KILASBABEL.COM – Para pelajar program kelas beasiswa Pemali Boarding School PT Timah Tbk, tidak hanya mendapatkan program pendidikan akademis. Di asrama para pelajar yang berasal dari berbagai daerah juga dilatih kemampuan soft skill seperti bercocok tanam.
Mereka memanfaatkan lahan kosong di asrama Pemali, untuk menanam sayuran dan buah-buahan di pekarangan dan lorong asrama. Bercocok tanam juga menjadi salah satu cara mereka untuk menghilangkan kejenuhan.
Salah satu siswa, Dafit menceritakan program bercocok tanam yang mereka galakkan ini sejalan dengan program Organisasi Siswa Intra Asrama (OSIA) yang juga memiliki program kebun asrama.
Ia mengatakan, mereka telah lima kali panen seperti sawi, buncis, seledri, kangkung, tomat dan pepaya.
Siswa kelas 12, asal Manggar, Belitung Timur ini juga mengungkapkan jika kegiatan bercocok tanam ini baru dipelajarinya selama menjadi bagian dari warga asrama siswa kelas beasiswa PT Timah Tbk.
“Baru disinilah saya mencoba untuk bercocok tanam, dan kebetulan ada teman yang sama-sama senang dengan bercocok tanam. Selain itu dari dia juga saya belajar bagaimana cara menanam hingga bisa panen. Alhamdullilah difasilitasi oleh PT Timah dan ini membuat kami semakin bersemangat,” cerita Dafit, Senin (27/3).
Ia menyebutkan, mereka tak selalu mulus dalam bercocok tanam seperti gagal saat menaman cabai.
“Sebelumnya kami banyak mengalami kegagalan, dimana banyak hama, penyakit dari pohonnya dan juga yang lainnya. Namun seiring berjalan waktu akhirnya kami dapat melakukan panen perdana, dan hal itu membuat kami menjadi lebih bersemangat untuk bercocok tanam”
Kedepannya, pihaknya berencana untuk belajar membuat pupuk kompos dengan memanfaatkan daun kering yang ada di sekitar situ.
“Saya berharap program ini tetap ada di asrama, agar lingkungan di asrama dapat termanfaatkan dengan baik dan memberikan keuntungan bagi para siswanya. Terima kasih PT Timah yang telah mendukung kegiatan siswa. Semoga PT Timah tetap jaya, dan terus memberikan manfaat yang lebih baik bagi masyarakat Bangka Belitung,” ungkap Dafit.
Sementara itu Muhammad Tarmizi (17) siswa kelas 11 ini juga menuturkan jika dirinya sudah terbiasa dalam dunia pertanian, sebab kedua orang tuanya merupakan petani.
Siswa asal Desa Zed ini juga berharap, kedepannya tidak hanya bercocok tanam tapi juga bisa melakukan kegiatan lainnya seperti berternak ikan ataupun unggas.
“Untuk kedepannya pun, kami juga siap untuk belajar berternak ayam ataupun ikan. Karena bagi kami, apapun itu usahanya, dapat menjadi bekal. Selain itu tentunya harus ada pembimbing ataupun teman yang memang sudah menguasai bidang tersebut, untuk memperkecil persentase kegagalan,” ungkapnya. (SP)
Editor : Leona