KILAS BABEL.COM – Fenomena full strawberry supermoon atau bulan purnama stroberi super yang terjadi Selasa (14/6) menjadi pemandangan antariksa menarik bagi seluruh penduduk dunia termasuk di Bangka Belitung. Ada kisah di balik asal-usul nama strawberry supermoon itu.
Nama strawberry supermoon antara lain berasal dari penduduk asli Benua Amerika. Mereka menamakannya demikian karena bulan Juni merupakan waktunya memanen stroberi liar di wilayah Amerika Utara.
“Bulan purnama Juni dinamai dalam bahasa Inggris sebagai ‘Bulan Stroberi’ oleh beberapa masyarakat adat termasuk orang-orang Algonquin, Ojibwe, Dakota, dan Lakota untuk menandai panen stroberi,” kata Catherine Boeckmann senior editor digital untuk situs web The Old Farmer’s Almanak dikutip Newsweek.
Pada fenomena Supermoon, bulan tampak sedikit lebih signifikan daripada bulan purnama biasa, yakni 30 persen lebih terang dan 17 persen lebih besar. Namun, perbedaan itu tidak kentara jika tanpa pemantauan teleskop.
Disaksikan Mata Telanjang
Di sisi lain, fenomena purnama stroberi super bisa disaksikan dengan mata telanjang tanpa bantuan alat apa pun. Di Indonesia, purnama stroberi super akan terjadi pada Selasa (14/6) besok pada pukul 18.51 WIB/ 19.51 WITA/ 20.51 WIT, pada jarak 357.368 KM.
“Untuk menyaksikan fenomena ini, masyarakat cukup arahkan pandangan sesuai arah terbit hingga terbenamnya bulan pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya,” ujar Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN, Andi Pangerang seperti dikutip situs resmi BRIN.
Purnama stroberi super merupakan salah satu dari tiga fenomena antariksa yang akan terjadi dari 14 Juni hingga 14 Juli. Dua fenomena lainnya yaitu Bulan Baru Stroberi Mikro, dan Purnama Rusa Super.
Bulan Baru Stroberi Mikro akan terjadi pada 29 Juni 2022, pukul 09.52 WIB/ 10.52 WITA/ 11.52 WIT, pada jarak 406.569 KM. Lalu, untuk Purnama Rusa Super akan terjadi pada 14 Juli 2022, pukul 01.57 WIB/ 02.57 WITA/ 03.57 WIT, pada jarak 357.418 KM.
Sumber dan foto: cnnindonesia.com
Editor : Rakha