KILAS BABEL.COM – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Pangkalpinang menggelar upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia (RI), Rabu (17/8).
Upacara yang berlangsung di lapangan basket Lapas Kelas IIA Pangkalpinang ini diikuti sejumlah pegawai lapas.
Namun menariknya, selain para pegawai, dalam upacara ini pihak lapas juga melibatkan sebanyak 120 warga binaan untuk mengikuti upacara. Bahkan 15 warga binaan diantaranya ditugaskan menjadi pengibar bendera.
Sementara disisi lain, selain menggunakan pakaian dinas, sebagian pegawai yang mengikuti upacara mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah.
Upacara peringatan HUT ke-77 ini dipimpin langsung Kepala Lapas Kelas IIA Pangkalpinang, Badarudin.
Ditemui Babel Pos usai upacara, Badarudin mengatakan, pihaknya sengaja melibatkan warga binaan dalam petugas upacara HUT ke-77 RI tahun ini sebagai bentuk pembinaan sekaligus menumbuhkan rasa nasionalisme bagi warga binaan.
“Dan alhamdulillah upacara berjalan lancar dan pengibaran bendera merah putihnya pun berlangsung secara sempurna,” ujar Badarudin.
Karena itu, kata Badarudin, dalam rangka momentum HUT ke-77 RI ini, diharapkan seluruh warga binaan memiliki rasa nasionalisme dan rasa memiliki bahasa Indonesia, sehingga kedepan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
“Untuk itu kita harapkan selama di lapas, ikuti aturan yang berlaku sehingga cepat bebas, bisa mendapatkan program bebas bersyarat. Karena kalau tidak berprilaku baik, tidak kami berikan,” pintanya.
Sementara Saprizal, warga binaan yang bertugas membawa bendera mengaku gugup sekaligus bangga telah menjadi petugas upacara HUT ke-77 RI yang dilaksanakan Lapas Kelas IIA Pangkalpinang.
Bahkan dirinya bersama rekan warga binaannya mengaku sangat bahagia karena telah dilibatkan dalam kegiatan tersebut.
“Alhamdulillah benderanya kita kibarkan secara sempurna tanpa ada kesalahan dan itu adalah kebanggaan bagi kami,” kata Saprizal.
Diakui Saprizal, sebelumnya dirinya bersama warga binaan lainnya hanya berlatih selama dua minggu. Secara pribadi, dia mengaku tak sulit untuk menjadi petugas pengibar bendera.
“Saya dulunya mantan Paskibraka Provinsi Babel tahun 2000-2001. Jadi dengan pengalaman itu, saya diminta membantu untuk melatih warga binaan lainnya,” tutur Saprizal
Diakui Saprizal, selama latihan, warga binaan lainnya memang mengalami kesulitan dalam hal baris berbaris. Namun secara perlahan akhirnya rekannya pun memahami aturan baris berbaris.
“Kita kasih masukan perlahan kepada rekan-rekan, kita ajarkan cara berlatih jalan ditempat dan lancang kanan dan alhamdulillah semuanya bisa. Untuk itu, kepada teman-teman yang ada di lapas, tetap berfikir positif, semangat proklamasi dan pancasila,” tukasnya.(dom007)
Foto : dom007
Editor : Putra Nalendra