KILAS BABEL.COM – Pulau Seliu adalah sebuah desa yang melingkupi sebuah pulau tersendiri, terpisah dari pulau utama yaitu Pulau Belitung.
Terletak di bagian selatan Kabupaten Belitung, dan menjadi bagian dari Kecamatan Membalong. Perjalanan ke Desa Pulau Seliu dapat ditempuh dengan speedboat/kapal penyeberangan dalam waktu sekitar 10-15 menit dari dermaga Teluk Gembira.
Sejak dulu Seliu terkenal sebagai pulau kecil nan eksotik, penduduknya sebagian besar nelayan, namun menurut sejarah lokal penduduk pulau ini berasal dari berbagai bangsa dikarenakan letaknya di jalur penyeberangan lintas dunia. Pulau Seliu terkenal sebagai penghasil berbagai komoditi seperti emping, mangga, dan kepiting (rajungan) yang sejak dulu telah dijual ke luar pulau.
Sejarah Belitung mencatat pulau ini sebagai penghasil kopra yang maju, dengan jejak kejayaan yang terekam pada rumah-rumah tua milik orang-orang kaya. Ciri arsitektur pada rumah-rumah kayu tradisional ini mengindikasikan adanya akulturasi budaya pribumi, Tionghoa, dan Eropa di Pulau Seliu.
Jejak lain tertinggal pada Liu Liu, gerobak tradisional yang pernah merajai jalanan pulau Seliu untuk mengantarkan buah-buah kelapa dan kopra dari pusat-pusat produksi. Maka di masa itu Pulau Seliu bagaikan Negeri Liu Liu, yang sibuk dan dinamis. Jejak sejarah dan budaya inilah yang membentuk karakteristik masyarakat Pulau Seliu masa kini.
Pj. Gubernur Kepincut Bukan Kepalang
Pulau Seliu, merupakan pulau yang berada paling selatan dari Pulau Belitung ini memiliki kekayaan dan keindahan alam yang menarik. Selain pesona pantainya yang terkenal, sebagai alternatif juga terdapat spot wisata lain, yakni hamparan danau yang ditumbuhi rumput purun.
Karena penasaran akan pesonanya, membuat Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Kep. Babel) Ridwan Djamaluddin dan sang istri, Sri Utami Ridwan Djamaluddin ingin mengeksplore hidden gem di pulau seluas 1.645 hektar tersebut.
Pada Sabtu siang (30/7), setibanya di dermaga Teluk Gembira sebagai titik keberangkatan, keduanya bersama rombongan lainnya menuju pulau kecil nan eksotik itu menggunakan kapal motor. Perjalanan ditempuh sekitar 20 menit dengan kondisi cerah.
Sesampainya di Pulau Seliu, Pj Gubernur dan istri disambut puluhan kapal bagan tradisional di sepanjang dermaga itu yang tengah bersandar, dan yang menarik perhatian, karena kondisi air lautnya belum tercemar, puluhan bintang laut terlihat di dasar air sekitar kapal.
Selain itu, terlihat juga beberapa spanduk ucapan hari jadi Pulau Seliu yang menginjak usia ke 126 tahun pada 29 Juli kemarin, mereka pun meminta fotografer untuk mengabadikan momen tersebut dengan latar belakang spanduk ucapan tersebut.
“Selain penasaran dengan pulau yang telah viral di dunia maya ini, kedatangan kami juga untuk menghadiri undangan Pak Kades saat hari jadi Pulau Seliu, namun kami baru bisa datang hari ini karena kemarin ada rapat G20,” ungkapnya.
Selanjutnya rombongan menuju Danau Purun yang berada ditengah-tengah pulau dengan menggunakan mobil pick up untuk menyusuri jalanan desa. Hal itu menjadi pengalaman menyenangkan, terutama bagi orang-orang yang ingin mencari ketenangan jauh dari keramaian hiruk dan pikuk perkotaan
“Dunia saat ini jenuh dengan suasana metropolitan, sehingga wisatawan mencari suasana yang tenang, sehat, dan udaranya bersih. Dan ini sudah viral, tinggal kita promosikan lebih masif,” pesannya.
Di Danau Purun, rombongan menyusuri jembatan kayu sepanjang 975 meter yang dibuat pemerintah desa setempat, dengan suguhan pemandangan hamparan rawa yang ditumbuhi rumput purun, setelahnya mereka beristirahat di tempat makan di tengah danau.
“Ini merupakan sebuah inovasi dari kepala desa dengan membangun jembatan kayu menggunakan dana desa. Kalau semua desa memiliki inovasi seperti ini, tentunya desa tersebut akan maju,” ungkapnya.
Dirinya juga akan memfasilitasi permintaan masyarakat pulau itu, terkait pembangunan infrastruktur jalan lingkar yang bertujuan agar banyak wilayah di pulau tersebut yang bisa dikembangkan.
Selain pariwisata, danau yang dijadikan lokasi membudidayakan rumput purun ini merupakan prospek pendapatan yang menjanjikan dimasa mendatang bagi masyarakat sekitar. Bahkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno telah mengenalkan sedotan dari rumput purun sebagai produk lokal Bangka Belitung yang ramah lingkungan dalam agenda Sidang Umum PBB. (SP)
Sumber dan foto : jadesta.kemenparekraf.go.id
Editor : Rakha