KILASBABEL. COM – Bertempat di Pantai Tikus Emas Sungailiat, Prodi D III Keperawatan Pangkalpinang Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang bekerjasama dengan Basarnas Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyelenggarakan Kegiatan Simulasi Evakuasi Kegawatdaruratan Daerah Kepulauan, Rabu (10/10) lalu.
Kegiatan ini diikuti sebanyak 37 mahasiswa, enam orang dosen dan empat tenaga kependidikan dari Prodi D III Keperawatan Pangkalpinang. Adapun tim yang diturunkan oleh Basarnas untuk menjadi fasilitator dalam kegiatan tersebut sejumlah 10 orang.
Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang, Erni Chaerani menyebut dasar penyelenggaraan dari kegiatan ini adalah visi misi dari Prodi D III Keperawatan Pangkalpinang Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang yaitu menghasilkan tenaga ahli madya keperawatan yang unggul di Indonesia dalam bidang keperawatan gawat darurat dengan bercirikan wilayah lepulauan pada tahun 2026.
Seperti diketahui bersama, kata Erni, kegawatdaruratan adalah kejadian yang mengancam nyawa dan harus dilakukan tindakan segera untuk menghindari kecacatan bahkan kematian korban.
Akan tetapi, diakuinya, keterjangkauan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan masih rendah, sehingga kejadian kegawatdaruratan di daerah kepulauan masih sulit untuk ditanggulangi.
Ia mengatakan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terdiri dari dua pulau utama yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung serta ratusan pulau-pulau kecil. Dimana, kata dia, total pulau yang telah bernama berjumlah 470 buah dan yang berpenghuni hanya 50 pulau.
Sementara berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Erni menyebut, jumlah korban tenggelam yang meninggal dunia diperairan Bangka Belitung sejak tahun 2015 hingga April 2018 sebanyak 60 orang.
“Maka dari itu, untuk menanggapi kasus kegawatdaruratan di daerah Kepulauan Bangka Belitung, kita memandang perlu membekali mahasiswa melalui Simulasi Evakuasi Kegawatdaruratan Daerah Kepulauan ini,” ujar Erni.
Menurut Erni, pertolongan pertama sangat penting untuk segera dilakukan agar korban dapat terhindar dari kematian atau kecacatan yang lebih parah. Apalagi dikatakannya, pertolongan korban tenggelam bukan hanya penyelamatan pada saat di air, namun juga pertolongan bantuan hidup dasar saat korban sudah berada di darat.
“Hampir 90 persen kejadian tenggelam di Indonesia tidak mendapat pertolongan secara cepat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya kurangnya kecakapan memberikan pertolongan pertama dalam menangani korban tenggelam pada fase gawat darurat,” ungkap Erni.
Karena itu, lanjut Erni, melalui kegiatan ini diharapkan mampu untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa Prodi D III Keperawatan Pangkalpinang sebagai calon tenaga kesehatan terkait kasus dan penatalaksanaan kegawatdaruratan di daerah kepulauan.
“Ya selain itu, melalui kegiatan ini kita harapkan dapat meningkatkan kemampuan penatalaksanaan evakuasi dan transportasi korban bencana di daerah kepulauan, sehingga lulusan dari Prodi D III Keperawatan Pangkalpinang mampu menjadi tenaga kesehatan yang cakap dalam melakukan pertolongan kegawatdaruratan di daerah kepulauan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,” harap Erni.(bond)