Salah Paham, Kelompok Remaja di Pangkalpinang Terlibat Keributan; Ada Indikasi Penganiayaan

oleh -210 Dilihat
Kasat Reskrim Polresta Pangkalpinang, Kompol Evry Susanto. (@kilasbabel.com)

KILASBABEL.COM – Kronologis terkait peristiwa sejumlah remaja yang disebut-sebut menjadi korban pembacokan oleh geng motor yang terjadi pada Kamis (17/8/2023) lalu di Jalan Raya Syafri Rahman Kelurahan Pasar Padi Kecamatan Girimaya akhirnya dibeberkan Tim Polresta Pangkalpinang.

Menurut Kasat Reskrim Polresta Pangkalpinang, Kompol Evry Susanto, para korban tersebut bukanlah korban pembacokan dari kelompok geng motor, melainkan murni tindak pidana penganiayaan.

“Kita sudah periksa korban semuanya, jadi kaki korban atas nama Rio itu bukan di tebas, tapi karena menabrak rambu lalu lintas dan tiang listrik akibat dari kejaran para pelaku,” tegas Evry, Kamis (24/8) di ruang kerjanya.

“Jadi kejadian ini bukan ulah geng motor, tapi kenakalan remaja, yang mana awal mulanya terjadi kesalahpahaman hingga akhirnya menyebabkan terjadinya penganiayaan. Untuk itu, kami imbau kepada seluruh masyarakat Pangkalpinang, jangan percaya dengan berita-berita hoaks dan berita yang tidak jelas sumber informasinya,” tambahnya.

Evry menjelaskan, peristiwa dugaan penganiayaan tersebut terjadi pada Kamis (17/8) lalu sekira pukul 23.40 WIB di Jalan Raya Syafri Rahman Kelurahan Pasar Padi Kecamatan Girimaya Kota Pangkalpinang.

Sementara peristiwa tersebut, kata dia, baru dilaporkan ke Polresta Pangkalpinang pada Selasa (22/8), yang mana kejadian tersebut baru diketahui pada Jumat (18/8) sekira pukul 00.13 WIB di Jalan Raya Syafri Rahman Kelurahan Pasar Padi Kecamatan Girimaya Kota Pangkalpinang.

Evry mengungkapkan bahwa peristiwa tersebut berawal saat Rio Febriansyah (20), bersama empat temannya yakni Ifrizi alias Ezi (16), Rizki (16), Aris (17) dan Badarudin alias Badar (16) sedang berkumpul di kediaman Ezi yang berada di Jalan Depati hamzah Kelurahan Bacang Kecamatan Bukit Intan Kota Pangkalpinang hendak berpindah tempat untuk nongkrong di belakang Puncak Mall yang berada di Jalan Sudirman Kota Pangkalpinang.

Kemudian, kata Evry, Rio bersama empat temannya mengendarai satu unit sepeda motor N MAX warna hitam milik Rizki. Dimana saat itu, posisi Rio duduk jongkok diatas alas pijakan kaki dan Badar sebagai pengendara. Sementara Ezi dan Aris duduk paling belakang.

Saat melintasi Jalan Semabung Lama Kota Pangkalpinang atau tepatnya depan Metro Chicken, lanjut Evry, dari arah yang berlawan Rio dan teman-temannya diteriaki dengan kata-kata “Hoii” oleh pengendara sepeda motor, yang mana berdasarkan keterangan saksi bahwa pengendara tersebut mengendarai sepeda motor secara beriringan dengan teman-temannya kurang lebih empat unit sepeda motor.

Lalu, dikatakan Evry, teriakan tersebut direspon oleh Ezi dan Rizki dengan cara menoleh ke arah belakang untuk memastikan apakah mereka kenal dengan rombongan tersebut sembari tetap melajukan sepeda motornya.

“Jadi setelah itu, saat akan melintasi simpang empat Semabung Kota Pangkalpinang, tiba-tiba dari arah sebelah kanan sepeda motor yang dikendarai oleh korban berserta teman-temannya, ada dua unit sepeda motor yang tidak mereka kenal memepet dari arah sebelah kanan, yang mana masing-masing sepeda motor tersebut dinaiki oleh tiga orang, lalu Ezi ini sempat mengatakan kepada pengendara sepeda motor tersebut “Ngapa Bang” (Kenapa Bang-red), lalu orang itu menjawab “Lah Garang Ki (sudah hebat kamu-red), “Mati Ki Mati Ki“ (mati kamu mati kamu-red) dan salah satu dari orang tersebut mengeluarkan senjata tajam diayunkan kearah Rio dan teman-temannya, melihat kondisi itu Badar selaku sopir pun langsung meninggikan kecepatan sepeda motornya,” ungkap Evry menceritakan kronologis kejadian.

Kemudian, lanjut Evry, saat sudah memasuki lajur Jalan Raya Syafri Rahman, ayunan atau tebasan senjata tajam yang digunakan oleh pelaku menggunakan tangan kiri tersebut mengenai paha Ezi dan tebasan kedua mengenai dagu Rizki.

“Jadi saat tebasan pertama yang mengenai Ezi, Ezi ini sempat berteriak paha ku paha ku kena. Sama halnya dengan Rizki juga berteriak Dagu Ku Dagu Kena, sehingga hal itu membuat Badar selaku sopir pun hilang kendali dan menabrak rambu lalu lintas dan tiang Listrik yang ada di depan toko Roti Bread City Bakery. Lalu melihat korban terjatuh, para pelaku langsung kabur meninggalkan korban,” terang Evry.

Sementara itu, lebih lanjut dijelaskan Evry, setelah menabrak rambu dan tiang listrik tersebut, barulah korban Rio berteriak bahwa kakinya patah dengan kondisi terjepit diantara tiang listrik dan beton jembatan dengan posisi masih terduduk jongkok di motor.

“Jadi kami tegaskan bahwa kejadian ini bukan ulah geng motor, tapi kesalahpahaman yang menyebabkan penganiayaan. Dan berdasarkan pengakuan korban Rio bahwa dirinya merasa tidak dibacok atau tidak terkena senjata tajam milik pelaku. Saat ini, kami terus memburu para pelaku,” tegas perwira melati satu ini.

Evry menambahkan, pasca kejadian tersebut pihaknya terus meningkatkan patroli malam guna meminimalisir aksi kejahatan jalanan di wilayah hukum Polresta Pangkalpinang.

“Sejumlah personel sudah kita terjunkan untuk meningkatkan patroli, termasuk Tim Buser Naga yang hingga kini masih terus memburu para pelaku,” pungkas Evry yang sempat menjabat sebagai Kapolsek Bukit Intan ini.(dom007)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.