KILASBABEL.COM – BKKBN Perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengerahkan sebanyak 1.050 petugas untuk mendampingi keluarga berisiko stunting, guna mengoptimalkan penanganan dalam menekan kasus stunting pada anak.
“Kami sudah mendapatkan data keluarga yang berisiko stunting untuk dibantu, agar tidak terjadi kasus stunting ,” kata Kepala BKKBN Perwakilan Bangka Belitung Fazar Supriadi di Pangkalpinang, Kamis (17/11).
Dikatakannya, dalam menangani dan menekan kasus stunting ini , BKKBN Provinsi Kepulauan Babel mengoptimalkan lima rencana aksi, yakni penyediaan data keluarga berisiko stunting, pendampingan keluarga berisiko stunting, pendampingan calon pengantin, pengawasan anak stunting, audit kasus stunting.
“Petugas pendamping ini rutin mengunjungi keluarga berisiko stunting untuk mengedukasi dan memantau secara spesifik kondisi kesehatan anak berisiko stunting,” ujarnya.
Ia menjelaskan, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penanggulangan Stunting dan dibawa kembali melalui Peraturan Kepala BKKBN Nomor 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penanggulangan Stunting (RAN Pasti).
Kegiatan prioritas RAN Pasti adalah penyediaan data keluarga berisiko stunting, pendampingan keluarga berisiko stunting, pendampingan seluruh calon pengantin/calon pasangan usia subur, surveilans keluarga berisiko stunting dan audit kasus stunting .
“Untuk mencegah kekerdilan, kami menghimbau calon pengantin untuk mendaftar atau melapor ke KUA agar dapat dilakukan pemeriksaan kesehatan, agar calon bayi yang dilahirkan tidak berisiko kekerdilan,” ujarnya.
Menurutnya, BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menargetkan penurunan angka stunting pada 2023 sebesar 13,05 persen guna mencapai target nasional sebesar 14 persen pada 2024.
“Mudah-mudahan target 15,76 persen pada 2022 dapat tercapai dan pada 2023 sebesar 13,05 persen,” demikian Fazar Supriadi.
Sumber : Antara
Editor : Putra Nalendra