Harvesting GNPIP 2023, BI Babel Perkuat Sinergi & Inovasi Ketahanan Pangan untuk Stabilitas Inflasi

oleh -219 Dilihat
Foto : bond@kilasbabel.com

KILASBABEL.COM – Dalam rangka memperkuat sinergi dan inovasi program-program pengendalian inflasi pangan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bersama Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta mitra strategis lainnya menggelar harvesting Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Tahun 2023, Rabu (15/11).

Kegiatan yang dipusatkan di Lapangan Bola Pasir Putih Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Bukit Intan Kota Pangkalpinang ini mengusung tema “Memperkuat Sinergi dan Inovasi Program Ketahanan Pangan Menuju Stabilitas Inflasi di Kepulauan Bangka Belitung”.

Melalui kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara Bank Indonesia dengan Pemerintah Daerah, lembaga, dan seluruh elemen masyarakat lainnya, sehingga angka inflasi di Kepulauan Bangka Belitung dapat terjaga stabil.

Dalam harvesting GNPIP kali ini, ada beberapa rangkaian kegiatan yang dilaksanakan mulai dari operasi pasar murah, panen raya virtual komoditas pangan, penyerahan PSBI alsintan, lomba memasak ikan air tawar, farmer’s market, QRIS Experience, kas keliling dan hiburan/performance.

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Plt Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kepulauan Provinsi Bangka Belitung Agus Taufik. Turut hadir Plt Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Babel Ahmad Yani dan sejumlah perwakilan Forkopimda Provinsi Bangka Belitung.

Plt Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kepulauan Provinsi Bangka Belitung Agus Taufik dalam sambutannya menyampaikan bahwa Harvesting GNPIP 2023 diselenggarakan sebagai upaya untuk memperkuat pengendalian inflasi dan sebagai aksi nyata dalam stabilisasi harga pangan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

“GNPIP ini merupakan upaya Bank Indonesia bersama dengan TPID untuk terus menjaga inflasi Bangka Belitung tetap dalam kisaran target 3±1 persen (yoy),” ujar Agus Taufik.

Seperti diketahui bersama, kata Agus, pada bulan Oktober 2023, gabungan dua kota di Bangka Belitung deflasi sebesar 0,31 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan di bulan sebelumnya sebesar 0,90 persen (yoy).

Secara tahunan, lanjutnya, inflasi gabungan dua kota di Bangka Belitung sebesar 3,80 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 3,55 persen (yoy). Namun masih berada di bawah kisaran target inflasi 3±1 persen (yoy).

Agus melanjutkan, secara garis besar terdapat tujuh program unggulan GNPIP yang diselenggarakan di seluruh wilayah Indonesia yaitu operasi pasar murah, perluasan kerjasama antar daerah (KAD), subsidi ongkos angkut, gerakan tanam dan replikasi model bisnis, penyaluran bantuan alsintan dan saprotan, digitalisasi data & informasi dan koordinasi melalui HLM TPID.

Terkait dengan tujuh program tersebut, Agus menambahkan, Bank Indonesia bersama dengan TPID di Bangka Belitung telah melaksanakan berbagai kegiatan diantaranya 220 operasi pasar murah di tujuh kabupaten/kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, KAD dengan beberapa daerah seperti Jambi, Lampung, Jawa Timur, Brebes, Sumatera Selatan dan Simalungun, untuk menjaga pasokan pangan di Bangka Belitung dengan komoditas seperti cabai merah, cabai rawit, bawang merah dan daging sapi.

“Kemudian untuk subsidi ongkos angkut mendatangkan 20 ton Minyakita dari Sragen menuju Kabupaten Belitung dan pengiriman daging beku dari Jakarta menuju ke Kabupaten Belitung Timur,” jelas Agus.

Agus mengatakan, untuk elaksanaan Gerakan Tanam (gertam) dan Replikasi Model Bisnis sudah dilaksanakan sebanyak 5 kali gertam komoditas cabai dan 1 kali gertam komoditas bawang merah. Selain itu, telah dilaksanakan pula replikasi model bisnis aquaponik di Pondok Pesantren Darul Iman dan capacity building untuk replikasi model bisnis beras dan food station.

“Kemudian penyaluran alsintan dan saprotan sebanyak 5 kali yaitu untuk inovasi kandang sapi koloni di Kabupaten Bangka Barat, alsintan untuk Kelurahan Tanggap Inflasi Kota Pangkalpinang, dan pemberian alsintan dan saprotan ke dua demplot cabai dan satu demplot digital farming di Kabupaten Bangka, Kabupaten Bangka Tengah dan Kabupaten Belitung Timur,” paparnya.

Selanjutnya, sambung Agus, dalam upaya penguatan data/informasi mengenai neraca pangan daerah, Bank Indonesia telah meluncurkan D’Parai atau Dashboard Pemantauan Harga dan Inflasi sebagai digitalisasi data dan informasi yang dapat diakses publik.

Selain itu, kata dia, telah dilaksanakan 11 kali High Level Meeting bersama Pemerintah Provinsi ataupun Pemerintah Kabupater/Kota di wilayah Bangka Belitung dalam upaya untuk penguatan koordinasi dan komunikasi untuk menjaga ekspektasi inflasi di masyarakat.

“Pada kegiatan harvesting GNPIP 2023 kali Ini, kita laksanakan penyerahan secara simbolis Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) Alsintan untuk beberapa kelompok tani dan Sertifikasi Halal untuk beberapa UMKM Olahan Pangan, panen ikan air tawar melalui live streaming oleh Pokdakan Bina Lestari Bangka Tengah untuk mendorong masyarakat untuk melakukan substitusi ikan laut dengan ikan air tawar dalam rangka pengendalian inflasi ikan laut, kegiatan Operasi Pasar Murah (OPM) dan SPHP untuk menyediakan bahan pokok pangan dengan harga terjangkau bagi masyarakat Pangkalpinang,” urainya.

Selain itu, dikatakan Agus, dalam rangka meningkatkan kreativitas olahan pangan masyarakat juga diundang untuk mengikuti lomba memasak olahan ikan air tawar sebagai upaya untuk mendorong konsumsi ikan air tawar masyarakat Kepulauan Bangka Belitung.

“Pada kegiatan ini kami juga menghadirkan hasil panen UMKM binaan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung seperti Kelompok Wanita Tani (KWT) PKK untuk komoditas sayuran dan Kelompok Tani (Poktan) untuk komoditas bawang merah, cabai, ikan laut, dan ikan air tawar,” kata Agus.

Lebih lanjut Agus menyampaikan bahwa risiko inflasi kedepan masih tetap perlu diwaspadai. Dari sisi global, menurutnya, tensi geopolitik Rusia-Ukraina yang masih berlanjut diprakirakan mempengaruhi kenaikan harga energi dan komoditas global khususnya emas sebagai instrumen hedging inflasi serta peningkatan harga produksi tanaman pangan sejalan dengan kenaikan harga pupuk global.

“Secara nasional, gangguan pasokan dari sentra komoditas pangan strategis terutama akibat faktor cuaca seperti fenomena El Nino berpotensi memberikan tekanan inflasi yang lebih tinggi,” tuturnya.

Selain itu, dikatakan Agus, Bangka Belitung juga menghadapi risiko inflasi yang bersifat inheren yaitu kondisi daerah kepulauan, terdapat tantangan dalam distribusi pangan dan energi menuju Bangka Belitung terutama saat kondisi cuaca tidak baik, pasokan Pangan sekitar 70 persen berasal dari luar Babel.

Kemudian lomoditas Ikan laut, katanya, kerap menjadi komoditas penyumbang Inflasi, karena konsumsi masyarakat yang tergolong tinggi sementara pasokan berfluktuasi dipengaruhi faktor cuaca serta tingkat konsumsi masyarakat tergolong tinggi, terutama pada saat harga komoditas unggulan Babel seperti timah, sawit, karet, lada mengalami kenaikan harga.

“Namun demikian, kami meyakini berbagai tantangan tersebut akan dapat dilalui dengan memperkuat sinergi dan inovasi program ketahanan pangan menuju stabilitas inflasi di Kepulauan Bangka Belitung. Untuk itu dukungan seluruh OPD dan stakeholder terkait sangat dibutuhkan untuk turut menjaga stabilitas inflasi kedepan,” kata Agus.

Disamping itu, ujar Agus, BI Babel juga berharap rangkaian kegiatan GNPIP 2023 ini dapat mendorong pengendalian inflasi di Bangka Belitung, sehingga dapat terus berada dalam kisaran target 3±1 persen (yoy) dengan sinergi dari Bank Indonesia bersama Kementerian/Lembaga terkait yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan stakeholder terkait yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Sementara itu, Plt Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Babel Ahmad Yani mengucapkan terima kasih sekaligua memberikan apresiasi tinggi kepada BI dan TPID Babel yang telah menyelenggarakan Harvesting GNPIP 2023 sebagai upaya untuk memperkuat pengendalian inflasi dan sebagai aksi nyata dalam stabilisasi harga pangan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

“Kedepan tantangan kita lebih berat, karena target inflasi tahunan kita dibawah tiga persen, yang mana saat ini target inflasi kita masih dibawah empat persen. Jadi melalui kegiatan ini kita berharap bisa menjaga stabilitas inflasi Babel,” tutupnya.(bond)

No More Posts Available.

No more pages to load.