KILASBABEL.COM – Tak main-main, Ghazi terpilih sebagai delegasi Indonesia yang diundang mengikuti Forum Lingkungan Hidup Dunia pada 1st World Youth Assembly 2022. Gelaran tersebut diselenggarakan di Markas Besar PBB Jenewa, Swiss dan Université de Genève pada tanggal 20-22 April 2022, juga tercatat sebagai salah satu inisiator piagam Internasional tentang lingkungan “World Youth Charter” di Jenewa, Swiss.
Tepat 94 tahun yang lalu, pada tanggal 28 Oktober 1928 ada sebuah momentum berharga bagi bangsa Indonesia, momen tersebut kita kenal dengan nama Hari Sumpah Pemuda, pada hari itu seluruh pemuda di Indonesia berikrar menyatakan persatuan melawan penjajah. Nilai semangat yang tertanam pada hari itu kian tumbuh hingga kini, salah satunya terdapat pada pemuda asal Garut, Ghazi Abdullah Muttaqien.
Ghazi memiliki semangat yang tinggi agar bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan agama. Pemuda kelahiran Garut, 19 Oktober 2001 ini membuktikan, bahwa ia mampu menginspirasi para pemuda lainya dengan bakat dan prestasi yang ia miliki berupa penguasaan terhadap beberapa bahasa, dirinya mampu berbicara dalam 10 bahasa asing, yaitu Bahasa Inggris, Arab, Korea, Jepang, Rusia, Belanda, Jerman, Prancis, Spanyol, dan bahasa latin.
Tak hanya itu, lulusan Pesantren Persis 19 Garut ini juga terkenal berprestasi, buktinya ia telah selesai menghafal Al-Quran 30 juz di usia 14 tahun dan hafal kitab hadits Bulughul Maram di usia 15 tahun. Lalu, di usia 17 tahun, Ghazi dinobatkan sebagai “Youth Muslim Peace Ambassador” pada World Muslim Conference 2019 di IIUM Malaysia.
Saat ini, Ghazi tercatat sebagai Mahasiswa aktif Jurusan Hadits di STAIPI PERSIS Garut dan penerima Beasiswa Universitas Islam Madinah, Arab Saudi. Setelah sebelumnya ia telah dinyatakan lolos diterima studi di empat universitas luar negeri yaitu: IIUM Malaysia, Ibn Haldun University Turki, Universiti Malaya, dan Universitas Islam Madinah.
Ghazi juga terkenal aktif di organisasi kepemudaan, saat ini dirinya tercatat sebagai anggota aktif organisasi Pemuda Persis dan pernah diamanahi menjadi Deputy Director Strategic Research Society OIC Youth Indonesia, dan ketika berusia 19 tahun, dirinya dilantik di MPR RI Senayan sebagai Ketua World Interfaith Forum (Forum Lintas Agama Dunia) yang merupakan bagian dari Asian African Youth Government (AAYG) yang beranggotakan sekitar 63 Negara Asia-Afrika.
Dirinya juga sempat menjadi delegasi Indonesia untuk International Muslim Intellectual Forum 2020 Turkiye, serta delegasi pemuda Islam Indonesia yang diundang untuk membahas tema “mewujudkan visi Indonesia Emas 2045” sebagai pembicara termuda dalam event internasional bergengsi The 4th Annual Scientific Symposium of Indonesian Collegians in Japan (ASSIGN) pada tanggal 4-6 September 2021 di Tokyo, Jepang.
Ghazi juga terpilih sebagai delegasi Indonesia yang diundang mengikuti Forum Lingkungan Hidup Dunia pada 1st World Youth Assembly 2022. Gelaran tersebut diselenggarakan di Markas Besar PBB Jenewa, Swiss dan Université de Genève pada tanggal 20-22 April 2022, dan juga tercatat sebagai salah satu inisiator piagam Internasional tentang lingkungan “World Youth Charter” di Jenewa, Swiss.
Ghazi menilai prestasi mentereng yang ia raih tak lain berkat peran kedua orang tuanya dan juga pola asuh yang dia dapatkan selama menjadi santri di pesantren, didikan itulah yang sampai saat ini masih melekat dalam diri Ghazi sebagai generasi penerus bangsa.
Terkait didikan orang tua, ia menyebutkan tiga prinsip sederhana namun penting bagi dirinya, yaitu tidak boleh punya HP (kecuali setelah hafal al Quran), dilarang punya pacar, dan selektif memilih teman.
Ghazi mengungkapkan, kala dirinya menjadi santri di pesantren, ada ‘Budaya Ilmu’ serta pola asuh tertentu yang diterapkan, seperti membaca, menulis, diskusi, debat, dan berdakwah dengan qur’an-sunnah yang membuat dirinya berhasil menjadi seorang pemuda Indonesia dengan sejumlah prestasi yang diakui oleh dunia internasional.
Selain itu, Ghazi juga kerap menyampaikan motivasi bagi para pemuda agar terus menanamkan hal positif dalam diri mereka. Seperti salah satu motivasi yang ia kutip dari John Quincy Adams, “Jika tindakanmu menciptakan warisan yang menginspirasi orang lain untuk bermimpi lebih banyak, belajar lebih banyak, berbuat lebih banyak, dan menjadi lebih banyak. Maka, kamu adalah seorang pemimpin yang luar biasa,” tulis Ghazi, lewat akun instagram pribadinya, Rabu (19/10).
Tak hanya itu, saat ditemui di Wisma Kemenpora, Jakarta, Kamis, (20/10), Ghazi juga menyampaikan pesan kepada para pemuda di Indonesia untuk bersama-sama merubah karakter dalam diri masing-masing melalui pola pikir yang positif, karena hal ini yang akan menentukan masa depan bangsa Indonesia.
“Teruntuk generasi muda Indonesia jika mereka ingin masa depan Indonesia cerah, negara maju, berdaulat, dan disegani dunia, terutama di tahun 2045 nanti. Mulai sekarang mari kita sama-sama ubah pola pikir untuk lebih positif. Karena pola pikir akan berubah menjadi kata-kata, kata-kata akan berubah menjadi tindakan, tindakan akan berubah menjadi kebiasaan, dan kebiasaan akan berubah menjadi karakter, sedangkan karakter kita lah yang akan menentukan bagaimana nanti masa depan kita, terutama bangsa kita Indonesia,” tuntasnya.
Sumber : Kemenpora.