KILASBABEL.COM – Tambang nikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Blok Mandiodo, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara saat ini jadi pusaran praktik korupsi. Yang terbaru, 2 pejabat tinggi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ditetapkan sebagai tersangka.
Kedua tersangka tersebut yaitu mantan Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ridwan Djamaluddin dan inisial HJ sebagai Sub Koordinator Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) Kementerian ESDM.
Seperti apa sebenarnya gambaran tambang nikel Mandiodo?
Mengenai Blok Mandiodo, Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara Irwandy Arif mengatakan bahwa potensi sumber daya dan cadangan nikel yang tersimpan di Blok Mandiodo besar. Dia mengatakan Blok tersebut merupakan blok yang menjadi acuan bagi perusahaan pertambangan nikel.
“(Potensi sumber daya dan cadangan) bagus lah, ke sana (Blok Mandiodo) semua kan, ngambil, iya kan,” ujar Irwandy saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, dikutip Jumat (11/8/2023).
Berdasarkan catatan Kementerian ESDM, WIUP Mandiodo diresmikan untuk berproduksi pada tahun 2010 berdasarkan SK Bupati Konawe Utara Nomor 158 tahun 2010 tentang Pemberian Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP) PT. Aneka Tambang Tbk (KW 10 APR OP 005) yang berlaku selama 20 tahun sejak tanggal 29 April 2010 hingga April 2030.
Blok Mandiodo sendiri telah melalui proses perjalanan panjang kepemilikan. Pada tahun 2004 silam kuasa pertambangan eksplorasi dilakukan. Hingga pada akhirnya tahun 2010 IUP Blok Mandiodo bisa berproduksi, namun pada tahun 2012 melalui SK Bupati Konawe Utara No.86 tahun 2012 ada pembatalan IUP Antam. Kemudian putusan tersebut dibatalan dan dicabut melalui Putuan Mahkamah Agung No. 225 tahun 2014 sehingga IUP Antam disahkan kembali.
Melansir data Laporan Tahunan ANTAM 2022, berikut jumlah sumber daya dan cadangan Blok Mandiodo:
Sumber Daya
Total sumber daya nikel di Blok Mandiodo ini tercatat mencapai 14,38 juta ton, terdiri dari 8,34 juta ton untuk sumber daya bijih nikel kadar rendah di bawah 1,5% (limonite) dan 6,04 juta ton untuk jenis bijih nikel kadar tinggi di atas 1,5% (saprolite).
Sumber daya terindikasi untuk jenis limonite mencapai 6,17 juta ton dan sumber daya tereka limonite pada Blok Mandiodo sebesar 2,17 juta ton.
Sedangkan sumber daya terindikasi nikel jenis saprolite di blok tersebut mencapai 1,61 juta ton. Sementara sumber daya tereka saprolite pada blok tersebut mencapai 4,43 juta ton.
Adapun kandungan nikel secara kadar rata-rata yang ada di Blok Mandiodo tersebut antara lain 1,42%-1,43% nikel untuk jenis limonite. Sedangkan untuk jenis saprolite sebesar 1,74%-1,77%.
Cadangan
Total cadangan bijih nikel Antam di Blok Mandiodo tercatat mencapai 2,58 juta ton, terdiri dari 1,42 juta ton untuk jenis limonite dan 1,16 juta ton untuk jenis saprolite.
Selain itu, kadar rata-rata cadangan nikel jenis limonite di Blok Mandiodo mencapai 1,59%. Sedangkan untuk jenis saprolite mencapai 1,72%.
Konawe Utara
Seperti diketahui, Blok Mandiodo terletak di area Konawe Utara. Adapun total sumber daya nikel Antam di area Konawe Utara mencapai 97,52 juta ton untuk jenis limonite dengan kadar nikel 1,43%. Sedangkan untuk jenis saprolite tersimpan hingga 134,94 juta ton atau 1,80%.
Adapun cadangan nikel Antam di area Konawe, khususnya untuk jenis limonite sebesar 12,72 juta ton dengan kadar 1,62% dan saprolite sebesar 35,03 juta ton dengan kadar 1,78%.
Dengan total cadangan nikel di Konawe Utara mencapai 47,75 juta ton, sementara khusus di Blok Mandiodo 2,58 juta ton, artinya cadangan nikel di Blok Mandiodo “hanya” sekitar 5,4% dari total cadangan nikel Antam di area Konawe Utara.
Sumber : cnbcindonesia.com