KILASBABEL.COM – Pada Maret 2024, inflasi Bangka Belitung secara bulanan 0,04% (mtm) atau secara tahunan 1,80% (yoy). Angka inflasi tahunan Iebih rendah dibandingkan angka inflasi nasional yaitu sebesar 3,05% (yoy), serta Iebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 1,86% (yoy).
Angka inflasi Bangka Belitung yang merupakan gabungan 4 kota IHK yaitu Pangkalpinang, Tanjungpandan, Bangka Barat, dan Belitung Timur, juga merupakan angka inflasi terendah se- Sumatera.
“Inflasi bulanan pada periode tersebut utamanya disumbangkan oleh beras, sigaret kretek mesin, dan bawang putih. Rendahnya inflasi ini adalah hasil sinergi kuat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID),” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rommy Sariu Tamawiwy dalam keterangan resminya, Rabu (3/4/2024).
Rommy mengungkapkan bahwa secara spasial, Pangkalpinang mengalami inflasi bulanan 0,04% (mtm), terutama bersumber dari komoditas beras, ikan kembung, dan es. Secara tahunan angka inflasi
Pangkalpinang sebesar 2,24% (yoy), terutama bersumber dari komoditas beras, sigaret kretek mesin, dan cabai merah.
Kemudian dikatakan Rommy, Kabupaten Bangka Barat mengalami inflasi bulanan 0,22% (mtm), terutama bersumber dari komoditas beras, bayam, dan kangkung, sedangkan secara tahunan angka inflasi 1,78% (yoy) terutama bersumber dari komoditas beras, sawi hijau, dan sigaret kretek.
Sementara itu, lanjut Rommy, Kota Tanjungpandan mengalami deflasi bulanan -0,54% (mtm) terutama
bersumber dari ikan kerisi, ikan bulat, dan angkutan udara. Secara tahunan inflasi 1,80% (yoy) bersumber dari komoditas beras, sawi hijau, dan 519aret kretek mesin.
Selanjutnya, Rommy menambahkan, untuk Kabupaten Belitung Timur
mengalami inflasi bulanan 0,32% (mtm) terutama bersumber dari komoditas beras, ikan kerisi,
dan telur ayam, sedangkan secara inflasi 0,88% (yoy), terutama bersumber dari komoditas beras,
bawang putih, dan daging ayam ras.
“Seperti saya katakan, terkendalinya angka inflasi Bangka Belitung tidak Iepas dari upaya sinergi dan kolaborasi TPID, kementerian/Iembaga, dan seluruh elemen masyarakat di tingkat Provinsi maupun kota/kabupaten yang terus memperkuat program-program pengendalian inflasi,” ujar Rommy.
Selama tahun 2024, lebih lanjut Rommy menjelaskan, TPID se-Bangka Belitung merencanakan 82 kali operasi pasar/pasar murah di 7 kabupaten/kota di Bangka Belitung, 52 kali diantaranya dilaksanakan pada periode Ramadan dan Idul Fitri 1445H.
“Program SPHP Bulog juga terus dilakukan untuk stabilisasi harga
beras yang dalam serahun terakhir memiliki andil paling tinggi terhadap inflasi Bangka Belitung,” tutur Rommy.
Meski demikian, kata Rommy, Bank Indonesia dan Pemerintah Daerah dalam TPID terus mewaspadai
potensi tekanan inflasi ke depan khususnya menjelang Idul Fitri 1445H terutama yang bersumber dari peningkatan sisi permintaan konsumsi masyarakat.
Hal ini, lanjutnya, telah diperkuat dengan Penandatanganan Imbauan Belanja Bijak oleh Pj. Gubernur Kepulauan Bangka Belltung, Pj
Walikota Pangkalpinang, Bank Indonesia Bangka Belitung, MUl dan tokoh agama Islam, Kristen
Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu sebagaimana dituangkan pada Surat Edaran No.500/0134/IV tanggal 20 Maret 2024 tentang Belanja Bijak pada Bulan Suci Ramadan dan Menghadapi Hari Raya Idul Fitri 1445H di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Dia menyebut, terdapat 4 imbauan yang tercantum dalam surat edaran tersebut. Pertama, menerapkan pola konsumsi yang baik dengan belanja bijak. Kedua, tidak membeli barang secara berlebihan baik di pasar tradisional maupun pasar modern. Ketiga, membeli barang sesuai kebutuhan dan tidak meIakukan penimbunan dan Ke empat, meIakukan penghematan energi pada bahan bakar rumah tangga.
“MeIalui berbagai program pengendalian yang dilakukan secara sinergi dan konsisten oleh seluruh stakeholder, Bank Indonesia optimis angka inflasi Bangka Belitung pada tahun 2024 dapat tercapai sesuai sasaran target yang ditetapkan pemerintah yaitu 2,5 ± 1%,” tutup Rommy.(bond)