KILAS BABEL.COM – Ratusan mahasiswa di Bangka Belitung yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Sipil Bangka Belitung (Gemas Babel) menggelar unjuk rasa dengan turun ke jalan, Rabu (14/9).
Aksi turun ke jalan ini sebagai bentuk protes mahasiwa terhadap kebijakan pemerintah yang menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada 3 September 2022 lalu.
Pantauan di lokasi, awalnya mereka berkumpul di Titik Nol Kilometer Kota Pangkalpinang. Kemudian aksi dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju perempatan Ramayana, perempatan Jalan Mentok dan menuju perempatan Simpang Tujuh.
Dimasing-masing perempatan, para mahasiswa melakukan orasi yang menolak secara tegas menaikkan harga BBM. Sehingga kondisi tersebut sempat mengganggu kelancaran arus lalu lintas.
Sementara disisi lain, guna mengamankan aksi ini, Polres Pangkalpinang menerjunkan sebanyak 350 personel. Bahkan Kapolres Pangkalpinang, AKBP Dwi Budi Murtiono ikut mengawal aksi dengan jalan kaki yang juga turut didampingi Kapolsek Taman Sari Kompol Robby.
“Hari ini kami turun ke jalan, memblokade di beberapa titik pusat kota bukan untuk buat musuh, bukan buat gaduh tapi menolak secara tegas kebijakan pemerintah atas naiknya harga BBM yang tidak pro rakyat,” ujar Koordinator Aksi, Muhammad Dzuljalali.
Menurut Dzuljalali, aksi ini memang tidak dilakukan di Kantor Gubernur Babel atau pun DPRD Provinsi Babel. Sebab menurutnya, hal tersebut percuma saja dilakukan karena baik pihak eksekutif maupun legislatif terkesan tutup mata atas kebijakan pemerintah pusat.
“Makanya kami turun ke jalan sekaligus mengajak masyarakat untuk ikut bergabung menyuarakan aspirasi rakyat sekaligus ini bukti kita terhadap kritikan terhadap pemda yang tidak bisa menyikapi aspirasi rakyat kita,” tegasnya.
Diakui Dzuljalali, naiknya harga BBM sangat mencelakai rakyat dan tentunya hal itu juga akan membuat seluruh aspek kehidupan menjadi lumpuh.
“Harapan kami para mahasiswa, dengan adanya aksi ini minimal di dengar oleh pemerintah, karena kebijakan yang dibuat memang tidak pro rakyat, karena dengan kebijakan itu rakyat menjadi sengsara,” katanya.
Senada dengan Dzuljalali, Gilang Virginawan Perwakilan HMI Cabang Babel Raya menyebut, ada beberapa yang menjadi tuntutan mahasiswa dalam aksi ini diantaranya meminta pemerintah membatalkan kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi dan berantas mafia migas.
Kemudian pihaknya juga mendesak pemerintah untuk membatalkan
atau mencabut beberapa produk kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat seperti UU Minerba, UU IKN, RUU KUHP, dan RUU SISDIKNAS dan meminta pemerintah menegakkan reforma agraria sejati di Babel.
“Makanya aksi ini kita turun ke jalan sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa ini adalah bagian dari proses campaign untuk menyadarkan masyarakat secara bersama-sama agar kedepannya ada pergerakan secara kolektif,” kata Gilang.
Lebih dari itu, lanjutnya, aksi ini juga sebagai bentuk sindiran kepada DPRD agar lebih sering turun ke lapangan, bukan malah berdiam diri di rumah atau pun dikantor.
“Kegiatan ini akan terus kita lakukan selama kebijakan ini belum di cabut, ya tentunya dengan massa yang lebih besar lagi,” tambah Gilang.
Sementara Kapolres Pangkalpinang, AKBP Dwi Budi Murtiono menyebut, dalam pengamanan aksi damai ini diterjunkan sebanyak 365 personel terdiri personel Polres Pangkalpinang, Samapta Polda Babel dan Brimob.
“Untuk personel Samapta Polda dan Brimob mereka stay di Polsek Taman Sari apabila terjadi esklasi yang meningkat,” kata Kapolres.
Menurut Kapolres, aksi damai yang dilakukan para mahasiswa masih berjalan tertib dan menurutnya hal tersebut masih dalam batas kewajaran.
“Ya tujuannya mereka aksi hanya ingin menyuarakan penolakan harga BBM kepada pemerintah. Makanya disini, tugas kita sebagai polisi bagaimana aksi berjalan lancar dan masyarakat juga tak terganggu. Untuk itu, disini kami melakukan penutupan arus sementara, jadi harap dimaklumi, karena kondisi jalan kita yang sempit dan jalur alternatifnya tidak banyak, namun yang penting lancar,” tukas Kapolres.(dom007)
Foto : dom007
Editor : Putra Nalendra