KILASBABEL.COM – Sebuah video yang memperlihatkan seorang pria asal Kudus yang mengaku sebagai Imam Mahdi, viral di media sosial. Di bawah Alquran, pria bernama Muhammad Maulana Ishaq tersebut bersumpah didatangi Nabi Muhammad Shalallahu Alahi Wassalam yang menunjuknya sebagai Imam Mahdi.
Muhammad Mualana mengaku jika berbohong siap masuk neraka pertama kali di antara umat Rasulullah. “Saya Muhammad Maulana Ishaq, orang Kudus asli kelahiran Kudus dan menetap di Kudus. Jika saya berbohong mengaku diutur Rasulullah padahal bukan, jika saya bermimpi bertemu Rasullah dan mengaku bermimpi, jika saya berbohong dan mencatut nama nabi,” ujar kata pria yang dalam video memakai kopiah berwarna hitam.
“Saya siap dengan konsekunensinya, mati dalam 10 hari di kamar sendiri, di rumah sendiri. Biar tidak dibunuh orang, yang membunuh adalah Allah dari tangan Rasulullah sendiri,” kata Maulana Ishaq.
“Yang kedua, saya siap masuk neraka yang pertama kali di antara umat Rasulullah Muhammad, dan saya siap untuk keluar dari neraka terakhir kali di antara kamu Nabi Muhammad rasulullah,” kata dia.
Dalam kepercayaan Islam, Imam Mahdi adalah pemimpin akhir zaman yang akan muncul saat dunia dipenuhi kezaliman menjelang hari kiamat. Rasulullah dalam satu sabdanya menyebut Imam Mahdi adalah dari keturuannya serta memiliki nama seperti namanya dan ayahnya sama seperti nama beliau: Muhammad bin Abdullah.
Imam Mahdi bersama pasukannya akan memerangi dan membunuh semua umat Yahudi. Bersama Nabi Isa Alahi Salam, Imam Mahdi akan berperang bersama umat Islam melawan Dajjal dan pasukannya. Hingga Nabi Isa berhasil membunuh Dajjal.
Siapa Imam Mahdi?
Salah satu tanda akhir zaman adalah munculnya Imam Mahdi. Ia akan memimpin umat Muslim melawan Dajjal, Yahudi dan sekutunya dalam sebuah pertempuran besar di negeri Palestina.
Siapa Imam Mahdi itu?
Ustaz Khalilurrahman El Mahfani dalam bukunya berjudul Kemunculan Dajjal dan Imam Mahdi Semakin Dekat menjelaskan bahwa secara bahasa Al Mahdi berarti orang yang diberi petunjuk. Sedangkan, dalam bidang kepemimpinan dan kenegaraan, Al Mahdi berarti pemimpin yang melaksanakan syariat Allah dan berlaku adil kepada rakyatnya tanpa membeda-bedakan.
Menurut Khalilurrahman, bila yang dimaksud adalah demikian, pemimpin dengan kriteria seperti tersebut banyak ditemukan dalam sejarah keemasan Islam. Sebab mereka memimpin berdasarkan syariat dan menegakan keadilan di muka bumi.
Namun, yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah Imam Mahdi yang keluar pada akhir zaman bersamaan dengan turunnya Nabi Isa. Menurut Khalilurrahman Imam Mahdi yang diberitakan Nabi Muhammad SAW akan muncul pada akhir zaman memiliki nama yang sama dengan Rasulullah SAW, yaitu Muhammad.
Bahkan nama ayah dari Imam Mahdi juga sama dengan nama ayah nabi Muhammad SAW yaitu Abdullah. Ini sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW:
لو لم يبق من الدنيا إلا يوم لطول الله ذلك اليوم حتى يبعث فيه رجلا مني أو من أهل بيتي يواطئ اسمه اسمي واسم أبيه اسم أبي.
“Seandainya dunia hanya tinggal sehari, Allah pasti akan memanjangkan hari itu sampai Allah mengutus seorang laki-laki dariku, atau dari keluargaku, yang namanya sama dengan namaku, dan nama ayahnya sama dengan nama ayahku” (HR. Ahmad).
Perawakan Imam Mahdi Serupa Rasulullah
Menurut Khalilurrahman, ada Imam Mahdi Akbar, yakni yang akan muncul pada akhir zaman melawan orang-orang kafir dan Dajjal, ada juga Imam Mahdi dalam arti pemimpin-pemimpin yang mendapat petunjuk dan arahan Allah.
“Imam Mahdi Akbar yang akan muncul pada akhir zaman adalah seorang pria agung yang akan berperilaku dan berbudi pekerti seperti Rasulullah SAW,” (Lihat Kemunculan Dajjal dan Imam Mahdi Semakin Dekat, karya ustaz Khalilurrahman El Mahfani, penerbit Wahyu Qolbu, 2016, halaman 51)
Imam Mahdi memiliki akhlak karimah menyerupai Rasulullah SAW. Sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadits dari Ali bin Abi Thalib, Rasulullah SAW bersabda:
وأنه يشبه رسول الله صلى الله عليه وسلم في الخلق ولا يشبه في الخلق.
“Imam Mahdi itu menyerupai Rasulullah SAW dalam hal budi pekertinya, tetapi tidak menyamai dalam bentuk rupa atau bentuk tubuhnya, yakni tidak serupa perihal sifat-sifat badaniahnya” (HR. Abu Daud).
Sumber : Republika.