KILASBABEL.COM – Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat prestasi yang cukup apik dalam pengendalian inflasi di tahun 2023. Bagaimana tidak, Negeri Serumpun Sebalai ini sukses mencapai sasaran inflasi pada level tiga plus minus satu persen.
Berdasarkan data BPS, gabungan dua kota di Bangka Belitung pada Desember 2023 mengalami deflasi 0,04% (mtm). Sedangkan secara tahunan Bangka Belitung mengalami inflasi 2,65% (yoy), atau lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya 3,87% (yoy).
Deflasi bulanan utamanya disumbangkan oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil -0,1031%, seperti aneka ikan laut (ikan selar, ikan kerisi, dan cumi-cumi).
“Secara tahunan, angka inflasi Bangka Belitung masih berada dalam sasaran inflasi nasional yaitu sebesar 3+1%,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Faturachman dalam keterangan resminya yang diterima, Rabu (3/1/2024).
Dia mengatakan, secara spasial, Kota Tanjungpandan mengalami deflasi bulanan 0,57% (mtm) dan merupakan angka deflasi ke-2 terdalam se-Indonesia. Deflasi tersebut bersumber dari komoditas ikan kerisi, ikan selar, dan cumi-cumi.
Sedangkan secara tahunan, kata dia, Tanjungpandan mengalami inflasi 3,80% (yoy) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 119,93, yang bersumber dari komoditas beras, angkutan udara, dan cabai merah.
“Angka inflasi tersebut lebih rendah dari bulan sebelumnya yaitu sebesar 5,89% (yoy),” tutur Faturachman.
Sementara itu, lanjut Faturachman, Kota Pangkalpinang mengalami inflasi bulanan 0,26% (mtm) yang bersumber dari kenaikan harga angkutan udara, bawang merah, dan emas perhiasan. Sedangkan secara tahunan, masih kata Faturachman, Kota Pangkalpinang mengalami inflasi 2,01% (yoy) dengan IHK 115,94, terutama bersumber dari komoditas beras, rokok kretek filter, dan cabai merah.
“Angka inflasi tahunan Kota Pangkalpinang juga lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yaitu sebesar 2,65% (yoy),” paparnya.
Menurut Faturachman, angka inflasi Kepulauan Bangka Belitung yang terjaga tidak terlepas dari berbagai upaya yang telah dilakukan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
Di sektor pangan, kata Faturachman, Bank Indonesia bersinergi dengan Pemerintah Daerah terus memperkuat inovasi program-program pengendalian inflasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Untuk mendorong keterjangkauan harga, TPID dan Bulog terus menggalakkan operasi pasar, pasar murah, Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) beras, serta sidak pasar.
“Pada bulan Desember 2023, telah dilaksanakan operasi pasar murah di kota Pangkalpinang (22/12) dan Tanjungpandan (20/12) mengantisipasi tekanan inflasi menjelang momen Natal dan Tahun Baru (Nataru). Selama tahun 2023, telah terlaksana 224 kali operasi pasar/pasar murah serta SPHP Bulog yang tersebar di 7 kabupaten/kota di Bangka Belitung,” terang Faturachman.
Lebih lanjut Faturachman menyampaikan, untuk mendukung ketersediaan pasokan pangan, Bank Indonesia bersinergi dengan Pemerintah Daerah dalam memperkuat program ketahanan pangan mandiri yang melibatkan berbagai elemen masyarakat seperti kelompok tani, Kelompok Wanita Tani (KWT), PKK, pondok pesantren, dan sebagainya.
Disamping itu, tambah dia, penguatan Kerjasama Antar Daerah (KAD) eksisting antara Bangka Belitung dengan Sumatera Selatan, Lampung, Jambi, Jawa Timur, Brebes, dan Simalungun akan dioptimalkan serta KAD dengan daerah lain akan diperluas pada 2024.
Lebih dari itu, sambung Faturachman untuk mendukung kelancaran distribusi, Bank Indonesia selama tahun 2023 turut berpartisipasi dalam memberikan fasilitas distribusi pangan. Fasilitas tersebut diberikan dalam bentuk Subsidi Ongkos Angkut (SOA) khususnya di Pulau Belitung. SOA difasilitasi untuk mendatangkan komoditas pangan andil inflasi antara lain Minyak Goreng ”Minyakita” (Sragen-Belitung Timur), daging sapi beku (Jakarta-Belitung Timur), dan distribusi hortikultura dari lahan produsen ke lokasi Operasi Pasar Murah.
“Adapun Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memanfaatkan Dana Insentif Daerah (DID) dalam memfasilitasi SOA untuk mendatangkan komoditas operasi pasar murah subsidi (beras, minyak goreng, terigu, gula pasir) ke 7 Kabupaten/Kota di Bangka Belitung,” ungkapnya.
Lebih lanjut Fatyrachman menambahkan, Bank Indonesia bersama TPID juga terus mewaspadai tekanan inflasi terutama pada beberapa jenis komoditas yang kerap muncul memberikan andil inflasi di awal tahun seperti komoditas ikan tangkap dan hortikultura.
“Namun demikian, melalui sinergi yang baik antar berbagai pihak angka inflasi Bangka Belitung tahun 2024 diharapkan tetap terjaga pada sasaran inflasi nasional 2,5+1%,” tutupnya.(bond)