KILASBABEL.COM – Sya’ban adalah bulan mulia. Kemuliaan itu bertambah dengan malam nisfu Sya’ban. Sebagian ulama menyebutkan bahwa malam nisfu Sya’ban mempunyai beberapa nama.
Imam Abul Khoir at-Tholiqoni menuturkan bahwa: nama malam nisfu Sya’ban itu sebanyak 22 nama. Sayyid Alawi al Maliki dalam kitabnya Maa dzaa fii Sya’ban menjelaskan; biasanya banyaknya nama itu menunjukkan kemuliaan yang mempunyai nama.
Imam Abul Khoir At-Tholiqoni menyebutkan, di antara nama-nama atau julukan yang diberikan pada nisfu Sya’ban itu adalah:
Lailatul Mubarokah (Malam Keberkahan)
Nisfu Sya’ban dijuluki dengan nama lailatul mubarokah, yang artinya adalah malam yang penuh berkah dalam Zatnya, atau karena makna lain yang terkandung di dalamnya, juga karena pada malam itu para malaikat berdekatan dengan anak Adam.
Lailatul Qismah (Malam Pembagian)
Julukan lain nisfu Sya’ban adalah malam pembagian rezeki dan malam saat Allah SWT pada malam itu membagi segala sesuatu yang sudah dipastikan untuk diberikan kepada umat manusia.
Nama ini diambil dari kesimpulan riwayat dari Atho’ bin Yasar, ia menuturkan:
“Ketika datang malam Nisfu Sya’ban, maka bagi malaikat maut akan dituliskan nama-nama setiap orang yang akan mati di bulan Sya‘ban ke bulan Sya‘ban lagi. Sesungguhnya seseorang itu berbuat zalim, berbuat lacur, menikahi perempuan, dan menanan pepohonan, padahal namanya telah digantikan dari deretan orang hidup menjadi tertulis dalam jajaran orang-orang yang akan mati. Dan tidak ada malam yang lebih mulia setelah Lailatul Qodar selain malam Nisfu Sya‘ban.”
Dalam riwayat lain dikatakan:
“Ketika datang malam Nisfu Sya‘ban, malaikat maut diberi sebuah lembaran. Kemudian dikatakan kepadanya: “Cabutlah nyawa orang-orang yang tercantum dalam lembaran ini. Sesungguuhnya seorang hamba menanam tananam, menikahi istri-istrinya dan membangun bangunan, padahal namanya telah ditulis dalam deretan orang yang akan meninggal dunia.” Malaikat maut tidak akan menunggu apapun kecuali dia diperintahkan, lalu ia mencabut nyawanya.”
Sementara itu dijelaskan juga dalam riwayat yang lain: “Ajal hamba itu ditentukan dari Sya’ban sampai bulan Sya’ban selanjutnya, sehingga seorang laki-laki menikah dan dilahirkan anak untuknya, padahal namanya telah keluar termasuk golongan orang-orang yang meninggal.”
Dalam riwayat lainnya lagi disebutkan: “Sesungguhnya pada malam nisfu Sya’ban Allah memutuskan seluruh keputusan-Nya dan menyerahkannya kepada masing-masing petugas-Nya pada Lailatul Qadar.”
Sejumlah ulama mengatakan, penyerahan itu dilakukan pada malam ke 27 dalam bulan Ramadhan. Dari sini bisa disimpulkan bahwa malam 27 Ramadhan ketika terjadi peristiwa itu adalah bertepatan dengan Lailatul Oadar.
Lailatul Takfir (Malam Penghapusan Dosa)
Di antara nama Nisfu Sya’ban adalah malam penghapusan dosa (lailatut takfir, lailatul mukaffir), karena pada malam ini seluruh dosa selama setahun dihapuskan, sebagaimana hari Jumaat menghapuskan dosa selama seminggu dan malam lailatul Qadar menghapus dosa seumur hidup. Keterangan ini disampaikan oleh Imam as-Subki dalam kitab tafsirnya.
Baca Juga: Doa Malam Nisfu Sya’ban
Lailatul Ijabah (Malam Pengabulan Doa)
Julukan lain dari malam Nisfu Sya’ban adalah malam pengabulan permohonan. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Sahabat Abdullah bin Umar RA, ia berkata:
“Lima malam dimana doa di dalamnnya tidak akan ditolak, yaitu malam Jumat, awal malam dari bulan Rajab, malam Nisfu Sya‘ban, malam Lailatul Qodar dan malam dua hari raya.”
Lailatul Hayat (Malam Kehidupan) dan Lailatul Idil Malaikat (Malam Hari Rayanya Malaikat)
Malam nisfu Sya’ban juga disebut dengan Lailatul hayat atau malam kehidupan, dan lailatul idil malaikat atau malam hari raya malaikat. Keterangan ini disampaikan oleh Imam Abu Abdullah Thohir bin Muhammad bin Ahmad al-Haddadi dalam kitabnya ‘Uyunul Majalis.
“Sesungguhnya malaikat di langit itu memiliki dua malam hari raya sebagaimana yang dimiliki oleh orang Islam. Adapun dua hari rayanya malaikat itu adalah Lailatut Baro’ah (malam pembebasan) yaitu malam Nisfu Sya’ban dan malam Lailatul Qodar. Sedangkan hari raya manusia adalah hari Idul Fitri dan Adha. Hari rayanya malaikat itu pada malam hari, karena mereka tidak pernah tidur, jadi bagi mereka antara siang dan malam tidak ada perbedaan. Dan para manusia berhari raya pada siang hari karena waktu malam bagi mereka adalah waktu tidur agar pada malam harinya mereka bisa tidur nyenyak dan beristirahat.”
Lailatus Syafa’at (Malam Syafa’at)
Malam Nisfu Sya’ban juga disebut dengan nama Lailatus Syafaáh (Malam Syafa’at). Keterangan ini disebutkan oleh Imam Abu Mansyur Muhammad bin Abdullah al-Hakim an-Naisaburi dan beberapa ulama lain.
Lailatul Bara’ah dan Lailatus Shok (Malam Pembebasan dan Malam Sertifikasi)
Sebagian ulama pernah ditanya, mengapa malam ini dinamakan dengan malam pembebasan? Mereka menjawab: Ketika seorang pegawai menarik pajak dan sedekah kemudian ia telah menunaikan segala hak-hak yang dimiliki oleh baitul mal, maka ia akan diberi sebuah tulisan dan dinyatakan bebas. Karena ia akan terbebas dari semua tanggung jawab yang menjadi bebannya. Begitu juga dengan malam pembebasan, setiap orang akan diberikan sebuah kebebasan dan akan diucapkan kepadanya. Engkau sudah menunaikan segala hak dan engkau sudah melaksanakan semua syarat-syarat peribadatan, maka sekarang ambillah kebebasanmu dari neraka. Kemudian diucapkan kepada salah seorang, engkau telah memperingan hak-ku dan engkau tidak menjalankan syarat-syarat peribadatan, maka ambillah kebebasanmu dari Dzat yang Maha Perkasa.
Lailatul Jaizah, Lailatur Rujhan, Lailatul Ta’zhim dan Lailatul Qodar
Nama lain yang disematkan pada malam Nisfu Sya’ban adalah Lailatul Jaizah (malam penobatan), lailatul Rujhan (malam unggulan), Lailatul Ta‘zhim (malam pengagungan) dan Lailatul Qodar. Penamaan malam Nisfu Sya’ban dengan nama-nama ini itu berdasarkan keterangan Imam as-Subki dalam kitab tafsirnya.
Lailatul Ghufron (Malam Pengampunan)
Malam Nisfu Sya’ban disebut juga dengan Lailatul Ghufron atau malam pengampunan dan kemerdekaan dari neraka. Sebabnya, dosa-dosa manusia akan diberikan ampunan oleh Allah SWT dan mereka juga akan dibebaskan dari neraka, kecuali dosa syirik (menyekutukan Allah), durhaka kepada kedua orang tua, dan memutuskan tali silaturahim.
Demikianlah sejumlah julukan yang diberikan kepada malam nisfu sya’ban. Dengan berbagai keistimewaan tersebut, marilah kita memperbanyak ibadah kepada Allah SWT, seperti berzikir, membaca Al-Quran, membaca surat Yasin, shalawat atas nabi, bersedekah, dan lain sebagainya. Wallahu A’lam.
Sumber : sajada.id