KILASBABEL.COM – Batik merupakan salah satu warisan budaya yang menjadi kebanggan Indonesia. Motif Batik Indonesia sangat khas yang menggambarkan keindahan Indonesia. PT Timah Tbk ikut berperan dalam mendukung pelestarian batik dengan mendukung UMKM dan perajin batik untuk terus mengembangkan usahanya.
PT Timah Tbk melalui program Pendanaan Usaha Mikro Kecil (PUMK) mendukung para perajin batik di wilayah operasional dalam bentuk dukungan permodalan dan pembinaan.
PT Timah Tbk yang merupakan anggota holding industri pertambangan MIND ID ini juga kerap menggelar pelatihan membatik bagi kelompok masyarakat dan kelompok perempuan di wilayah operasional perusahaan. Khususnya, pelatihan batik ecoprint yang telah dilaksanakan dibeberapa wilayah.
Melalui batik ecoprint PT Timah Tbk mendorong kelompok perempuan untuk mengenalkan potensi di wilayah mereka lewat karya batik. Belum lama ini, PT Timah Tbk juga memberikan pelatihan membuat batik ecoprint bagi masyarakat adat Mapur di Dusun Air Abik, Kabupaten Bangka.
Salah satu mitra binaan PT Timah Tbk yang menggeluti usaha batik ialah Ira Afriliana, wanita asal Belitung Timur ini memiliki brand Batik De Simpor. Ira menceritakan, Ia memulai belajar membatik pada 2012 lalu dan terus menekuni batik tulis hingga pada 2017 berani memulai usaha batiknya.
“Membuat batik tulis tidak semudah yang dibayangkan. Sehingga kita belum berani untuk membuat batik sendiri dengan berbekal ilmu yang sedikit. Namun keinginan yang besar untuk membuat batik dengan motif khas belitung timur, membuat saya berani untuk memutuskan membuat usaha batik, meskipun masih banyak
kekurangannya, dan saya membuat batik dengan canting cap,” katanya.
Berawal dari situ, Ia terus mengembangkan usaha batiknya, Ia membuat beragam motif batik salah satunya yang khas ialah motif simpor. Simpor merupakan salah satu tanaman khas Belitung.
Dengan membatik, Ia mengenalkan keindahan Negeri Laskar Pelangi, beragam motif batik yang dibuatnya seperti daun Simpor, bunga Simpor, Keremunting, katis Rambai dan Ikan cempedik.
“Ciri khas salah satunya adalah batik daun Simporyang merupakan tumbuhan yang ada di Belitung Timur dan selalu menampilkan warna-warna yang cerah,” ceritanya.
Dengan dukungan dari PT Timah Tbk melalui program PUMK, usaha Ira terus berkembang, bahkan bisa memperkerjakan lima orang pekerja, namun sayangnya usahanya juga terdampak dari pandemi Covid-19 sehingga Ia terpaksa harus mengurangi tenaga kerja.
Tidak hanya memasarkan batik kepada wisatawan yang datang ke galeri mereka, Ira mulai mempromosikan produknya melalui media sosial dan mejangkau pasar digital.
“Awalnya usaha kita mulai berkembang, karena bahanbaku tersedia banyak, produksi meningkat. Wisatawan banyak berkunjung ke laskar Pelangi sehingga usaha kita mendapat imbas positif, banyak yang belanja,” ucapnya.
“Namun ditengah perjalanan, di tahun 2020 kita dilanda Covid-19, sehingga tempat wisata ditutup yang berakibat fatal bagi usaha batik. Kami terpuruk, pengrajin dikurangi, penjualan menurun ini terjadi hampir dua tahun. Masyarakat lebih memilih makanan daripada batik,” sambungnya.
Tak dipungkirinya, ia sempat putus asa, namun dirinya berusaha bangkit kembali dengan bahan baku dan bantuan permodalan dari PT Timah Tbk membuat Ia bisa terus bangkit dalam menjalankan usahanya.
Alhasil, Batik De Simpor kini kembali eksis, menghasilkan ragam batik yang unik dan menarik yang menjadi ciri khas dari Belitung Timur.
“Dalam setiap corak dan warna batik, ada semangat gotong royong, untuk bersatu dan bersama-sama membangun masa depan yg lebih baik, dan menjadi tekun dalam menjalani kehidupan,” ujarnya.
Kedepan, sebagai perajin batik, Ia berharap PT Timah Tbk dapat terus membantu para UMKM seperti dirinya untuk mengembangkan usaha mereka.
“Kami berharap PT Timah Tbk rutin mengadakan event di Belitung Timur, karena banyak memberikan dampak positif untuk UMKM,” katanya. (SP)