Incar Maktab Terdekat di Arafah-Mina, Kemenag Percepat Penetapan BPIH 2024

oleh -549 Dilihat
Foto : ilustrasi. (net)

KILASBABEL.COM – Kementerian Agama akan mempercepat penentuan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) 2024 menyusul langkah Arab Saudi mengubah kebijakan penentuan lokasi di Arafah dan Mina (Masyair) bagi suatu negara.

Negara yang lunas terlebih dahulu akan mendapatkan prioritas tempat strategis. Hal ini berdampak pada mekanisme pelunasan biaya haji jemaah Indonesia tahun depan.

“Salah satu tantangan kita ke depan adalah bagaimana kita mempersiapkan haji itu menjadi lebih baik daripada yang saat ini, bagaimana mengakselerasi semua proses-proses setelah puncak haji,” kata Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Agama (Kemenag) Faisal Ali di Makkah, Selasa (4/7).

Dia mengatakan siklus setelah pelaksanaan haji 2023 adalah penyampaian laporan keuangan ke Komisi VIII DPR dan audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Setelah itu proses pembahasan BPIH 2024 dimulai.

Dia mengatakan akselerasi yang dimaksud adalah penyusunan laporan keuangan haji 2023 dari saat ini 60 hari akan diperpendek menjadi 30 hari.

“Laporan keuangan kalau menurut aturan itu 60 hari, nah kita akan akselerasi mungkin enggak kalau 30 hari, kemudian kita akan sampaikan ke DPR,” kata dia.

Dia mengatakan Kemenag akan mengupayakan percepatan sehingga jika DPR menyetujui, maka pembahasan BPIH tahun 2024 bisa lebih cepat. Dampaknya proses persiapan pelaksanaan haji seperti pengadaan akomodasi, katering, hingga transportasi lebih cepat.

“Sehingga nanti kita bisa memperbaiki layanan di Armina (Arafah-Muzdalifah-Mina),” imbuhnya.

Dia mengatakan pemerintah Arab Saudi meminta semua dokumen kontrak dari semua negara termasuk Indonesia pada 15 Februari 2024. “Semuanya harus sudah masuk sudah selesai tentang kontrak,” kata dia.

Terpisah Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menilai, perubahan kebijakan mengenai Masyair merupakan sebuah tantangan yang harus dijawab.

“Pemerintah Saudi melalui Kementerian Haji menyampaikan siapa yang menyelesaikan proses administrasi lebih dulu, dia yang akan pilih posisi maktab (di Mina dan Arafah). Nah ini juga menjadi challenge bagi Kemenag,” ujar Gus Men sapaan akrab Menag.

Negara yang menyelesaikan administrasi seluruh kontrak akan memiliki hak untuk memilih posisi maktab terdekat. Selama ini, pembagian maktab di Mina, terutama, untuk wilayah yang dekat dengan jamarat dikhususkan bagi jemaah haji dari negara-negara Arab. Sementara Indonesia dan beberapa negara Asia Tenggara berada dalam satu wilayah yang jarak paling dekat sekitar 4 kilometer dari tempat melontar jumrah.

 

Sumber : merdeka.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.