KILASBABEL.COM – Dalam rangka merayakan Festival Pasir Padi yang ke-3, Pemerintah Kota Pangkalpinang melalui Dinas Pariwisata Kota Pangkalpinang mengadakan beberapa kegiatan dan perlombaan pada momen tersebut, salah satunya adalah kegiatan mendirikan telur terbanyak yang bertujuan untuk mencatatkan Rekor MURI yang di selenggarakan di Pantai Pasir Padi Kota Pangkalpinang pada Kamis, (22/6).
Kegiatan Festival Pasir Padi ke-3 ini mengusung tema “Thong Ngin – Fan Ngin – JitJong” yang dapat diartikan bahwa Orang Tionghoa dan Orang Melayu adalah sama. Selain kegiatan utama mendirikan telur sebanyak 2.023 butir telur guna memecahkan rekor MURI, ada beberapa perlombaan lainnya seperti Festival Barongsai, Lomba Merangkai Telur Seroja, dan Senam Bersama.
Dalam sambutannya Sekda Kota Pangkalpinang Mie Go mengatakan bahwa, Festival Peh Cun ini merupakan perayaan hari raya bulan ke-5 pada penanggalan kalender orang Tionghoa (Imlek). Dulunya orang Tionghoa hanya melaksanakannya sendiri-sendiri di rumah masing-masing, tetapi sekarang budaya tersebut dilaksanakan beramai-ramai dengan di ikut sertakan orang Melayu juga.
“Pehcun ini dalam bahasa Hokkian, kalau bahasa Khek Bangka nya Ng Ngiat Ciat, yaitu perayaan hari raya tanggal 5 bulan 5 penanggalan kalender Tionghoa (imlek). Ini merupakan perayaan penting orang Tionghoa, di Bangka Belitung sendiri ini menunjukkan spirit kebersamaan antara Masyarakat Melayu dan Tionghoa. Dulu orang Bangka hanya merayakan dengan keluarga masing-masing, datang ke pantai dengan membawa kue Cung atau sekarang biasa disebut kue Cang yang terbuat dari beras ketan kemudian dibungkus dengan daun pandan dan isi dalam kue tersebut berupa daging. Alhamdulillah sekarang Pehcun dapat dilaksanakan bersama-sama baik orang Melayu dan Tionghoa,” ungkap Mie Go.
Mie Go menambahkan, Festival kali ini mengusung tema Thong Ngin – Fan Ngin Jitjong dengan tujuan kolaborasi antara budaya masyarakat Tionghoa dan Melayu yang ada di Bangka Belitung khususnya di Kota Pangkalpinang itu sendiri dengan perpaduan antara Festival Merangkai Telur Seroja yang merupakan budaya khas masyarakat Melayu, kemudian adanya Festival Barongsai dan sekaligus bertepatan dengan Perayaan Hari Raya Pehcun masyarakat Tionghoa.
“Ini merupakan kolaborasi antara budaya masyarakat Melayu dan masyarakat Tionghoa. Budaya Merangkai Telur Seroja digabungkan dengan Budaya Barongsai dan acara Mendirikan Telur Bersama bertepatan dengan Hari Raya Pehcun. Ini menunjukkan bahwa Pluralisme di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sangat luar biasa,” ucap Mie Go.
Menurut Sekda Kota Pangkalpinang tersebut ada satu hal yang identik pada Perayaan Pehcun itu sendiri, yakni adanya kepercayaan bahwa telur dapat berdiri tegak pada pukul 11.00 hingga pukul 13.00 siang.
“Ada satu hal yang identik pada perayaan hari ini, yaitu kepercayaan bahwa telur dapat berdiri tegak pada pukul 11.00 hingga 13.00 siang. Ini dikarenakan adanya gaya tarik menarik gravitasi yang kuat antara matahari dan bumi pada tanggal tersebut sehingga telur dapat berdiri pada bagian ujung nya,” jelas Mie Go.
Selain hal tersebut, ada dua hal lagi yang dapat terjadi dan menjadi keunikan tersendiri pada perayaan Pehcun, yakni surut air laut menjadi sangat jauh dan ada nya keyakinan masyarakat Tionghoa bahwa tepat pukul 12.00 siang pada hari tersebut air sumur akan terasa dingin dan diyakini dapat menjadi obat bagi siapa saja yang mandi dengan air tersebut.
“Ada tiga keunikan yang terjadi di perayaan hari Pehcun ini, pertama surut air laut sangat jauh, kemudian fenomena telur dapat berdiri tegak, kemudian banyak yang tidak tau jika masyarakat yang ada sumur nanti tepat jam 12.00 pasti air nya dingin, langsung dimandikan saja karena konon katanya ini untuk pengobatan kebahagiaan dan kesuksesan, silahkan dibuktikan sendiri nanti karena pasti akan merasakan tubuh lebih segar karena sudah mandi,” tutur Mie Go sambil bercanda.
Dari target awal mendirikan sebanyak 2.023 butir telur, ternyata hasilnya diluar ekspektasi yang justru diluar dugaan semua peserta dan panitia. Hasil yang diperoleh berdasarkan perhitungan Panitia Rekor MURI Indonesia yang dalam hal ini diwakili oleh Senior Customer Relations Manager MURI Andre Purwandono, jumlah telur yang berhasil didirikan serentak pada Festival tersebut berjumlah sebanyak 3.507 butir telur. Ini tentu melampaui target awal yang bertujuan untuk memecahkan Rekor MURI, justru mampu memecahkan Rekor Dunia MURI.
“Pada hari ini MURI telah menyaksikan sebuah kegiatan pemecahan rekor MURI, ini sebelumnya pernah dilaksanakan di Kota Pontianak Kalimantan Barat tepatnya di titik 0 KM, mereka berhasil mendirikan telur sebanyak 1.123 butir telur. Sedangkan hari ini 3.507 telur berhasil didirikan, otomatis ini menjadi rekor baru yang berhasil dicatat oleh Kota Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kami bisa mengklaim rekor ini sebagai rekor Dunia terutama yang sifatnya budaya yang ada di Indonesia. Antusias terhadap kegiatan ini juga kita liat sangat luar biasa dan kami sangat mengapresiasi hal tersebut,” jelas Andre.
Sekda Kota Pangkalpinang Mie Go mengungkapkan bahwa beliau berharap agenda seperti ini dapat menjadi agenda skala Nasional nantinya guna dapat menunjang sektor Pariwisata yang ada di Kota Pangkalpinang dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
“Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengenalkan budaya yang ada dengan mempromosikan Pantai Pasir Padi sebagai salah satu Pantai yang ada di ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Harapan kita bukan hanya menjadi agenda Pangkalpinang, tetapi mudah-mudahan ini dapat menjadi agenda Nasional untuk menunjang pariwisata yang ada di Kota Pangkalpinang. Kami berterimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung berlangsung nya acara ini. Semoga kedepannya ini dapat menjadi agenda rutin pada Kalender Wisata Kota Pangkalpinang, dan tentunya mampu menjadi agenda nasional tentunya,” pungkas Mie Go. (nuggi3)