Lempah Darat, Kuliner Lawas Khas Masyarakat Melayu Bangka Belitung

oleh -178 Dilihat

KILAS BABEL.COM –

Sudah ratusan tahun “lempah darat” menjadi makanan khas masyarakat Melayu di Kepulauan Bangka Belitung. Tapi, masakan ini belum diketahui asal mulanya. Apakah penambangan timah memengaruhi keberadaannya?

Haji Sarnubi, budayawan Kepulauan Bangka Belitung, menjelaskan belum ada bukti sejarah terkait asal mula kuliner ini.

“Hanya, kalau kita melihat dari nama lempah darat, dapat diidentifikasi masakan ini lahir sejak hadirnya orang-orang darat dan orang-orang laut di masa lalu,” kata Sarnubi yang merupakan Ketua LAM [Lembaga Adat Melayu] Bangka, beberapa waktu lalu.

Lempah darat diambil dari dua kata, yakni kata lempah dan kata darat.

“Setiap masakan yang berair atau berkuah itu dikatakan lempah. Sementara kata darat dikaitkan orang-orang yang menetap di daratan sebagai pelaku [masak] lempah. Meskipun pada masa itu yang memasak lempah darat juga orang-orang yang menetap di pesisir atau laut.”

Di masa lalu, jelas Sarnubi, masyarakat pribumi Bangka di Pulau Bangka terbagi dua kelompok, yakni orang-orang darat [land base culture] dan orang-orang laut [sea dwiler].

“Orang darat itu mereka yang berladang atau berume [berkebun], beraktivitas dan beranak-pinak di darat. Sementara, orang laut hidup di laut, pulau-pulau kecil, dan pesisir pantai.”

Berdasarkan Kamus Bahasa Melayu Bangka yang dikeluarkan Kantor Bahasa Kepulauan Bangka Belitung, lempah darat diartikan sebagai masakan berkuah khas Bangka. Bahan utamanya pepaya setengah matang ditambah daun katuk muda [sauropus androgynus] atau umbut nanas [ananas comosus], dibumbuhi cabai rawit [capsicum frutescens], terasi, dan garam.

Dijelaskan Sarnubi, lempah darat merupakan masakan tertua di Kepulauan Bangka Belitung. Masakan lainnya, seperti lempah kuning, lempah bekelapo atau lempah kelia [ditambahi santan kelapa], merupakan turunan dari lempah darat.

“Jadi, lempah-lempah yang ada berakar dari lempah darat, yakni lempah bumbu tiga [terasi, garam, dan cabai rawit]. Kemudian ada tambahan bumbu dan bahan masakan, seperti lempah kuning bahan utamanya daging, seperti daging sapi, kambing, ayam, atau ikan yang ditambahi kunyit [curcuma longa] sebagai bumbu. Lempah bekelapo, bisa dengan bahan daging atau tumbuh-tumbuhan ditambahkan santan dan sebagainya,” ujarnya.

Bumbu tiga

Akhmad Elvian, budayawan Kepulauan Bangka Belitung, dalam bukunya “Makanan Khas Pangkalpinang” [2011, Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Pangkalpinang], menjelaskan lempah bumbu tiga nama merupakan nama lain lempah darat.

Dituliskan, makanan khas ini paling praktis dari sisi bahan maupun bumbu. Hanya belacan [terasi], garam, dan cabai rawit.

“Penyebutan lempah darat untuk membedakan makanan yang menggunakan bahan-bahan dari hasil laut dan darat,” kata Akhmad Elvian, Selasa [08/03/2022].

Bahan yang biasa digunakan masyarakat Bangka untuk membuat lempah darat, antara lain sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan. Sebut saja nanas muda, kacang panjang, labu kuning, pisang raja, jantung pisang, terong, mentimun, pelepah dan buah keladi, umbut kelapa, nangka muda, dan pepaya.

Juga sering ditambahkan rampai atau timbal. Rampai dalam konteks sebagai campuran lempah darat.

“Berupa ikan asin, ikan panggang, ikan salai atau ikan yang sudah diasap, juga udang kering,” jelasnya.

Jantung pisang merupakan bahan yang sering digunakan masyarakat untuk pembuatan lempah darat, karena aroma dan rasanya yang khas. Jenis jantung yang digunakan adalah pisang raja, pisang kepok, pisang susu, pisang susu merah, dan pisang rejang.

Jantung pisang memiliki nutrisi penting, seperti kalium, Vitamin A, Vitamin C, Vitamin E, mineral, asam lemak, asam amino esensial dan non-esensial yang diperlukan tubuh. Selain itu, jantung pisang mengandung antioksidan, seperti polifenol, flavonoid, dan antosianin.

Dokter Ayub, dokter [umum] di Rumah Sakit Pratama, Kabupaten Bangka Tengah, menjelaskan jantung pisang yang digunakan masyarakat untuk masakan lempah darat mempunyai manfaat dari sisi kesehatan.

“Misalnya, seratnya baik untuk sistem pencernaan, seperti magh, sembelit, dan wasir.”

Selain itu, jantung pisang berkhasiat membantu mengontrol kadar gula darah.

“Makanan yang memiliki indeks glikemik rendah itu jantung pisang, sehingga tidak akan meningkatkan gula darah dalam tubuh saat dimakan,” jelasnya.

 

Sumber : mongabay.co.id

Foto : ilustrasi/NET

Editor : Rakha

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.