Kota Pangkalpinang Jadi Acuan Wilayah Dengan Angka Prevalensi Stunting Terendah di Babel

oleh -419 Dilihat
Foto : istimewa.

KILASBABEL.COM – Kantor perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengadakan kegiatan Rekonsiliasi Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Selasa, (17/10).

Kegiatan yang diadakan di Ball Room Swissbell Hotel tersebut bertema “Konvergensi Pencegahan Dan Penurunan Stunting Menuju 14% Tahun 2024 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Ahmad Subekti, Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Kota Pangkalpinang yang dalam hal ini menjadi perwakilan narasumber dari Pemerintah Kota Pangkalpinang menyebutkan Kota Pangkalpinang berhasil menduduki angka prevalensi terendah untuk kasus stunting yang ada di Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu pada angka 12,9% di tahun 2022.

“Kota Pangkalpinang berhasil menekan angka prevalensi stunting di angka 12,9% untuk tahun 2022, ini tentunya telah memenuhi target sebelumnya dan merupakan keberhasilan yang dihasilkan dari kerja sama banyak pihak,” sebutnya.

Menurutnya target tersebut dapat dipenuhi dengan berbagai strategi, antara lain dengan adanya program inovasi stunting, dan program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS).

“Terpenuhinya target tersebut di Kota Pangkalpinang tentu dengan adanya kerja sama dengan banyak pihak yang terlibat, kita juga melaksanakan program inovasi stunting dan program untuk menjadi bapak asuh anak stunting (BAAS),” ucapnya.

Selain itu, menurutnya yang menjadi garda terdepan dalam perbaikan gizi ada di posyandu dan puskesmas pada wilayah masing-masing, Pemerintah Kota Pangkalpinang juga telah mengapresiasi kader PPKBD (Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa) dalam hal mensosialisasikan program KB dengan mengadakan kegiatan Jambore Kader PPKBD yang telah dilaksanakan sehari sebelumnya.

“Dalam hal perbaikan gizi, menurut kami garda terdepan dalam hal tersebut ada di posyandu dan puskesmas pada wilayah masing-masing, karena tentunya hal tersebut telah dimotori oleh petugas ahli gizi yang ada di setiap lokasi tersebut, kemarin Pemerintah Kota Pangkalpinang juga baru selesai melaksanakan Jambore Kader PPKBD dan Sub PPKBD dalam bentuk apresiasi kami untuk mereka yang telah berupaya mensosialisasikan pentingnya program KB,” jelasnya.

Subekti juga mengatakan bahwa Pemerintah Kota Pangkalpinang terus berupaya untuk menambah anggaran terkait pencegahan dan penanganan stunting, antara lain dengan cara melakukan kerja sama dalam bentuk MoU dengan mitra dan beberapa dinas terkait.

“Pemerintah Kota Pangkalpinang terus berupaya untuk menambah anggaran guna pencegahan dan penanganan stunting, hal tersebut kita lakukan dengan cara melakukan kerja sama dalam bentuk MoU dengan beberapa Mitra dan Dinas yang terkait guna mencapai penurunan angka stunting yang signifikan. Kita tidak seperti wilayah lain yang memiliki kucuran dana desa, jadi kita upayakan melalui MoU dengan pihak-pihak terkait,” ungkapnya.

Selain upaya perbaikan gizi dan melibatkan kerja sama dengan pihak-pihak terkait, Subekti juga berharap semua kepala OPD di lingkungan Pemerintah Kota Pangkalpinang dapat terlibat dalam salah satu program penurunan angka stunting, yaitu dengan menjadi orang tua asuh atau Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS).

“Harapannya dari kami agar nantinya semua Kepala OPD bisa terlibat untuk menjadi orang tua asuh atau Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) agar angka prevalensi stunting semakin dapat ditekan untuk berkurang, meski sebenarnya kita tau masing-masing kepala OPD tentu banyak pekerjaan dan tugasnya masing-masing, namun kita harap itu nanti dapat kita realisasikan,” pungkasnya. (nuggi3)

No More Posts Available.

No more pages to load.