Cadangan Nikel RI Sekarat Sisa 6 Tahun, Ini Biang Keroknya

oleh -242 Dilihat
Foto : by inilah.com

KILASBABEL.COM – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) buka-bukaan perihal cadangan nikel Indonesia yang kian menipis atau tersisa hanya kurun waktu 6 – 15 tahun lagi. Menipisnya cadangan nikel di Indonesia sejatinya imbas dari banyaknya pengembangan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter).

Tercatat, untuk nikel melalui proses pirometalurgi di Indonesia atau yang memproses nikel kadar tinggi terdapat sebanyak 44 smelter sedangkan untuk nikel yang melalui proses hidrometalurgi yang memproses nikel kadar rendah sebanyak 3 smelter.

Dengan smelter yang ada, konsumsi biji nikelnya untuk pirometalurgi dengan kadar tinggi, yaitu saprolite, adalah sebesar 210 juta ton per tahun. Dan untuk hidrometalurgi ke arah baterai, memerlukan bijih nikel kadar rendah, yaitu limonite, sebesar 23,5 juta ton per tahun.

Saat ini masih terdapat smelter nikel dalam tahap konstruksi, diantaranya untuk proses pirometalurgi terdapat sebanyak 25 smelter dan smelter nikel melalui proses hidrometalurgi terdapat 6 smelter dalam tahap konstruksi.

Bahkan, masih ada rencana pembangunan smelter pirometalurgi sebanyak 28 smelter dan untuk smelter dengan proses hidrometalurgi sedang dalam tahap perencanaan sebanyak 10 smelter.

“Total smelter yang ada sampai dengan saat ini, belum lagi yang terbaru, itu ada 116 smelter,” terang Staf Khusus Menteri ESDM bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara, Irwandy Arif kepada CNBC Indonesia, dikutip Jumat (20/10).

Irwandy menyebutkan,, secara keseluruhan cadangan nikel baik jenis saprolit dan limonit kira-kira tersisa 5,2 miliar ton. Sementara dengan konsumsi yang seperti disampaikan atau mencapai sekitar 210 juta ton saprolite dan 23,5 juta ton limonit maka umurnya hanya tersisa 6 – 11 tahun lagi.

Di tengah cadangan yang menipis, Irwandy menyebutkan bahwa Indonesia masih memiliki sumber daya nikel sekitar 17 miliar ton di luar green area yang belum dieksplorasi.

“Jadi ini memang sesuatu yang menurut saya perlu kita pikirkan bersama, jangan-jangan beberapa tahun ke depan kita menjadi pengimpor bijih nikel. Inilah kira-kira esensi dari supply demand yang terjadi saat ini,” ungkap Irwandy.

 

Sumber : cnbcindonesia.com

No More Posts Available.

No more pages to load.