Tertutup Awan, Warga Babel Tak Bisa Lihat Penampakan Gerhana Bulan Total Malam Ini

oleh -202 Dilihat
Foto kolase Planet Mars terlihat saat terjadinya fenomena gerhana bulan total di langit Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (28/7/2018). Gerhana bulan total tahun ini merupakan fenomena langka karena terjadi selama 1 jam 43 menit atau merupakan gerhana terlama yang terjadi di abad ini.(ANTARA FOTO/DEDHEZ ANGGARA)

KILASBABEL.COM Lantaran tertutup awan akibat cuaca mendung, sebagian warga Bangka Belitung tak bisa melihat penampakan gerhana bulan total yang terjadi, Selasa malam (8/11).

Hal tersebut diakui oleh Dwiyuda (42) warga Pintu Air Pangkalpinang. Ia mengaku kesulitan melihat fenomena alam tersebut, lantaran kondisi cuaca di sebagian besar wilayah Pangkalpinang dalam kondisi mendung usai diguyur hujan sejak siang hari.

“Sulit dilihat dengan mata telanjang. Padahal saya sudah ajak anak-anak untuk melihat,” ungkap Dwi.

Tepat hari ini, 8 November 2022 fenomena gerhana bulan total yang telah dimulai pada pukul 15:00 WIB. Namun, ada yang unik dari peristiwa astronomis ini, saat fenomena Gerhana Bulan Total terjadi, warna bulan menjadi merah.

Fenomena Gerhana Bulan Total dijuluki juga sebagai Blood Moon, karena saat peristiwa ini terjadi Bulan berubah menjadi berwarna merah. Fenomena alam tersebut akan tampak seperti saat langit cerah berwarna biru, lalu menjadi orange atau jingga keemasan saat Matahari terbenam maupun saat Matahari terbit.

Gerhana Bulan Total adalah fenomena astronomis yang terjadi saat seluruh permukaan Bulan tertutup umbra Bumi, dikutip dari situs Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

Menurut Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN, Andi Pangerang, fenomena Gerhana Bulan Total adalah peristiwa astronomis yang terjadi saat seluruh permukaan Bulan memasuki bayangan inti (umbra) Bumi.

Saat fenomena Gerhana Bulan Total pada fase Bulan memasuki umbra Bumi, maka warna bayangan ini akan cenderung hitam. Seiring Bulan memasuki seluruh bayangan umbra ini, maka warna Bulan akan berubah menjadi kemerahan.

Penyebab bulan berwarna merah saat fenomena Gerhana Bulan Total adalah, karena adanya mekanisme Hamburan Rayleigh yang trejadi pada atmosfer Bumi. Mekanisme tersebut terjadi saat Gerhana Bulan sama seperti mekanisme Matahari maupun Bulan tampak berwarna kemerahan saat berada di ufuk rendah dan langit yang mempunyai rona jingga, seperti ketika Matahari terbenam maupun terbit.

Spektrum warna dengan panjang gelombang lebih pendek seperti ungu, biru, dan hijau akan dihamburkan ke angkasa, lalu spektrum warna dengan gelombang yang lebih panjang seperti merah, jingga, dan kuning akan diteruskan ke pengamat atau yang melihatnya.

Menurut NASA, selama fenomena gerhana bulan, warna cahaya Bulan akan berubah menjadi merah karena satu-satunya sinar matahari yang mencapai Bulan melewati atmosfer Bumi. Namun, semakin banyak debu atau awan di atmosfer Bumi selama fenomena Gerhana Bulan Total ini terjadi, maka semakin merah Bulan akan muncul. Seolah-olah semua matahari terbit dan matahari terbenam di dunia diproyeksikan ke Bulan. (loss/kompas)

 

Editor : Rakha

 

 

 

No More Posts Available.

No more pages to load.