KILASBABEL.COM – PT TIMAH Tbk (“Perseroan”; IDX: TINS) hari ini melaksanakan Public Expose Live 2023 yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia dalam rangka memenuhi Peraturan Bursa Efek Indonesia Nomor I-E tentang Kewajiban Penyampaian Informasi.
Dalam Public Expose ini Perseroan telah menyampaikan kinerja Perseroan baik dari segi operasional maupun keuangan sampai dengan periode September 2023. Sampai dengan 9M 2023, harga logam timah dunia terus tertekan akibat penguatan mata uang AS dan lambatnya pemulihan perekonomian China serta lemahnya permintaan timah karena tingginya persediaan LME. Hal tersebut berdampak pada menurunnya ekspor timah Indonesia dari kuartal II-2023 sampai dengan kuartal III-2023, khususnya ekspor timah TINS ke beberapa
negara.
Kinerja Operasi
TINS mencatat produksi bijih timah sebesar 11.201 ton atau tercapai 77% pada 9M 2023 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 14.502 ton. Adapun produksi logam timah sebesar 11.540 metrik ton atau tercapai 82% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 14.130 metrik ton, serta penjualan logam timah sebesar 11.100 metrik ton atau tercapai 72% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar
15.325 metrik ton.
Harga jual rerata logam timah sebesar USD27.017 per metrik ton atau lebih rendah 23% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD35.026 per metrik ton. Sampai dengan kuartal III 2023, TINS mencatatkan ekspor timah sebesar 92% dengan 6 besar negara tujuan ekspor meliputi Jepang 16%; Korea Selatan 13%; Belanda 11%; India 9%; Taiwan 9% dan Amerika Serikat 8%.
Kinerja Keuangan
Perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp6,4 triliun sehingga menghasilkan EBITDA sebesar Rp708,1 miliar dengan rugi tahun berjalan sebesar Rp87,4 miliar sampai dengan kuartal III-2023.
Posisi ekuitas sebesar Rp6,6 triliun, turun 5,7% dibandingkan posisi akhir tahun 2022 sebesar Rp7,0 triliun seiring dengan pembagian dividen yang sudah dibayarkan sebesar Rp312,5 miliar.
Indikator keuangan Perseroan masih menunjukkan hasil yang baik terlihat dari beberapa rasio keuangan penting di antaranya Quick Ratio sebesar 25%, Current Ratio sebesar 153%, Debt to Asset Ratio sebesar 23%, dan Debt to Equity Ratio sebesar 44%.
“Di tengah perlambatan ekonomi serta lemahnya permintaan logam timah global, Perseroan konsisten menjalankan efisiensi di segala lini bisnis. Manajemen optimis target efisiensi akan tercapai dan memberikan kontribusi terhadap kinerja Perseroan,” ujar Fina Eliani selaku Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT TIMAH Tbk.
Kondisi saat ini dan prospek ke depan
“Perseroan terus berupaya dalam meningkatkan produksi diantaranya menambah lokasi tambang, mengoptimalkan peralatan penambangan di laut, serta meningkatkan kapasitas produksi tambang primer. Kami yakin upaya tersebut akan memperbaiki kinerja produksi kedepannya,” ujar Nur Adi Kuncoro selaku Direktur Operasi dan Produksi PT TIMAH Tbk.
Perseroan terus melakukan pengamanan aset dan penegakan aturan serta kerja sama penambangan rakyat untuk mereduksi illegal mining di wilayah konsesi pertambangan. TINS secara konsisten dan berkomitmen melakukan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan kinerja operasi dan produksi seiring dukungan pemerintah untuk perbaikan tata kelola pertambangan dan niaga timah Indonesia.
Di sisi lain, Perseroan juga melakukan kegiatan Tanggung Jawab Sosial, Lingkungan dan Tata Kelola dalam penerapan Environmental, Social, and Governance (ESG) sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs) diantaranya kegiatan reklamasi di darat maupun di laut, program investasi komunitas, penerapan anti korupsi dan pengendalian gratifikasi. Bukti komitmen terhadap penerapan ESG, Perseroan mendapat apresiasi dari pihak eksternal seperti penghargaan Good Mining Practices dari Kementerian ESDM, penghargaan atas Komitmen dalam Pemanfaatan Energi Bersih dari Dewan Energi Nasional, dan sebagainya. (SP)