KILASBABEL.COM – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggelar Pre-Event Babel Economic Forum (BEF) 2023, Kamis (22/5).
Kegiatan yang dikemas dengan talkshow ini mengambil tema “Recent Economic Development Bangka Belitung dan Potensi Pengembangan Ekonomi Hijau yang Berkelanjutan”.
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber yakni Chief Economist, The Indonesia Economic
Intelligence Sunarsip, DKMP Bank Indonesia dan Perwakilan Departemen Kebijakan Makroprudensial Heru Rahadyan yang di moderatori oleh Dr Reniati yang juga selaku Ketua Program Studi Magister Manajemen Universitas Bangka Belitung.
Turut hadir Dirut PT Timah Tbk Achmad Ardianto, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Babel Yanuar, pimpinan instansi vertikal, BUMN dan perwakilan perbankan di wilayah Provinsi Bangka Belitung.
Kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Tanjung Kelayang Lantai 4 KPwBI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini dalam rangka diseminasi informasi terkini mengenai perkembangan dan outlook perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kepada seluruh stakeholder.
Mengawali sambutannya, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Faturachman menyampaikan perkembangan terkini ekonomi Bangka Belitung. Namun sebelum memaparkan kondisi ekonomi terkini Babel, Faturachman sempat mengutip statement yang kerap kali disebutkan oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo yakni tiga kunci ketahanan ekonomi suatu bangsa adalah energi, pangan, dan digitalisasi.
Faturachman menyakini bahwa tiga aspek tersebut akan membuat negara atau suatu wilayah itu menjadi lebih kuat. Demikian juga untuk di Bangka Belitung, jika tiga aspek tersebut betul-betul berjalan dengan baik maka Babel akan menjadi lebih kuat.
“Dalam ketahanan energi diperlukan pengembangan energ hijau, sementara ketahanan pangan dapat didorong dengan urban farming, dan digitalisasi diperlukan inovasi yang terus menerus,” ujar Faturachman.
Ia mengatakan, dalam ketahanan energi diperlukan pengembangan energi hijau menjadi sangat penting untuk di Babel khususnya untuk mengembangkan sumber pertumbuhan ekonomi baru.
Sementara untuk ketahanan pangan Kata Faturachman, dapat didorong dengan berbagai cara antara lain urban farming.
“Bank Indonesia bersama dengan pemerintah Provinsi, Kabupaten dalam konteks GNPIP kita menanam cabai dimana-mana, alhamdulillah inflasi bisa kita kendalikan dengan baik. Artinya dari segi ketahanan pangan tadi bisa kita jalankan dengan baik,” ungkap Faturachman.
Kemudian, yang ketiga yaitu digitalisasi yang bisa dicapai melalui inovasi.
“Jadi topik ini akan kita elaborasi bersama pada kesempatan ini, dan juga nanti ada narasumber yang sudah berpengalaman dibidangnya yang akan mengelaborasi terkait dengan ekonomi hijau ini,” papar Faturachman.
Terkait perkembangan ekonomi global di Bangka Belitung saat ini, Faturachman melanjutkan bahwa, kondisi ekonomi global terus membaik dan mengalami perbaikan.
Hal ini, kata dia, diduga sebagai dampak dari pembukaan ekonomi Cina setelah Covid-19, yang mana sebelumnya menutup sekarang sudah mulai membuka lagi.
Dikatakan Faturachman, seperti diketahui sebelumnya, triwulan I 2023, Ekonomi Bangka Belitung Tumbuh Positif sebesar 4,37 Persen. Berdasarkan rilis BPS, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bangka Belitung tumbuh 4,37 persen (yoy). Meskipun angka ini terbilang melambat dibandingkan triwulan IV 2022 yang tumbuh 4,44 persen (yoy).
“Penurunan ini sedikit banyak terpengaruh dari kinerja ekspor timah, dimana ketika di Q1 lalu RKAB sempat tidak berjalan dengan baik, kemudian harga timah di pasar internasional mengalami normalisasi melandai,” jelasnya.
Sedangkan berdasarkan Lapangan Usaha (LU), PDRB terutama ditopang dari LU pertanian dan industri pengolahan.
“Kalau kita melihat PDRB lebih dalam, kami mengamati 13 tahun terkahir dimana Babel itu memiliki lima sektor utama yaitu, pengolahan, pertanian, perdagangan besar dan eceran, pertambangan dan penggalian konstruksi. Kalau kita lihat ekonomi Babel rata-rata tumbuh 4,13 persen selama 13 tahun terkahir,” jelasnya.
“Komoditas timah sebagai komoditas unggulan yang berpengaruh terhadap kontribusi terhadap pembentukan PDRB Babel,” tambahnya.
Sementara itu, dalam talkshow ini, Chief Economist, The Indonesia Economic Intelligence Sunarsip menyampaikan materi terkait potensi pengembangan ekonomi hijau berbasis sektor agrikultural yang Berkelanjutan di Bangka Belitung. Dimana menurutnya, Indonesia adalah termasuk negara yang agresif dalam memenuhi komitmen NDC’s-nya.
Sedangkan Perwakilan Departemen Kebijakan Makroprudensial Heru Rahadyan dalam kesempatan ini menyampaikan materi terkait insentif makroprudensial dan pembiayaan ke sektor hijau.(bond)
Editor : Leona