Nelayan Batu Perahu Joni Zuhri mengatakan, karena sifatnya belum final, jadi perjuangan belum selesai. Namun lanjutnya, nelayan akan tetap berjuang untuk menjaga kelestarian laut.
“Memang hari ini beberapa ponton isap produksi akan ditarik namun belum ada kejelasan kapan akan berhenti total tapi kami komit untuk menolak segala aktivitas tambang laut di daerah ini,” kata dia.
Joni berharap kepada Pejabat Gubernur Bangka Belitung saat ini untuk mengkaji ulang Izin Usaha Pertambangan (IUP) di wilayah konflik apapun itu bentuknya setelah kejadian ini.
“Mungkin bisa dengan menciutkan jumlah IUP atau lebih bagus menghilangkan seluruhnya karena masyarakat secara tegas menolak aktivitas tambang laut di wilayah ini,” harapnya.
Sumber : Antara
Foto : bangkaselatankab.go.id
Editor : Rakha