KILASBABEL.COM – Menyumbangkan harta di jalan Allah merupakan salah satu cara terbaik untuk mendapatkan ridho dari Tuhan. Bahkan dikatakan bahwa harta yang disedekahkan atau diwakafkan untuk kepentingan agama akan mendapatkan ganti berkali lipat.
Hal itulah yang dirasakan oleh seorang perempuan kaya bernama Hj. Siti Aisah. Ia bahkan menyumbangkan hartanya yang berjumlah miliaran rupiah dan diwakafkan kepada sebuah pesantren Al-Qur’an.
Bagaimana kisah Hj. Aisah yang rela mewakafkan uangnya miliaran rupiah? Simak ulasannya sebagai berikut.
Menyumbang Uang Miliaran Rupiah
Sebuah video yang diunggah oleh Cinta Quran TV memperlihatkan seorang perempuan kaya raya yang tidak pernah kehabisan uang untuk disedekahkan di jalan Allah. Ia adalah Hj. Aisah.
Seorang pengusaha perempuan itu menyumbangkan uang bernilai miliaran rupiah kepada sebuah pesantren Al-Qur’an sehingga pesantren tersebut bisa berdiri dan kemudian bisa dimanfaatkan oleh para santri sebagai tempat belajar.
“Tapi ternyata, tujuh orang ada satu orang namanya Ibu Aisah dengan penampilan yang sangat sederhana berwakaf miliaran, dan sekarang pesantrennya sudah jadi,” ujar ustaz pemilik pesantren.
Digerakkan oleh Hati
Hj. Aisah mengaku bahwa sumbangan yang ia berikan kepada pesantren tersebut yang bernilai fantastis itu digerakkan oleh hati nuraninya. Dan yang menggerakkan hatinya adalah Allah.
Ia mengatakan bahwa ketika mendengarkan kajian sang ustaz dan melihat penjabarannya, sang anak mengingatkan kepada Hj. Aisah untuk memberikan sumbangan tersebut tanpa pikir panjang.
“Yang menggerakkan hati itu Allah, saya sendiri itu anak saya ya, waktu dengerin kajian ustaz, ustaz kasih presentasi ditunjukkin ke kita bahwa dapat tanah wakaf begini-begini, saya ditepuk, mah, kejar itu ustaz. Yok kita kasih,” terang Hj. Aisah.
Selalu Merasa Bahagia
Sumbangan miliaran rupiah yang dikeluarkan oleh Hj. Aisah kepada pesantren Al-Qur’an itu ia katakan masih belum ada apa-apanya. Bahkan ia merasa bahwa itu masih sangat sedikit.
Meskipun demikian, dari sumbangan itulah ia dapat merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Bahagia yang ia rasakan berbanding lurus dengan uang yang ia keluarkan dengan nilai yang fantastis itu.
“Tapi yang muncul bukan rasa kehilangan uang yang di(wakafkan), rasa bahagia bahwa kita bisa berbagi segitu. Itu menurut saya masih sangat kecil. Jadi rasa bahagia itulah yang tidak ternilai dari miliar tadi yang didatangkan sama Allah. Setiap kita berbagi, bahagia itu pasti hadir,” lanjut Aisah.
Berkat Didikan Orang Tua
Hj. Aisah mengatakan bahwa kemurahan hatinya untuk menyumbangkan hartanya di jalan Allah itu berkat didikan orang tuanya. Orang tuanya pernah memberikan sebuah hotel yang hendak dibeli dengan harga yang besar namun justru diberikan kepada Nahdlatul Ulama.
Meskipun orang tua Hj. Aisah selalu bersedekah di jalan Allah tapi anak-anaknya termasuk Aisah tidak diberikan fasilitas yang mewah. Mereka diminta untuk selalu berjuang agar bisa sukses di kemudian hari.
“Orang tua saya ustaz, hotel itu mau dibeli Megawati dengan uang, dikasih sama Nahdlatul Ulama, itu contoh dari orang tua. Saya belum ada apa-apanya ustaz sama orang tua,” terang Aisah.
“Tanah di mana-mana, panggil, kasih, anaknya nggak ada yang dikasih. Anak harus berjuang, kata orang tua saya,” lanjutnya.
Sumber : merdeka.com
Editor : Rakha