KILAS BABEL.COM – Program pemberdayaan masyarakat adat yang dilakukan PT TIMAH Tbk di Dusun Air Abik, Desa Gunung Muda, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka tidak hanya menjaga tradisi dan kearifan lokal Orang Lum.
Namun, Kampung Gebong Memarong yang dibangun PT TIMAH Tbk bersama masyarakat sekitar juga menjadi sarana edukasi bagi pengunjung maupun civitas akademika yang ingin mengenal keseharian Orang Lum.
Seperti halnya yang dilakukan mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung yang melaksanakan kunjungan lapangan ke Dusun Air Abik pada Jumat (28/10).
Kedatangan mahasiswa ini disambut oleh Ketua Lembaga Adat Mapur Asih Harmoko. Asih mengatakan, pihaknya sudah kerap menerima kunjungan dari akademisi. Ia berharap kegiatan seperti ini terus dapat berjalan, karena berdampak positif untuk menjaga kelestarian lingkungan.
“Kegiatan seperti ini sangat bagus sekali, karena dengan begini kita dapat berbagi wawasan serta pengetahuan tentang kehidupan warga Lom, dalam hal pemanfaatan alam. Sekaligus mengenalkan adat dan kehidupan sehari-hari Orang Lum dan tak kalah pentingnya untuk saling bertukar ilmu,” katanya
Selain itu, Asih juga menceritakan peran PT TIMAH Tbk dalam membangun Kampung Adat Gebong Memarong. Ia sangat mengapresiasi atas apa yang telah dilakukan oleh PT TIMAH Tbk dalam menjaga kelestarian adat istiadat dari orang Lom tersebut.
“Dengan adanya Gebong Memarong yang dibangun oleh PT TIMAH Tbk, tentu menjadi suatu kebanggaan untuk masyarakat kami. Selain itu juga ini tentu akan menjadi ikon serta menjadi sebuah destinasi, baik destinasi wisata ataupun destinasi edukasi. Karena disinilah menjadi salah satu tempat belajar, bagaimana adat-adat orang terdahulu serta tradisinya seperti apa, dan juga dari kearifan lokalnya seperti apa,” katanya.
“Peran PT TIMAH Tbm dalam mendukung pelestarian adat istiadat di Lembaga Adat mapur ini sangat terasa jelas. Mudah-mudahan kedepan makin bersinergi lagi, untuk menjaga kebudayaan” ujar Mang Asih.
Sementara itu, Dosen Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung, Dian Akbarini, S.Si., M.Si. mengatakan kunjungan lapangan ini diikuti mahasiswa Program Studi Konservasi Sumber Daya Alam Fakultas Teknik dan Sains Universitas Bangka Belitung (Prodi KSDA FTS Unmuh Babel).
“Saya membawa Mahasiswa kesini untuk belajar langsung tentang kehidupan orang Lom yang ada di Bangka Belitung ini,” katanya.
Menurutnya, selama ini pembelajaran di kampus mahasiswa hanya mengetahui suku-suku yang ada di luar seperti Baduy, Kampung Naga dan lainnya. Ia menilai belum ada pembahasan yang detail tentang suku di Bangka secara komprehensif termasuk tentang pemanfaatan sumber daya alamnya.
“Dari informasi yang kami dapatkan, kehidupan masyarakat masih sangat menjaga kearifan lokalnya, dengan memanfaatkan alam sekitar dengan sebaik -baiknya,” katanya.
“Seperti tumbuhan pandan mengkuang yang ternyata mereka manfaatkan untuk kebutuhan hidup sehari-hari dengan dijadikan anyaman tikar, bantal, tempat menyimpan nasi. Termasuk tempat membawa benih. Dan ternyata mengkuang sangat erat kaitannya dengan kehidupan warga Lom itu sendiri,” ujar Dian.
Tak hanya itu, Dian cukup takjub akan pemanfaatan alam yang dilakukan oleh Orang Lom tersebut. Pasalnya dalam bercocok tanam tidak menggunakan bahan kimia. Termasuk masih menggunakan tumbuhan untuk mengobati penyakit.
“Dalam ilmu Etnobiologinya pada ilmu konsevasi sumber daya alam, memang pengetahuan sosial masyarakat menjadi salah satu yang harus dimasukan kedalam kegiatan konservasi. Agar kegiatan konservasi tersebut selaras dengan apa yang di inginkan,” sambungnya.
Dalam kunjungan tersebut, Dian pun mengapresiasi apa yang dilakukan oleh PT TIMAH Tbk dalam menjaga kelestarian adat istiadat. Ia pun berharap berharap peran serta korporasi dalam menjaga kelestarian adat ini terus ditingkatkan.
“Apa yang dilakukan oleh PT TIMAH untuk melestarikan budaya yang ada di masyarakat Bangka Belitung, khusunya di orang Lom ini merupakan salah satu bentuk ikhtiar untuk mengenalkan, serta menjaga adat istiadat yang ada,” katanya. (SP)
Foto : istimewa
Editor : Leona