KILASBABEL.COM – Kota Pangkalpinang kembali mencatat inflasi tahunan terendah secara nasional selama 2 bulan berturut-turut yakni sebesar 1,93% (yoy) pada Mei 2023 serta 2,78% (yoy) pada periode bulan lalu.
Sementara itu, inflasi gabungan 2 (dua) kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami inflasi bulanan sebesar 0,47% (mtm) atau secara tahunan sebesar 2,41% (yoy).
Dalam keterangannya, Senin (5/6), Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bangka Belitung Faturrachman menyebut angka gabungan 2 kota tersebut merupakan terendah kedua secara nasional dan terendah se-Sumatera. Pencapaian inflasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diharapkan dapat mendukung pencapaian sasaran inflasi nasional 3+1%.
“Inflasi bulanan (mtm) gabungan 2 kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung utamanya disumbangkan oleh komoditas daging ayam ras, bawang merah, dan ikan ekor kuning. Sedangkan inflasi tahunan (yoy) terutama bersumber dari komoditas bensin, beras, dan angkutan udara. Sebaliknya, komoditas yang memberikan andil deflasi bulanan adalah cumi-cumi, cabai merah, cabai rawit, daging sapi, dan udang basah,” jelasnya.
Secara spasial, lanjut Faturrachman, Kota Pangkalpinang tercatat mengalami inflasi bulanan sebesar 0,01% (mtm) dengan IHK 114,16. Inflasi secara bulanan (mtm) terutama bersumber dari komoditas daging ayam ras, bawang merah, dan ikan kembung. Sedangkan inflasi tahunan (yoy) terutama bersumber dari komoditas bensin, beras, dan rokok kretek filter. Sementara itu, Tanjungpandan mengalami inflasi bulanan 1,28% (mtm) atau secara tahunan sebesar 3,24% (yoy) dengan IHK 119,76. Inflasi bulanan terutama bersumber dari komoditas daging ayam ras, ikan ekor kuning, dan ikan tongkol. Sedangkan andil inflasi tahunan bersumber dari komoditas bensin, angkutan udara, dan beras.
“Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus mendorong berbagai upaya untuk menjaga inflasi tetap terkendali. Pemerintah Daerah, TPID, dan Bulog terus menggalakkan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) beras, sidak pasar, operasi pasar/pasar murah, perluasan Kerja sama Antar Daerah (KAD) baik intra maupun antarprovinsi bersinergi dengan stakeholders terkait. Upaya pengendalian inflasi diperkuat dengan dialokasikannya kembali Dana Insentif Daerah Pemerintah Provinsi untuk tahun 2023. Selanjutnya, TPID juga mewaspadai risiko gangguan pasokan terutama yang bersumber dari El Nino,” urainya.
Bank Indonesia menyambut baik upaya-upaya Pemerintah Daerah untuk mendorong peningkatan luas tanam dan produktivitas komoditas hortikultura dan pangan lainnya antara lain aneka cabai, bawang merah, budidaya ikan air tawar, sapi, dan padi. Upaya-upaya tersebut juga melibatkan Pondok Pesantren, Kelompok Wanita Tani, Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga, dan Kelompok Tani. Hal tersebut diharapkan semakin mengurangi ketergantungan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terhadap pasokan dari luar. (SP)