Menelisik Sejarah Masjid Al-Ihsan, Masjid Tertua di Toboali

oleh -433 Dilihat
Masjid Al Ihsan, Masjid tertua di Toboali. (Tribunnews.com)

KILASBABEL.COM – Masjid Al Ihsan yang berada di Kelurahan Toboali Kota, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan merupakan masjid yang tertua di Kecamatan Toboali.

Masjid berdindingkan beton dan memiliki atap bertingkat ini dulunya hanya masjid kayu yang di bangun oleh swadaya masyarakat sekitar masjid.

Masjid Al Ihsan sepintas sama dengan tempat ibadah umat muslim lainya. Namun di bagian depan masjid memiliki ciri dengan terdapat banyak tiang yang menopang plafon bagian atas masjid.

Lalu pada atap masjid tidak terlihat kubah besar seperti masjid biasanya, tetapi atap masjid berbentuk persegi empat dengan tiga tingkat ukuran yang berbeda beda, dengan konstruksi bangunan masjid yang juga terlihat kokoh.

Ketua pengurus Masjid Al Ihsan H. Arahim Abbas mengatakan ia tidak tahu persis tahun berapa bangunan masjid ini di bangun, namun ia menerangkan bahwa sejak dirinya lahir tahun 1941 masjid ini sudah kokoh berdiri.

“Untuk lahirnya tidak tahu pastinya, tetapi sejak saya lahir tahun 1941 masjid ini sudah berdiri, karena saya belajar mengaji dan sekolah di sebelah masjid ini, tempat ini merupakah masjid induk di Toboali, dulunya semua masyarakat salat disini, namun setelah tahun 70an, sudah mulai menyebar, karena banyaknya pembangunan masjid baru,”ujar Arahim dikutip dari tribunnews.com, Kamis (24/11).

Arahim menambahkan bahwa masjid Al Ihsan dibangun dengan biaya swadaya masyarakat mereka secara bahu membahu mendirikan masjid ini.

“Dulunya ini juga di sebut kampung arab, karena ada warga arab yang menetap di dekat Majid, awalnya berdiri warga arab itu menjadi penggerak pembangunan masjid ini, yang saat ini masih ada keturunanya Sait Ali yang meruapakan cucunya,”ujarnya.

Sejak aktif menjadi pengurus Majid Al Ihsan pada tahun 1960an, Arahim mengatakan bahwa sudah ada beberapa kali renovasi yang dilakukan terhadap tempat ibadah tertua di Toboali ini.

“Mulai di rehap sekitar tahun 1965 ukuran masjid dari panjang delapan meter kali lebar delapan meter, menjadi panjang 14 meter kali lebar 14 meter, lebih besar, namun secara keseluruhan tidak ada perubahan bentuk, dari bentuk awalnya berdirinya, cuman ada pembesaran ukuran dari yang dinding papan sekarang sudah menjadi beton,”ucapnya

Lebih jauh Arahim menjelaskan bahwa dulunya, masjid ini memiliki dua lantai dimana pada lantai kedua sering digunakan untuk mengumandangkan adzan yang menandakan tibanya waktu salat.

“Dulunya bertingkat tingkat pertama digunakan untuk salat, lalu pada tingkat kedua untuk adzan, tetapi sekarang sudah tidak lagi, semua akifitas adzan dan salat di laksanakan pada lantai bawah, sementara atasnya sudah di buat atap yang memiliki tiga jenjang,”ujarnya.

Arahim mengatakan, dilihat dari bentuk pagar masuk ke masjid terlihat bangunan gapura yang mirip seperti bangun di china, namun ia mengatakan ini tidak ada kaitanya dengan itu, namun hanya saja dalam pembangunan secara swadaya ada toko toko china yang membantu pembangunanya.

“Lalu yang mengembangkan masjid ini, dari persatuan islam,(Persis Toboali) Pengembangan pertama oleh Junaidi Haji Mulkan sebagai guru yang membimbing jamaah di masjid Al Ihsan dari tahun 70 sampai 80 an selanjutnya di lanjutkan oleh guru besar Zainal Abidin Jamariz hingga sekarang, beliau berdua menanamkan Persis Muhammadiyah jadi kami termasuk mengikuti beliau,”ujarnya.

Selain menjadi tempat untuk beribadah salat lima waktu masjid ini juga sering digunakan untuk jamaah belajar Fiqih dan mengaji.

Pada bulan puasa seperti ini, ketika tiba waktu berbuka puasa banyak para jemaah masjid yang datang membawa makanan, untuk melaksanakan buka puasa bersama sebelum menunaikan ibadah salat magrib dan tarawih berjamaah.

 

Editor : Rakha

 

 

No More Posts Available.

No more pages to load.