KILASBABEL.COM – Dalam upaya mewujudkan pelajar sebagai pemilih pemula yang cerdas, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Pangkalpinang melakukan Penandatanganan MoU dengan SMA/SMK bertempat di Auditorium Bangka City Hotel, Selasa (15/11).
Penandatangan kerjasama tersebut dalam rangka meningkatkan pengawasan partisipatif untuk mewujudkan pemilu dan pemilihan yang demokratis langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam penyelenggaraan pemilihan umum dan pemilihan gubernur dan wali kota tahun 2024 mendatang.
Adapun tujuh sekolah tersebut yakni SMAN 1 Pangkalpinang, SMAN 2 Pangkalpinang SMAN 3 Pangkalpinang, SMKN 4 Pangkalpinang, MAN 1 Pangkalpinang, SMA Muhammadiyah Pangkalpinang dan SMK Bakti Pangkalpinang.
Penandatangan MoU dilakukan langsung oleh Ketua Bawaslu Pangkalpinang Ida Kumala bersama enam kepala sekolah tersebut yakni Efri Rantos Kepala SMAN 1 Pangkalpinang, Siti Nabsiati Kepala SMAN 3 Pangkalpinang, Zulkifli Kepala SMKN 4 Pangkalpinang, Mega Kastiswan Kepala MAN 1 Pangkalpinang, Drs Edison Taher Kepala SMA Muhammadiyah Pangkalpinang dan Yanuar Teriman Kepala SMK Bakti Pangkalpinang.
Ketua Bawaslu Kota Pangkalpinang, Ida Kumala menjelaskan, kerjasama ini masih bagian dari sosialisasi pengawassn pemilu partisipatif pada pemilihan umum serentak tahun 2024 mendatang.
Hanya saja, katanya, kali ini targetnya pada lingkungan sekolah mulai dari Kepala sekolah, guru dan pelajar khususnya yang sudah berusia 15-16 tahun.
“Jadi melalui kerjasama ini kami mengajak para pelajar, yang mana pada 2024 mendatang sudah berusia 17 tahun untuk ikut partisipatif dalam pengawasan pemilu, karena mereka adalah pemilih pemula,” kata Ida saat ditemui Babel Pos usai kegiatan.
Karena itu, dikatakan Ida, dalam kesempatan ini pihaknya mengajak para pemilih pemula tersebut untuk menjadi pemilih cerdas pada pemilu 2024 mendatang mulai dari pilpres, pileg hingga pilkada.
“Kita harapkan para pemilih pemula ini bisa memahami apa yang harus dipilih, siapa yang harus dipilih dan bagaimana orang yang harus dipilih dan ini bisa dilihat dari visi misi calon,” tutur Ida.
Ida menyebut, saat ini jumlah pemilih pemula di Kota Pangkalpinang yang akan memilih pada 2024 mendatang hampir mencapai 7.000 orang. Menurutnya, jumlah ini sangat berpotensi luar biasa dalam meningkatkan partisipasi pemilih pada pemilu 2024.
“Untuk itu dengan adanya sosialiasi ini, minimal para pelajar yang akan menjadi pemilih pemula mengetahui apa sih haknya yakni hak untuk memilih dan ini harus menjadi perhatian kita semua terutama pihak sekolah. Kawal hak pilih ini, minimal mereka terdata di data kependudukan Pangkalpinang,” pinta Ida.
Seperti diketahui bersama, lanjut Ida, syarat pemilih pemula adalah berusia 17 tahun. Namun bagi yang belum berusia 17 tahun tapi sudah pernah kawin atau menikah, juga memiliki hak pilih.
Dan para pemilih pemula ini, diakui Ida, menjadi ujung tombak bawaslu untuk melakukan pengawasan. Karena didalam tupoksi Bawaslu, tambahnya, terdapat pengawasan partisipatif dan ini diberikan kepada seluruh masyarakat.
“Makanya kita punya tagline Bersama Rakyat Awasi Pemilu, Bersama Bawaslu Tegakkan Keadilan Pemilu.
Artinya dalam melakukan penawasan bawaslu tidak bisa bekerja sendiri, karena SDM bawaslu tidak mencukupi. Dengan adanya pengawasan partisipatif ini, maka seluruh masyarakat juga ikut mengawasi proses pemilu,” jelas Ida.
“Jadi rakyat mengawasi, tetapi yang menegakkan pemilu menjadi tugas bawaslu. Dan menegakkan pemilu ini, bukan hanya dalam tindakan hukum tapi mengawal hak pemilih pemula termasuk hak pilih kelompok yang termarginalkan,” sambung Ida.
Sementara Kepala SMAN 1 Pangkalpinang, Efri Santos S.Pd menyambut baik program Bawaslu ini yang melibatkan pihak sekolah dalam pemgawasan partisipatif pemilu serentak 2024 mendatang. Menurutnya, program ini sejalan dengan program yang dicanangkan Mendikbud yakni kurikulum merdeka.
“Kita ketahui bersama, untuk Provinsi Babel semua sekolah mulai dari tingkat SMA, SMK, SMP bahkan SD sudah menetapkan kurikulum merdeka, yang mana levelnya sudah sudah sampai pada kurikulum merdeka mandiri berubah. Nah, dalam kurikulum ini ada tujuh proyek penguatan profil pelajar pancasila yakni gaya hidup berkelanjutan, kearifan lokal, bhineka tunggal ika, bangunlah jiwa dan raganya, suara demokrasi, berekayasa dan berteknologi untuk membangun NKRI dan kewirausahaan. Jadi MoU ini sejalan dengan poin suara demokrasi, yang mana di sekolah sudah dilaksanakan pemilihan pengurus OSIS dan ini dilaksanakan seperti pemilu. Untuk itu kita sangat mendukung kegiatan ini dengan melibatkan para pelajar yang nantinya akan menjadi pemilih pemula dan pengawas secara sukarela dalam pemilu 2024 mendatang,” kata Efri.
Senada, Kepala SMA Muhammadiyah Pangkalpinang, Drs Edison Taher menambahkan, secara nasional pemilih pemula saat ini mencapai 60 persen. Artinya, kata Edison, pemimpin kedepan akan banyak dipilih oleh pemilih milenial.
“Jadi kita harapkan mereka jadi pemilih cerdas yang tidak terbawa arus politik dengan segala macam trik dan istrinya. Kami pesan kepada para pelajar, jadilah pemilih pemula yang cerdas, karena pemimpin yang berkualitas itu dipilih oleh pemilih yang cerdas,” tukas Edison.(bond)
Editor : Putra Nalendra