KILASBABEL.COM – Untuk pertama kalinya sejak normalisasi hubungan Kerajaan Arab Saudi dan Republik Islam Iran, pimpinan kedua negara melakukan kontak telepon. Kondisi di Palestina jadi pendorong perkembangan bersejarah hubungan kedua negara tersebut.
Kantor Berita Saudi (SPA) dan Kantor Berita Iran (IRNA) melaporkan kontak telepon antara Pangeran Saudi Muhammad bin Salman (MBS) dan Presiden Iran Ayatullah Raisi pada Kamis (12/10). Percakapan telepon itu yang pertama sejak dimulainya kembali hubungan antara Teheran dan Riyadh setelah tujuh tahun terhenti.
Apa isi perbincangan keduanya? SPA melaporkan bahwa MBS dan Raisi membahas situasi di Gaza. Mereka sepakat bahwa upaya harus dilakukan untuk bekerja sama dengan komunitas internasional dan pihak-pihak regional untuk menghentikan eskalasi yang sedang berlangsung.
“Berhenti menargetkan warga sipil dengan cara apapun,” tulis SPA soal kesepakatan kedua pimpinan. Mereka menyerukan perlunya perlindungan kehidupan orang-orang yang tidak bersalah, dan perlunya mempertimbangkan prinsip-prinsip hukum internasional.
SPA menambahkan bahwa MBS menyatakan posisi tegas dalam mendukung perjuangan Palestina. Kedua pimpinan juga menyerukan pentingnya persatuan di dunia Islam terkait perjuangan Palestina. Mereka juga melayangkan kritik terhadap dukungan yang diberikan AS kepada Israel, yang terus melancarkan serangan besar-besaran terhadap pemukiman sipil di Gaza.
“Ayatullah Raisi dan Yang Mulia Muhammad bin Salman, keduanya sepakat tentang perlunya mengakhiri kejahatan perang terhadap Palestina. Persatuan Islam ditekankan dan keduanya percaya bahwa kejahatan rezim (Israel) dan lampu hijau AS akan menyebabkan ketidakamanan yang merusak rezim (Israel) dan pendukungnya,” tulis Mohammad Jamshidi, wakil kepala Kantor Presiden Iran Bidang Politik, melalui platform X.
Iran dan Saudi sedianya memiliki posisi yang agak berbeda terkait penjajahan Israel ke Palestina. Iran secara aktif mendukung kelompok Hamas yang melancarkan serangan besar-besaran ke Israel pada Sabtu (7/10). Serangan itu diklaim Israel menewaskan seribuan warganya serta ratusan tentara Israel.
Israel kemudian membalas serangan itu dengan brutal. Mereka melakukan bombardir tanpa pandang bulu ke Gaza, meluluhlantakkan kota yang sudah sekian lama diblokade Israel tersebut. Seribu lebih warga Gaza gugur akibat pemboman itu termasuk 260 anak-anak.
Berbeda dengan Iran yang dekat dengan Hamas, sebelum serangan kemarin Saudi digadang-gadang tengah dalam pembicaraan normalisasi hubungan dengan Israel yang dimakelari Amerika Serikat. Normalisasi tersebut dinilai terancam menyusul tindakan brutal terhadap warga Palestina belakangan.
Teheran dan Riyadh telah lama menjadi rival regional, namun telah memulihkan hubungan diplomatik tahun ini melalui langkah mengejutkan yang ditengahi oleh Cina. Kedua negara baru-baru ini juga saling membuka kedutaan besar. Perdamaian Teheran dan Riyadh belakangan juga membuka kemungkinan penghentian perang di Yaman dan Suriah. Namun eskalasi konflik di Palestina mengancam terganggunya tren menuju stabilitas Timur Tengah tersebut.
Dewan Menteri Saudi, yang dipimpin oleh Raja Salman, menggelar sidang di Riyadh pada Selasa (10/10). Sidang tersebut membahas keterlibatan diplomatik baru-baru ini yang berfokus pada penguatan hubungan dengan negara-negara tetangga.
Selama sesi, Dewan memeriksa diskusi yang diadakan oleh Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman dengan para pemimpin internasional. Dialog ini bertujuan untuk memperkuat hubungan di berbagai sektor antara Arab Saudi dan negara-negara ini.
Dewan meninjau percakapan telepon antara putra mahkota dan tokoh-tokoh kunci, termasuk Presiden Palestina, Yordania, dan Mesir. Percakapan tersebut menggarisbawahi komitmen Kerajaan untuk terlibat dengan pemangku kepentingan internasional dan regional untuk mengurangi ketegangan di Gaza, mencegah kerusuhan regional lebih lanjut, dan memberikan dukungan abadi kepada rakyat Palestina dalam pencarian mereka untuk hak-hak yang sah dan perdamaian yang berkelanjutan.
Sedangkan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei sebelumnya telah menyerang Israel lewat media sosial. “Kepala rezim Zionis dan para pendukung mereka harus tahu bahwa pembantaian serta pembunuhan massal rakyat Gaza akan menyebabkan bencana yang lebih besar menimpa mereka,” tulis Khamenei lewat akun X-nya dengan nama profil @khamenei_ir, Selasa (10/10).
Khamenei juga melayangkan pujian atas keberhasilan serangan kejutan Hamas ke Israel. “Kami mencium tangan mereka yang merencanakan serangan terhadap rezim Zionis,” kata Khamenei dalam pidato perdananya sejak serangan Hamas ke Israel.
Sumber : Republika.