KILAS BABEL.COM – Di tengah fenomena kenaikan harga BBM jenis subsidi dan non subsidi, banyak sektor yang mengeluhkan dampak dari kebijakan tersebut.
PPKM salah satunya, Persatuan Pedagang Kecil Milenial atau yang disingkat (PPKM) Kota Pangkalpinang ini mengeluhkan dampak dari kenaikan harga BBM yang sebelumnya telah ditetapkan Pemerintah.
Raden Nico Akbar selaku Ketua Umum Persatuan Pedagang Kecil Milenial Kota Pangkalpinang menuturkan pihaknya menyayangkan keputusan pemerintah pusat menarik subsidi BBM, meski kalimatnya hanya menyesuaikan harga BBM bukan menaikkan harga BBM.
“Karena hal ini akhirnya kita setiap hari pun mendengar kalangan emak-emak berceloteh tentang semua harga naik akibat dampak dari kebijakan tersebut” ujar Raden, Minggu (11/9).
Menurut Raden pemerintah harus mengkaji ulang terkait kebijakan tersebut, karena akan berdampak luas pada banyak sektor.
“BBM adalah salah satu poros penggerak perekonomian, maka akan banyak dampak dari kenaikan harga BBM ini” ungkapnya.
Fenomena penolakan terkait kebijakan penyesuaian harga BBM ini pun terjadi di seluruh Indonesia. Ini semua tidak lepas dari besarnya dampak pada harga di berbagai komoditas.
“Hampir di seluruh Indonesia melakukan aksi penolakan terkait kenaikan BBM ini, artinya keputusan pemerintah ini berdampak buruk bagi masyarakat kecil. Bagi saya tidak ada dampak positifnya akan keputusan yang diambil pemerintah pusat meski dengan berbagai alasan ini itu” ujar Raden.
Meski pemerintah sebelumnya telah mengambil langkah untuk mengurangi beban masyarakat melalui BLT BBM dan bantuan sosial (bansos), hal ini dinilai belum cukup membantu karena proses pembagiannya yang terkesan belum tepat sasaran.
“Dengan di alihkan subsidi BBM ke Bansos atau BLT itu merupakan keputusan yang saya anggap lelucon. BLT atau bansos sebelumnya pun banyak masyarakat yang tidak tersentuh, pembagiannya tidak tepat sasaran, dan prosesnya menjelimet. Selain itu kita masyarakat dibuat manja berpangku tangan mengharap Bansos/BLT tersebut seolah menjadikan masyarakat layaknya pengemis” ungkapnya.
Tidak dapat dipungkiri pastinya akibat dari naik nya harga BBM ini mempengaruhi harga pada banyak komoditas lain. Hal ini tentu menjadi persoalan untuk pelaku UMKM di seluruh Indonesia.
“UMKM dalam keadaan kritis, harga bahan mentah dan olahan dagangan pun ikut naik seperti gula, telur, susu, minyak dan hampir semuanya naik terkecuali kesejahteraan masyarakat yang tidak di naikkan levelnya oleh pemerintah pusat” ujar beliau.
Terkait strategi para pelaku usaha UMKM nantinya, Raden mengatakan, pedagang tidak mungkin ikut menaikkan harga jual dagangannya atau mengurangi porsinya, yang ada kami bertahan dalam keadaan terhimpit seperti saat ini” ujarnya.
Selaku Ketua Umum Persatuan Pedagang Kecil Milenial (PPKM) Kota Pangkalpinang, Raden menaruh harapan pada pemerintah dan wakil rakyat yang ada di DPRD Kota Pangkalpinang agar dapat menyuarakan aspirasi dan keluhan masyarakat nantinya terkait hal ini.
“Dalam hal ini besar harapan kami di kalangan UMKM agar seksama kita singkirkan kepentingan ambisi golongan, kita utamakan kepentingan masyarakat banyak. Kepada DPRD agar dapat menyuarakan aspirasi masyarakat karena mereka kita pilih dengan harapan besar sebagai yang mewakili kita, mereka kita pilih dengan sebuah keyakinan bukan melalui lotre” kata raden.
Raden pun menambahkan, “Jangan pernah tanyakan bagaimana strategi kami pelaku UMKM atau pedagang menyikapi kenaikan BBM ini, karena kami hanya bisa bertahan dalam situasional yang lambat laun akan menumbangkan kami sebagai pelaku UMKM” ujarnya.
“Pemerintah wajib dalam waktu dekat mengambil keputusan yang tegas demi kepentingan negeri ini, mengingat pedagang kecil juga merupakan bagian dari tonggak kekuatan ekonomi di negeri ini” tutup beliau. (nugi3)
Foto : istimewa
Editor : Leona