KILASBABEL.COM – Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) bersama Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Pinang Raya Desa Pinang Sebatang, Kecamatan Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah melaksanakan panen bersama ikan air tawar, Jumat (8/12).
Pokdakan Pinang Raya merupakan kelompok yang mendapat dukungan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (BI Babel) dalam pengolahan pakan mandiri dan pembibitan.
Kelompok ini telah mendapatkan Sertifikat Cara Pembuatan Pakan Ikan yang Baik (CPPIB) dan Sertifikat Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) dari Kemenkomarves.
Kelompok tersebut telah 15 tahun membudidayakan berbagai jenis ikan air tawar antara lain nila, gurame, bawal, patin, dan lele. Dukungan Bank Indonesia terhadap budidaya ikan air tawar diharapkan dapat meningkatkan subtitusi konsumsi masyarakat dari ikan air laut ke ikan air tawar.
Secara historis, ikan air laut selama ini kerap menjadi salah satu penyumbang inflasi Bangka Belitung. Total ikan yang dipanen hari ini sebanyak 1,7 ton yang terdiri dari 1,2 ton ikan nila dan 0,5 ton ikan bawal. Bangka Tengah merupakan produsen ikan air tawar.
Bank Indonesia (BI) konsiten mendorong para Pokdakan untuk semangat membudidaya ikan air tawar. Bahkan BI juga memberikan mesin pengering pakan agar lebih mempermudah Pokdakan.
Kepala Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Faturachman mengaku, pihaknya kian mendorong budidaya ikan air tawar ini agar bisa menjadi pengganti ikan air laut.
Sebab diakui Faturachman, ikan laut kerap menjadi penyumbang angka inflasi di Bangka Belitung setiap bulannya.
“Makanya kita pengen ikut mendorong pengembangan budidaya ikan air tawar ini, dengan harapan ikan air tawar bisa menjadi substitusi atau pengganti ikan air laut,” ujar Faturachman usai panen.
Faturachman mengatakan, peralihan dari ikan air laut ke ikan air tawar tersebut memanglah tidak mudah, sebab masalah selera yang berbeda.
“Tapi kami sudah melakukan survey, masyarakat Bangka Belitung itu tetap memilih ikan air tawar sebagai sumber protein yang dibutuhkan untuk makanan sehari-hari, tidak hanya ikan laut,” tuturnya.
Kata Faturachman, pihaknya memberikan bantuan pengering pakan mandiri agar lebih mempermudah para Pokdakan dalam membudidaya ikan air tawar.
“Kami memberikan bantuan alat pakan, bagaimana pakan itu bisa diproduksi secara mandiri, sehingga kita tidak tergantung dengan pabrikan. Tentunya bisa menekan pengeluaran Pokdakan jadi hasil yang didapatkan lebih banyak,” pungkasnya.
Faturachman juga menambahkan, Bangka Tengah juga memang dikenal penghasil air tawar terbesar di Bangka. Jadi dengan melimpahnya ikan air tawar ini bisa menjadi substitusi dari ikan laut yang kerap menjadi penyumbang inflasi.
Ke depan, lanjut Faturachman, Bank Indonesia akan terus bersinergi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), Pemerintah Daerah, dan mitra strategis lainnya dalam memperkuat inovasi-inovasi program ketahanan pangan sehingga produksi pangan lokal terus meningkat.
“Melalui program tersebut, Bank Indonesia dan TPID berharap angka inflasi tahun 2023 tetap berada dalam sasaran target nasional yaitu sebesar 3+1% dan tentunya harapan kita, dengan adanya panen ini bisa menambah pasokan pangan lokal menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024,” harap Faturachman.
Sementara Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Pinang Raya di Desar Pinang Sebatang Feriadi menyebut, dalam satu kali panen ikan air tawar bisa menghasilkan 700 kilogram hingga 1 Ton ikan air tawar. (SP)