Jangan Meminta-Minta Jabatan, Ini Dalilnya!

oleh -250 Dilihat
Foto : ilustrasi. (net)

KILASBABEL.COM – Musim pemilihan umum (Pemilu) biasanya banyak orang-orang yang berlomba-lomba meminta-minta jabatan. Mereka melakukan segala cara mulai dari lobi-lobi hingga menjilat tokoh tertentu supaya mendapatkan jabatan atau posisi penting.

Indonesia memasuki tahun politik pemilihan Calon Presiden dan Wakil presiden 2024 serta pemilihan calon legislatif. Tokoh-tokoh sedang berlomba-lomba merapat ke salah satu calon dengan harapan mendapatkan posisi. Bagaimana Islam memandang meminta-minta jabatan?

Ian Suherlan dalam tulisannya di buku “Membuka Pintu Rezeki” terbitan Republika mengutip suatu hadis Nabi Muhammad tentang larangan meminta-minta jabatan. Karena meminta jabatan akan menjerumuskan seseorang kepada hal-hal buruk.

Nabi Muhammad saw bersabda, “Engkau jangan melamar (meminta) jabatan (pimpinan), sebab jika diserahkan kepadamu karena permintaanmu, maka akan diserahkan kepadamu semuanya. Sebaliknya, jika jabatan itu diserahkan kepadamu tanpa permintaanmu, maka akan dibantu untuk mengatasinya.” (HR Bukhari Muslim Al Lu’lu wal Marjan, no 1197).

Hadis tersebut, kata Suherlan, merupakan peringatan Rasulullah saw kepada Abdurrahman bin Samurah agar tidak meminta-minta jabatan. Meski demikian hadis tersebut sejatinya berlaku umum yakni kepada umat Nabi bukan saja kepada Abdurrahman bin Samurah.

Menurut Suherlan ada dampak negatif dari meminta-minta jabatan berdasarkan hadis tersebut. Pertama, apabila orang tersebut mendapatkan jabatan tersebut berpeluang akan menyalahgunakan jabatannya. Dan dalam proses mendapatkan jabatan tersebut mereka akan cenderung melakukan segara cara yang mungkin dilarang oleh Allah.

Dampak negatif yang kedua adalah dia akan terbebani dengan jabatannya karena memperoleh jabatan sebab ambisi. Dan jabatan yang didapatkan dengan cara meminta-minta atau ambisi rentan akan menyalahgunakan wewenang.

Jabatan adalah sebuah amanah. Islam mewajibkan agar mereka yang mendapatkan amanah dalam suatu jabatan harus menjalankan sebaik-baiknya dan tidak menyalahgunakan wewenang. Beberapa ayat Alquran menerangkan tentang amanah.

Seperti dalam surah Al Anfal ayat 27:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَخُوْنُوا اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ وَتَخُوْنُوْٓا اَمٰنٰتِكُمْ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

Yā ayyuhal-lażīna āmanū lā takhūnullāha war-rasūla wa takhūnū amānātikum wa antum ta‘lamūn(a).

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul serta janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui.”

Tafsir ringkas kemenag menjelaskan tentang ayat tersebut. Ayat tersebut mengingatkan bahwa segala sesuatu yang berada dalam genggaman manusia adalah amanat Allah yang harus dipelihara. Maka dari jabatan yang diemban manusia hendaknya dijalankan dengan sebaik-baiknya.

 

 

Sumber : Antara.

No More Posts Available.

No more pages to load.