KILASBABEL.COM – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Pemprov Bangka Belitung menggelar workshop dengan tema “Aplikasi Pengolahan Buah Sawit menjadi Pra-CPO untuk Peningkatan Daya Tawar Petani Sawit Mandiri di Sentra Perkebunan Sawit Rakyat”, di Fox Haris Hotel Pangkalpinang, Rabu (21/6/2023).
Workshop ini dibuka secara resmi oleh Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Puji Lestari. Turut hadir Plh Sekda Babel Sunardi dan 25 petani sawit swadaya dari perwakilan petani di sentra perkebunan sawit di Provinsi Bangka Belitung.
Kepala Pusat Riset Agroindustri-BRIN, Mulyana Hadipernata sekaligus Ketua Panitia Kegiatan menyampaikan bahwa workshop ini terselenggarat atas dukungan pendanaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Kementerian Keuangan.
Kegiatan workshop “Aplikasi Pengolahan Buah Sawit Menjadi Pra-CPO Untuk Peningkatan Daya Tawar Petani Sawit Mandiri Di Sentra Sawit Rakyat di Bangka Belitung” ini, katanya, sesuai dengan peran dan tugas BPDPKS untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi petani sawit dan memberikan citra positif bagi industri sawit Indonesia.
“Workshop ini diikuti oleh 25 peserta dari para petani sawit swadaya dari perwakilan petani di sentra-sentra perkebunan sawit yang ada di Bangka Belitung,” kata Mulyana.
Dijelaskan Mulyana, rencananya kegiatan ini akan berlangsung selama 3 hari terdiri dari penjelasan teori dari para narasumber diantarnya skema bisnis perkebunan sawit rakyat berbasis kawasan, skema pendampingan manajemen usaha dan pembiayaan koperasi, pengenalan pengelolaan perkebunan sawit dan pengenalan teknologi pengolahan buah sawit skala UKM.
Kemudian kegiatan ini, katanya, juga akan diisi satu hari praktek di kebun sawit yang berlokasi di Desa Tanah Bawah Kecamatan Puding Besar.
“Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan pendapatan dan kemandirian petani sawit rakyat melalui peningkatan peran petani dalam rantai pasok industri sawit,” ungkap Mulyana.
Sebagai gambaran umum, diakui Mulyana, ada beberapa permasalahan yang dihadapi para petani sawit swadaya saat ini terhadap hasil panen buah sawit dari perkebunan sawit swadaya antara lain rantai pasok penjualan yang masih panjang dari kebun hingga pabrik pengolahan kelapa sawit yang mengakibatkan harga TBS yang diterima di tingkat petani masih tertekan.
“Untuk itu, diharapkan sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini perlu disediakan percontohan pengelolaan sawit rakyat ini yang dioperasikan di tingkat koperasi petani yang ekonomis dan berkelanjutan. Pilot ini bisa di adakan oleh pemda atas support dari BPDPKS,” paparnya.
Melalui program kegiatan ini, lanjut Mulyana, diharapkan dapat memberikan wawasan kepada petani atau koperasi petani bahwa pengelolaan pasca panen buah sawit dari aspek teknologi maupun bisnisnya sehingga petani sawit memiliki pilihan dalam menjual hasil panen buah sawit.
“Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada BPDPKS yang telah mendukung kegiatan ini, serta Pemda Provinsi Bangka Belitung khususnya Dinas Pertanian serta Dinas Koperasi & UMKM provinsi Bangka Belitung sebagai pembina para petani sawit. Semoga hasil penelitian Pusat Riset Agroindustri bisa bermanfaat dan siap diaplikasikan untuk kesejahteraan petani sawit di Provinsi Bangka Belitung ini,” harap Mulyana.
Sementara Kepala OR Pertanian dan Pangan BRIN Puji Lestari menjelaskan Aplikasi Pengolahan Buah Sawit menjadi Pra-CPO Untuk Peningkatan Daya Tawar Petani Sawit Mandiri di Sentra Perkebunan Sawit Rakyat.
“Ini salah satu kontribusi BRIN terkait dengan inovasi , inovasi yang lebih menyentuh masyarakat umum , untuk di Babel ini yang pertama, kita ketahui bersama sawit merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar bagi negara ,” kata Puji Lestari.
Untuk itu, Puji berharaph hasil riset Pusat Riset Agroindustri – BRIN ini bisa dimanfaatkan dan menjadi peningkatan daya tawar petani dalam rantai pasok industri sawit. BPDPKS juga menyampaikan bahwa kemitraan di dalam industri sawit masih diperlukan sekarang ini.
“Maka dari itu, kita akan mendorong dengan instrument yang dimiliki untuk menjadikan petani merdeka. Tetapi kemitraan tidak lagi hubungan anak dengan bapak antara petani sawit dan perusahaan, melainkan sebagai dua institusi yang merdeka. Setelah merdeka baru bermitra. Jadi bermitra yang sehat, kedua pihak akan diuntungkan. Yang jelas, harapan kita para petani lebih Merdeka dan sejahtera,” tegas Puji.
Sementara itu, PJ Gubernur Bangka Belitung diwakili Plh Sekda Bangka Belitung Sunardi menyambut baik kegiatan yang digelar selama 4 hari ini.
“Sawit merupakan komuditas unggul di Bangka Belitung dan berkontribusi menopang perekonomian di Babel, apalagi perkebunan sawit masyarakat telah berkembang pesat 75 ribu H lebih, ini menjadi potensi besar bagi peningkatan ekonomi masyarakat. Harapan kita bersama, menjadikan para petani sawit kita lebih merdeka dan tentunya lebih sejahtera,” tutup Sunardi.(dom007)