Hadiri Apel Kebangsaan Pemuda Konghucu, Molen Sampaikan “Fan Ngin Thong Ngin Jitjong”

oleh -346 Dilihat
Foto : nuggi3.

KILASBABEL.COM – Pusat Bimbingan dan Pendidikan Konghucu Sekretariat Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia menyelenggarakan kegiatan Apel Kebangsaan Pemuda Konghucu pada Rabu (10/5).

Apel Kebangsaan dengan tema “Memperkuat Wawasan Kebangsaan Generasi Muda Untuk Indonesia Hebat” tersebut diselenggarakan di halaman Kelenteng Dewi Laut Tanjung Bunga Air Itam Kota Pangkalpinang. Apel tersebut dihadiri oleh berbagai organisasi lintas agama yang ada di Kota Pangkalpinang seperti Pemuda Ansor NU Pangkalpinang, Fatayat NU Pangkalpinang, Himabudhi Pangkalpinang, Pemuda Katholik, Pemuda Kristen, Pemuda Hindu, dan Forum Demokrasi Milenial.

Dalam kesempatan tersebut Walikota Pangkalpinang Maulan Aklil atau yang biasa disapa Molen menyebutkan bahwa tolak ukur seseorang dapat dinilai sebagai seseorang yang taat agama dapat dilihat dari adab dan akhlak nya.

“Menurut saya, orang yang taat agama itu dapat dilihat dari bagaimana adab dan akhlak nya, percuma ilmu tinggi tetapi adab dan akhlak nya gak baik. Jadi jika adab dan akhlak nya baik tentu agama nya pun pasti baik. Keyakinan untuk memilih kerukunan antar umat beragama secara prioritas dapat diukur dengan adab dan akhlak”, ucap Molen.

Walikota Pangkalpinang tersebut juga menyebutkan bahwa jangan mudah untuk menjustifikasi tentang baik dan buruk nya orang lain, apalagi surga dan neraka nya orang lain. Menurutnya itu adalah urusan Tuhan bukan antar manusia.

“Semua ini sudah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa, keyakinan yang kita pegang masing-masing sudah diatur. Terlalu naif rasanya jika kita menjudge orang masuk surga atau neraka, itu menjadi urusan Tuhan bukan kita. Yakin lah agar apa yang telah menjadi pilihan kita adalah sudah benar, yang terpenting kita dapat menghormati semua suku, ras, dan agama yang ada di Kepulauan Bangka Belitung terutama yang ada di Kota Pangkalpinang. Selagi kita tulus untuk kemaslahatan umat, kesejahteraan masyarakat, terserah orang mau ngomong apa”, ungkap Molen.

Molen juga menambahkan bahwa kondisi kerukunan umat beragama yang ada di Bangka Belitung khususnya Kota Pangkalpinang sangat baik. Apalagi ada istilah dalam bahasa masyarakat Tionghoa yang dikenal di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yakni “Tongin Fangin Jitjong” yang artinya etnis Tionghoa dan etnis Melayu setara.

“Hari ini saya hadir disini menandakan bahwa Kota Pangkalpinang siap untuk menjaga kerukunan antar umat beragama. Disini dikenal dengan istilah “Fan Ngin Thong Ngin Jitjong” yaitu orang melayu bangka dan orang tionghoa sama saja dan setara. Jangan coba-coba menciptakan konflik suku, ras, dan agama di kota Pangkalpinang karena akan berhadapan dengan Walikota Pangkalpinang”, tegas Molen.

Menghadapi tahun politik Molen menyebutkan bahwa politik identitas agama akan semakin dimainkan orang untuk mengadu domba sesama masyarakat. Politik pecah belah atau Devide et Impera akan dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Sebab itu beliau mengingatkan agar tidak termakan isu yang tidak jelas yang bertujuan untuk memecah persatuan dan kesatuan NKRI.

“Kita jangan teradu domba dengan orang-orang yang mau memecah belah NKRI, makin kesini politik identitas dan isu-isu tidak jelas akan dimainkan oleh orang tidak bertanggung jawab. Kegiatan hari ini tentunya salah satu bentuk untuk menangkal dari hal-hal tersebut. Kita harus hadapi dengan senyuman, sabar, dan tahan hawa nafsu apalagi tahun ini tahun politik, tahun depan tahun politik. Jangan heran kalau di tahun politik isu apapun akan di goreng orang. Saya datang kesini pun mungkin akan ada isu yang di goreng kalau tidak punya keberanian”, tutur Molen.

Kota Pangkalpinang menurut Molen dalam hal kerukunan antar umat beragama nya masih erat dan baik, dia juga berharap agar masyarakat terus menjaga hal tersebut karena Bangka Belitung dikenal dengan hal itu.

“Saya yakin di Kota Pangkalpinang tidak akan terpengaruh isu-isu agama dan politik identitas, karena persatuan dan kerukunan masyarakat sangat erat. Dari dulu fangin tongin jitjong, jadi jika ada orang-orang yang membawa gaya berpikir radikal itu bukanlah budaya masyarakat asli Bangka Belitung, saya yakin jika masyarakat asli Bangka Belitung tidak akan terprovokasi”, pungkas Molen. (nuggi3)

 

Editor : Leona

No More Posts Available.

No more pages to load.