Oleh :
Dr. Muhadam Labolo
(Penulis, Peneliti dan Akademisi pada Institut Pemerintahan Dalam Negeri)
KILASBABEL.COM – Tuhan mempersiapkan peluang terbaik untuk Alumni Manglayang. Uus Kuswanto, Purna Angkatan ke 4 STPDN dilantik sebagai Sekretaris Daerah DKI Jakarta, 2 Desember 2022, pukul 13.00. Kendatipun posisi puncak Pj Gubernur DKI Jakarta tak sempat diduduki teman sejawatnya Dr. Bahtiar (Dirjen Kesbangpol Kemendagri), rupanya Tuhan punya rencana lain, Uus Kuswanto dipercaya Heru Budi Hartono (Pj Gubernur DKI Jakarta) sebagai Pj. Sekda.
Sepak terjang Uus Kuswanto tak banyak diketahui publik. Ia Pamong yang memulai karir dari bawah, Lurah, Camat, Kepala OPD, Seko hingga Walikota Jakarta Barat. Ia bahkan pernah terdepak dari posisi walikota, kembali ke staf sebagai asisten. Ia lapang dada menerima kick sebentar sebelum sampai ke puncak. Uus kader yang tenang, friendly, dan sabar menunggu setiap perubahan. Ia bawahan yang loyal dan dekat dengan mantan Gubernur Jokowi, Ahok, dan Anies Baswedan.
Politik lokal memang tak sekompleks di pusat, namun DKI Jakarta punya ciri khusus, setali tiga dengan politik nasional. Jakarta menjadi pusat gravitasi sekaligus barometer politik nasional. Tentu saja intrik dan pembelahan antar elit di birokrasi lokal bukan hal baru. Paska berakhirnya pejabat lama, dinamika di struktural birokrasi sedikit beriak memperebutkan pengaruh.
Uus tampil tanpa warta. Ia seperti mendapat bola muntah dari kerumitan depan gawang antar para loyalis lama dengan penjabat baru. Untungnya Uus pernah satu gerbong dengan penjabat baru. Ia tak punya masalah serius, kecuali pengalaman kinerja antar bawahan dan atasan. Tentu saja semua loyalis lama masuk perhitungan. Sosok Uus sendiri seperti kartu mati yang dihidupkan kembali.
Uus dipandang netral dan diterima baik oleh jajaran eksekutif maupun politisi di DPRD Jakarta. Beliau sepi dari keributan politik Balai Kota. Pelaksana Jakarta tak sungkan memilihnya, menukar posisi dengan sekda lama agar beban yang dipikul semakin ringan. Pj Gubernur Jakarta tentu butuh sekretaris yang netral, loyal, pengalaman, fresh dan relatif dapat diterima oleh semua pihak, bukan Ronin Samurai yang kehilangan loyalitas sebab ditinggal tuannya.
Duduk sebagai eselon satu di Balai Kota Jakarta tentu sedikit berbeda. Di situ sentral administrasi otonomi sekaligus wakil pemerintah pusat. Tugas rutin melayani sekian banyak urusan kota dan kabupaten administratif. Jakarta memang tak lagi berstatus Ibukota Negara, namun sepanjang Ibukota Nusantara belum siap, Jakarta tetap melaksanakan fungsi-fungsi ibukota negara.
Sebagai kawan baik dan ketua angkatan, saya tentu mengucapkan selamat. Posisi itu, selain amanah yang mesti ditunaikan, Uus mampu melakukan loncatan sekaligus mencipta histori bagi alumni Manglayang. Ia memperlihatkan karakternya sebagai Pamong yang berkawan dengan siapa saja, tak mudah berkumpul untuk sesuatu yang bersifat eklusif. Ia lebih suka berdiri di atas kepentingan semua golongan. Ia jembatan bagi kelompok yang berseberangan seperti kelompok Betawian.
Kepadanya saya ingatkan agar berbuat yang terbaik. Kita hanya sekali hidup. Hanya sekali mengabdi dalam rentangan hidup yang pendek. Bila usai, hanya sejarah sebagai kenangan yang akan diingat. Karena itu, buatlah sejarah sebaik mungkin, agar dapat menjadi cermin dan cahaya bagi generasi Manglayang berikutnya. Sekali lagi saya ucapkan selamat bekerja, semoga sukses dan amanah.
Editor : Rakha