KILASBABEL.COM – Dalam rangka melakukan pencegahan dan penanganan terhadap kasus stunting yang ada di Kota Pangkalpinang, TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting) Kota Pangkalpinang menggelar Diseminasi guna mengevaluasi dan memperoleh informasi serta mengaudit kembali jumlah kasus anak yang terdampak stunting di Kota Pangkalpinang, Senin (26/6).
Mie Go, Sekda Kota Pangkalpinang selaku Ketua Tim TPPS mengatakan bahwa ini merupakan program nasional yang menjadi perhatian bersama untuk melakukan pencegahan dan penanganan stunting. Dia mengatakan hal tersebut tidak lepas dari kerjasama semua pihak dan kolaborasi antar OPD terkait.
“Ini merupakan program nasional, oleh karena itu ini tentu harus menjadi perhatian kita bersama untuk melakukan pencegahan stunting. Tentu hal ini tidak lepas dari peran kita semua. Kolaborasi antar beberapa OPD, seperti Dinas DP3AKB, Dinas Kesehatan, kemudian Kelurahan dan Kecamatan, Bappeda, Disdukcapil, dan bidang Kesra. Ini merupakan kolaborasi bersama kita dalam rangka pencegahan dan penanganan stunting,” ucap Mie Go.
Mie Go menjelaskan bahwa yang menjadi konsentrasi dalam hal pencegahan stunting adalah calon pengantin, kemudian ibu hamil, balita, serta bayi usia dibawah 2 tahun. Maka dari itu ada yang namanya program 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) guna mencegah stunting.
“Stunting sendiri adalah gangguan yang terjadi pada anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi yang berulang. Hal ini terjadi mulai dari usia janin dan baru terlihat saat anak berusia 2 tahun. Tentunya yang akan menjadi konsentrasi kita adalah pertama calon pengantin, kemudian ibu hamil terus yang ketiga balita dibawah 5 tahun dan bayi dibawah 2 tahun. Makanya ada program 1000 HPK, yaitu 270 hari sejak usia kehamilan, kemudian usia anak 2 tahun jadi 730 hari, maka ada 1000 hari yang akan menjadi konsentrasi kita dalam pencegahan stunting ini,” jelas Mie Go.
Guna menciptakan SDM yang baik, Mie Go menuturkan perlunya koordinasi dan sinkronisasi antar mitra kerja terkait. Menurutnya ini sudah menjadi kewajiban pemerintah daerah maupun pusat karena hal tersebut tertuang dalam 5 pilar pencegahan stunting.
“Dalam rangka menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik, kita memerlukan koordinasi dan sinkronisasi antar mitra kerja. Menurut kami ini memang sudah menjadi kewajiban kita bersama, apalagi kita di pemerintah daerah maupun pusat. Ini tentunya ini juga sesuai dengan 5 pilar pencegahan stunting,” tutur Mie Go.
Mie Go menegaskan agar masyarakat harus terbuka dan merubah perilaku dak kawa nyusah yang sudah membudaya sejak lama, hal itu guna tercapai nya target yang baik dalam pencegahan stunting.
“Membangun infrastuktur lebih mudah dibandingkan merubah kultur atau perilaku. Karena kita ada budaya dak kawa nyusah. Kita harus terbuka untuk merubah perilaku ini. Siapa lagi kalau bukan dari kita sendiri yang memulai. Karena ini juga menjadi pilar untuk pencegahan stunting. Tinggal bagaimana komitmen dan kemauan kita untuk mencapai target tersebut,” tegas Mie Go.
Kepala Dinas DP3AKB Kota Pangkalpinang, Agustu Afendi menyebutkan pihaknya akan membuatkan surat melalui Sekda Kota Pangkalpinang untuk Kelurahan dan Kecamatan agar nantinya di setiap Posyandu mengadakan program makan telur bersama guna mencukupi kebutuhan gizi anak-anak dalam rangka pencegahan dan penanganan stunting.
“Nanti kita akan buat surat dari Sekda untuk Kelurahan dan Kecamatan agar di setiap Posyandu diadakan minimal kegiatan makan telur bersama. Selain faktor kecukupan gizi, lingkungan yang bersih juga berpengaruh terhadap pencegahan stunting,” ucapnya.
Program dan langkah-langkah yang akan diambil kedepan menurut Ketua Tim TPPS tersebut yakni komitmen dan koordinasi antar OPD terkait yang tergabung dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting, ada juga Program ‘Secanting’ (Sedekah Seribu Cegah Stunting) yang akan ditujukan kepada banyak pihak, baik ASN, PHL, dan masyarakat luas.
“Langkah-langkah yang akan diambil salah satunya adalah komitmen dan koordinasi antar OPD terkait. Jadi kita hari ini bersama tim audit stunting mengevaluasi terhadap penanganan stunting yang kita lakukan dan juga bagaimana langkah kedepan yang harus kita lakukan. Kita akan adakan program makan telur nantinya di posyandu, kemudian ada program ‘Secanting’, yaitu Sedekah Seribu Cegah Stunting, kita akan berpartisipasi menyumbang Seribu Rupiah untuk pencegahan stunting ini. Harapan kami nanti ASN kita, kemudian PHL dan masyarakat luas bisa bersedekah walaupun hanya seribu rupiah namun memiliki arti dalam pencegahan stunting,” imbuh Mie Go.
Terkait dana, Mie Go menjelaskan nanti akan diupayakan melalui APBD Perubahan. Dirinya juga mengatakan akan terus mengawal hal tersebut.
“Percepatan penurunan stunting ini merupakan tugas yang mulia dalam rangka menciptakan kualitas hidup yang baik untuk penerus generasi selanjutnya. Berkenaan dengan hasil monitoring, nanti akan dibuat surat untuk OPD mana saja yang terlibat dan bertanggung jawab. Kita akan upayakan di APBD Perubahan nanti untuk anggarannya. Disamping perbaikan gizi kita juga akan buat program perbaikan lingkungan. Selain surat, nanti saya akan telpon dan kawal,” pungkas Mie Go. (nuggi3)