KILAS BABEL.COM – Kue tradisional selalu memiliki citarasa yang khas, resep turun temurun dengan bahan-bahan alami membuat kue tradisional selalu menjadi menu yang ingin selalu dinikmati.
Saat ini kita masih mudah untuk menjumpai kue tradisional, seperti di Belinyu, Kabupaten Bangka masih banyak pembuat kue tradisional. Salah satunya ialah Ayu Septyani bersama ibunya Aryani masih eksis menjadi pembuat kue tradisional.
Ayu Septyani yang juga mitra binaan PT Timah Tbk ini sudah sepuluh tahun lebih menjadi pembuat kue tradisional. Ia bersama ibunya membuat kue tradisional seperti kue lapis sagu, ketan srikaya, gandus, ulen-ulen ketan, baulu kukus dan beragam jenis kue tradisional lainnya.
Dalam satu hari mereka bisa memproduksi beragam kue tradisional yang dipasarkan di toko kue di Pasar Belinyu, di Mantung, Batu Tunu, dan warung-warung kue lainnya seperti warung bang Ipul.
“Banyak jenis kue tradisionalnya, dalam sehari kita bisa buat lima sampe lebih jenis kue tradisional kalau hitungan butirnya kadang bisa sampe 1000 butir. Alhamdulillah sekali kalau pemasarannya di pasar dan toko kue yang ada di Belinyu sampe ke Mantung,” ucap wanita yang kerap disapa Ayu ini beberapa waktu lalu.
Ia menyebutkan, selain menjual ke pasar dan toko-toko kue mereka juga kerap melayani pesanan kue untuk pesta, acara dan rapat.
“Sering juga dapat pesanan kue orang acara, karena mungkin sudah lama orang tau kadang orang pesan lewat wa, lewat Fb, datang langsung ke rumah. Alhamdulillah kalau pesanan dan penjualan,” sebut warga Jalan Kampung Jawa Kelurahan Kuto Panji, Kecamatan, Belinyu, Kabupaten Bangka.
Dalam menjalankan usaha ini, ada beberapa kendala yang dialami seperti peralatan untuk membuat kue yang harus diganti karena gampang rusak. Dirinya juga memerlukan modal untuk menyetok bahan baku seperti terigu, gula dan lainnya.
“Yang paling sering rusak itu loyang, karena sering dipakai gampang bocor. Dengan modal yang dari PT Timah Tbk saya beli peralatan untuk buat kue seperti loyang, baskom, kuali dan lainnya. Untuk nyetok bahan baku juga seperti gula, terigu karena kalau lagi mahal kan lumayan,” jelasnya.
Ia menyebutkan, dengan menjadi mitra binaan PT Timah Tbk ada hal-hal baru yang diketahuinya seperti produknya didorong untuk memiliki brand sendiri agar gampang dikenali masyarakat.
“Ada dibina juga dari PT Timah Tbk selama ini kan orang taunya kalau kue itu kue Bik Aryani. Tapi ternyata memang kita harus buat brand kemarin sudah kepikiran namanya itu Jajanan Rumah Dou A,” jelasnya.
Tak hanya itu, produknya juga didorong untuk memiliki sertifikat halal sehingga bisa meningkatkan nilai jual. Padahal, sebelumnya Ia tidak terpikirkan sama sekali.
“Saya kemarin juga sudah didaftarkan oleh PT Timah Tbk untuk dapat sertifikasi halal dari MUI, ada pelatihannya juga. Sebelumnya kami tidak kepikiran untuk memiliki sertifikat halal karena kan orang mikir yang penting kue nya enak. Tapi ke sini-sini memang perlu dan PT Timah Tbk memfasilitasi ini. Kalau mau bayar sendiri kan mahal,” katanya.
Ia menceritakan kue yang mereka produksi terbuat dari bahan-bahan alami, sehingga memang memiliki citarasa yang khas dan sudah dikenal masyarakat sekitar.
“Seperti lapis pandan itu kami tidak pakai pasta pandan, tapi kami pakai pandan asli yang kami saring sehingga rasanya memang berbeda. Semoga kue-kue kami ini terus diminati masyarakat,” ucapnya.
Kedepan, Ia berharap program PUMK PT Timah Tbk ini dapat terus berlanjut sehingga semakin banyak UMKM yang terbantu dengan pembinaan dan modal yang diberikan.
“Program modal dan pembinaan dari PT Timah Tbk ini penting untuk UMKM, sehingga kita bisa menambah modal dan usahanya bisa berkembang,” katanya. (SP)
Foto : istimewa
Editor : Leona